TUHAN ITU ALLAH YANG MAHA TAHU (1 Samuel 2:1-10)

Doa adalah unsur penting dan tak tergantikan dalam hubungan orang percaya dengan Allah. Dalam doa kita berkomunikasi dengan Allah untuk menyampaikan berbagai hal yang dialami dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang percaya kepada Tuhan. Yang dikomunikasikan kepada Allah bisa saja sebuah ungkapan syukur dan pujian, atau mungkin keluhan-keluhan dari pengalaman pahit dalam kehidupan sehari-hari. Doa sebuah curaan hati kepada Allah atas semua pengalaman hidup. Hal ini pun dilakukan Hana, Istri Elkana, seorang perempuan yang mandul. Ia datang kepada Tuhan menyampaikan keluhan dan permohonan, agar Allah memberinya seorang anak laki-laki. Allah mengabulkan doa Hana. Hana mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Samuel, karena Hana meminta dari Tuhan, dan Tuhan memberikannya (1 Sam 1:20). Oleh sebab itu, dalam doanya seperti kita baca dalam 1 Sam 2:1–10, Hana  menaikan pujian bagi Allah. Apa alasan Hana memuji Allah dalam doanya?

 

Beberapa alasan yang membuat Hana memuji Allah adalah sebagai berikut. Pertama, Hana bersyukur karena Tuhan menolongnya. Dalam ayat 1 disebutkan, “sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu”. Hana bersukacita dan bersyukur karena pertolongan Tuhan. Apa pertolongan Tuhan yang Hana alami yang membuat dia bersukacita dan bersyukur? Pertolongan itu tidak lain adalah Tuhan mengabulkan permintaannya dengan memberi seorang anak laki-laki pada hal dia perempuan mandul yang tidak mungkin mengandung dan melahirkan. Di sini kita menemukan pertolongan Tuhan itu sesuatu yang istimewa yang tidak dapat dibandingkan dengan pertolongan manusia. Kita sering mengalami pertolongan dari teman atau dari orang yang dekat dengan kita, misalnya orang menolong ambilkan air minum, kita senang dan berterima kasih karena ditolong. Padahal mengambil air minum itu bisa kita kerjakan. Berbeda dengan pertolongan Tuhan, yang dilakukan dalam hal yang tidak mungkin kita lakukan. Pertolongan Tuhan terjadi dalam hal-hal yang mustahil kita buat. Tidak ada alasan untuk kita bisa mengerjakannya, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1:37).

 

Ini pelajaran penting bagi kita orang Kristen, dan secara khusus bagi warga GKI. Ketika kita sungguh-sungguh percaya dan mempertaruhkan segenap hidup ini kepada-Nya, maka hal-hal yang tidak mungkin kita lakukan oleh pertolongan Tuhan menjadi mungkin. Maka mulai hari ini, kita harus membarui hubungan kita dengan Tuhan. Bukan hanya sekedar menjadi orang Kristen yang biasa-biasa melainkan orang Kristen yang segenap hidupnya ada dalam persekutuan dan kesatuan dengan Tuhan. Kita harus menjadi orang Kristen dan warga GKI yang ada di dalam Tuhan. Perhatikan kata-kata Hana ini, “hatiku bergembira di dalam Tuhan” (ayat 1). Bergembira di dalam Tuhan. Jadi kita harus menjadi warga GKI di dalam Tuhan, bukan bersama Tuhan. Kalau kita ada di dalam Tuhan, maka tidak ada yang mustahil dalam kehidupan kita. Perhatikan pernyataan Rasul Paulus kepada orang Kristen di Filipi, “segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Fil 4:13). Di dalam Dia, di dalam Tuhan, kita dapat menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan kita.

 

Hal kedua yang menjadi alasan mengapa Hana bersyukur dan memuji Tuhan, karena Ia mengalami bahwa Tuhan itu adalah Allah yang kudus. Perhatikan pernyataan Hana dalam doanya, “Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau, dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita” (ayat 2). Allah yang kita sembah dalam Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah yang kudus, Allah yang bebas dari kejahatan apapun. Apa sikap kita di hadapan Allah yang kudus itu? ini yang dinyatakan Hana dalam doanya. “Jangan lagi berkata sombong, jangan lagi kata-kata pongah keluar dari mulutmu” (ayat 3). Orang Kristen yang ada di dalam Tuhan tidak boleh ada padanya perilaku dan perkataan yang menyatakan kesombongan dan kepongahan atau keangkuhan. Di dalam Tuhan tidak ada tempat bagi kesombongan dan keangkuhan. Orang yang sombong dan angkuh adalah orang yang melawan Tuhan, dan Tuhan akan menghancurkan setiap orang yang melawan-Nya (ayat 10). Karena itu, kehidupan orang Kristen selalu ada dalam penilaian Tuhan sebab Tuhan itu, adalah Allah yang maha tahu. Dan inilah yang menjadi alasan ketiga, mengapa Hana memuliakan Allah. Hana sungguh mengalami bahwa Allah mengabulkan permintaannya dan memberi seorang anak laki-laki, karena Tuhan, yang kepada-Nya ia bermohon menyelidiki hatinya. Ia tidak sombomg dan angkuh di hadapan Allah yang kudus itu. Maka sebuah nasihat terungkap dalam doanya: “jangan lagi berkata sombong, janganlah kata-kata pongah keluar dari mulutmu” (ayat 3).

 

Allah Yang Maha Tahu menilik kehidupan setiap orang, maka Tuhan menentukan apa yang pantas dijalani. Dalam gaya puitis Hana mengungkapkan hal tersebut seperti ini. “Tuhan mematikan dan menghidupkan. Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, dan menaikan dari sana” (ayat 6). Menyimak pernyataan Hana ini, kita teringat apa yang terjadi dengan Yesus. Allah membuat Yesus mengalami kematian karena dosa manusia, tetapi Allah juga menghidupkan dan menaikan-Nya atau membangkitkan-Nya demi keselamatan dan kehidupan kekal bagi setiap yang percaya kepada-Nya. Kemahatahuan Allah itu tidak hanya dapat kita temui dalam diri Yesus, tetapi juga dalam kehidupan manusia pada umumnya. Perhatikan kata-kata ini: “Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang lemah dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari timbunan abu, untuk mendudukannya bersama para bangsawan, dan membuatnya memilki kursi kehormatan” (ayat 8). Ini pelajaran penting bagi orang Kristen dan secara khusus warga GKI. Allah yang kita imani di dalam Tuhan kita, Yesus Kristus, adalah Allah yang Maha Tahu, Allah senantiasa menilik kehidupan kita dan pada waktunya Allah akan berperkara dengan kehidupan kita. Hari ini kita ada dalam kekurangan, tetapi bukan tidak mungkin di hari-hari akan datang kita ada dalam hidup yang berkecukupan. Hari ini kita ada dalam kemiskinan, tetapi bisa saja pada hari-hari yang akan datang Tuhan perkenankan kita ada dalam kekayaan. Hari ini orang menghina dan menganggap kita rendah, tetapi pada hari-hari akan datang bukan tidak mungkin kita dihormati dan dimuliakan. Tetapi pertanyaan penting ialah, bagaimana sikap hidup kita di hadapan Allah yang kudus dan maha tahu, supaya kita mendapat pertolongan-Nya, seperti yang dialami Hana? Apa yang disebut Hana dalam doanya patut kita perhatikan, yaitu “jangalah lagi berkata sombong, janganlah kata-kata pongah keluar dari mulutmu” (ayat 3). Marilah kita buang kesombongan dan keangkuhan kita, yang membuat kita tidak menghargai orang lain, tidak peduli orang lain, tidak mengasihi orang lain, masa bodoh dalam persekutuan jemaat. Kesombongan dan keangkuhan adalah perlawanan terhadap Allah yang kudus dan maha tahu. Maka mulai hari ini marilah kita hidup dalam kerendahan hati, saling menghormati satu dengan yang lain, saling mengasihi satu dengan yang lain dan saling tolong menolong satu dengan yang lain. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "TUHAN ITU ALLAH YANG MAHA TAHU (1 Samuel 2:1-10)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

RANCANGAN KHOTBAH: TAHUN PEMBEBASAN (Imamat 25:1-22)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed