KEWARGAAN KITA DARI SORGA (Filipi 3:17-4:1)

Memiliki KTP Indonesia berarti identitas diri kita adalah warga negara Indonesia. Kita tinggal di wilayah NKRI. Kita wajib mengikuti ketentuan dan aturan yang berlaku dalam negara ini. Tapi kita juga punya hak sebagai warga negara. Contoh kecil kita yang punya KTP Waropen mendapatkan harga tiket bersubsidi saat naik kapal cepat. Yang bukan KTP Waropen tidak dapat menikmati hak itu. Orang - orang Filipi memiliki status sebagai warga negara Roma sebab Filipi merupakan salah satu kota yang berada di bawah kekuasaan Romawi. Orang – orang Filipi bangga memiliki kewargaan Roma sebab mereka dapat menikmati berbagai fasilitas dan mendapatkan banyak kemudahan. Mereka bangga dengan status kewargaan Roma tapi lupa dengan status rohani mereka. Karena itu dari dalam Penjara, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi. Paulus menegaskan bahwa kewargaan orang percaya adalah di dalam sorga.

 

Orang Kristen di Filipi bukan hanya memiliki kewargaan Roma tapi juga warga Kerajaan Sorga. Dalam kewargaan Roma, orang Filipi memang tinggal di Filipi tapi memandang ke Roma. Dalam kewargaan Sorga, orang percaya memang masih tinggal di dunia tapi bukan mengikuti cara hidup dunia melainkan memiliki cara hidup Sorgawi. Paulus dengan keras mengingat orang Filipi pada status mereka sebagai warga Kerajaan Sorga sebab banyak orang Kristen yang hidupnya berbalik dari Injil. Mereka hidup sebagai seteru salib Kristus. Paulus sangat sedih dengan perubahan cara hidup orang Kristen di Filipi. Di dalam penjara Paulus menangis mengingat orang – orang yang menjadi Kristen karena pemberitaan Injil oleh Paulus.  Orang – orang yang sudah dimenangkan oleh Injil tapi kemudian hidup berlawanan dengan Injil. Mereka hidup sebagai seteru Kristus yakni orang – orang yang mengaku percaya tapi mencemarkan Injil dengan cara hidup diluar Kristus. Paulus menyebutkan ciri hidup orang -orang yang menjadi seteru salib. Tuhan mereka ialah perut mereka. Mereka tidak memedulikan kehendak Tuhan, melainkan mereka mementingkan hal – hal jasmaniah. Bagi mereka, melayani kebutuhan perut lebih penting dari melayani Allah. Kemuliaan mereka adalah aib mereka. Yang mereka banggakan adalah hal-hal yang memalukan Kristus. Mereka menikmati kehidupan dalam dosa. Merasa biasa – biasa saja saat hidup dalam dosa. Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. Fokus mereka bukanlah kepada kerajaan Allah, melainkan kepada hal-hal duniawi. Oleh karena itu, kesudahan mereka adalah kebinasaan.

 

Bagi jemaat di Filipi, juga saya dan saudara saat ini, kita  diingatkan bahwa status kita adalah warga Kerajaan Surga. Marilah kita hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Surga. Kita dipanggil bukan untuk hidup demi perut. Perut adalah lambang kepuasan hidup jasmani, ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai Kerajaan Surga. Banyak orang saat ini yang beranggapan asal perut kenyang maka pikiran tenang. Hal jasmani menjadi yang terutama sehingga melupakan Tuhan yang memberi berkat itu. Yesus bersabda: “Ada tertulis, manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Memang manusia membutuhkan makan agar bisa hidup. Tapi manusia bukan hidup untuk makan. Hidup manusia sebagai warga kerajaan Sorga adalah untuk menghadirkan tanda – tanda Kerajaan Allah. Makanan memang merupakan kebutuhan pokok manusia tapi bukan kebutuhan satu – satunya. Maka carilah dahulu kerajaan Allah sebagai yang utama dalam hidup.

 

Kristus menjadi Raja di Sorga dan di bumi karena itu warga kerajaan Sorga hanya melakukan hal – hal yang menyenangkan hati Yesus beda dengan seteru salib yang hanya mencari keuntungan untuk menyenangkan diri sendiri. Seteru salib terfokus mengejar popularitas dunia tapi warga Sorgawi mengejar mahkota Sorgawi. Seteru salib memandang salib sebagai kebodohan. Warga Sorgawi memandang salib dan penderitaan untuk memuliakan Kristus. Jangan menyebut diri warga kerajaan Sorga tetapi kelakuan justru seteru salib. Ingatlah bahwa kita ini warga kerajaan sorga milikilah gaya hidup Sorgawi. Prilaku warga kerajaan Sorga tentu berbeda dengan warga duniawi. Warga kerajaan sorga pikiran, perkataan dan perbuatan tidak kompromi dengan dosa. Warga kerajaan sorga tidak bersungut – sungut saat beban hidup semakin berat atau tanggungan – tanggungan untuk pekerjaan gereja bertambah. Warga Kerajaan Sorga justru bersukacita sebab dengan demikian kita sedang terlibat dalam perkara – perkara Sorgawi. Warga kerajaan Sorga tidak cemas atau khawatir dengan keadaan dunia ini bahkan ketika banyak orang mengatakan bahwa akan terjadi resesi di tahun 2023, sebab warga Kerajaan Sorga hidupnya dipelihara oleh Tuhan. Seteru Salib pasti akan mengalami kebinasaan tapi warga kerajaan Sorga mendapat jaminan hidup kekal.

 

Paulus mengajak semua orang percaya supaya dapat meneladaninya, dalam hal penderitaannya, beriman, dan pelayanannya, terutama meneladani Yesus dalam hal pengorbananNYA, kasih dan keselamatan. Paulus menyebut jemaat di Filipi sebagai saudara, yang dirindukan, menjadi sukacita dan mahkotanya. Itu berarti keberadaan jemaat dan status sebagai warga kerajaan Sorga sangatlah bernilai. Paulus mengajak untuk teguh dalam Tuhan. GKI akan memasuki usia 66 tahun maka tetaplah giat dalam kesaksian, persekutuan dan pelayanan. Bertumbuhlan dalam iman sebagai anggota GKI Di Tanah Papua. Nyatakanlah tanda – tanda kerajaan Allah dalam kehidupan bergereja. Hiduplah sebagai warga kerajaan Sorga di dunia yang sementara dan fana ini. Amin. Tuhan memberkati. Selamat Hari Minggu. 

 

On Youtube: KEWARGAAN KITA DARI SORGA

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KEWARGAAN KITA DARI SORGA (Filipi 3:17-4:1)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed