KEPELBAGAIAN DALAM KESATUAN (Matius 12:22-37)

Kerajaan akan kuat jika bersatu. Rumah tangga akan bertahan jika sehati. Buah yang baik dihasilkan oleh pohon yang baik. Hasil yang kelihatan adalah proses dari sesuatu yang terbentuk di dalam. Perilaku dan ucapan yang baik lahir dari hati dan kehidupan yang dipenuhi Roh.  Karena itu Yesus menegaskan: “orang yang baik mengeluarkan hal – hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik, sebaliknya orang yang jahat mengeluarkan hal – hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat” (ayat 35).

 

Penegasan Yesus ini adalah pengajaran bagi orang banyak yang menyaksikan penyembuhan Yesus kepada seorang yang buta dan bisu karena kerasukan setan. Sebagaimana dalam pembacaan kita Matius 12:22-37, Yesus membebaskan orang itu dari kuasa setan yang membelenggunya. Orang banyak menjadi takjub melihat mujizat yang dilakukan Yesus tapi orang Farisi justru menuduh pekerjaan Yesus sebagai pekerjaan Beelzebul. Beelzebul adalah nama yang diberikan kepada pemimpin setan – setan dan roh – roh jahat. Beelzebul adalah penghulu setan. Orang Farisi yang seharusnya lebih tahu bahwa setan hanya dapat diusir dengan kuasa Tuhan, malah menuduh Yesus melakukan pekerjaan setan. Sesungguhnya hati orang Farisi telah terbuka bagi Iblis. Orang Farisi mengeraskan hati terhadap kuasa dan kasih Yesus. Hidup mereka dipenuhi oleh kebencian kepada Yesus. Oleh karena itu, orang Farisi tidak dapat mengalami kehadiran kuasa dan kekuatan keraajaan Allah.

 

Yesus mengecam keras cara hidup orang Farisi. Yesus menyebut orang Farisi sebagai keturunan ular beludak. Ular beludak adalah lambang bagi orang jahat yang licik, lihai, penuh tipu muslihat. Ular beludak melukiskan penolakan orang yang keras kepala terhadap Firman Tuhan. Ilustrasi pohon dan buahnya menggambarkan bagaimana perkataan dan perbuatan orang Farisi telah menyatakan diri mereka yang sesungguhnya. Hati mereka melahirkan kejahatan, perkataan mereka penuh penghujatan. Apa yang dilakukan oleh orang Farisi adalah penghujatan terhadap Roh Kudus. Dosa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Jadi janganlah bermain – main dengan pekerjaan Roh Kudus.

 

Mujizat Yesus bagi si buta dan bisu adalah perwujudan kehadiran Kerajaan Allah. Kuasa Yesus merangkul setiap orang yang tunduk pada FirmanNya untuk menjadi bagian kerajaan Allah yang menyatakan damai sejahtera, keadilan dan kebenaran di bumi. Kuasa Yesus lebih besar dan lebih hebat dari kuasa manapun termasuk Beelzebul. Tetapi setiap orang akan memilih mau hidup dalam kerajaan Allah atau Iblis? Mana yang kita pilih diukur bukan dari ucapan kita tapi dari sikap hidup setiap hari. Kemunafikan, kelicikan, kepura – puraan dalam soal iman tidak dapat ditutupi di hadapan Allah. Sebagaimana Yesus membongkar kelicikan orang Farisi maka Yesuspun mengenal hati dan kehidupan kita masing – masing. Sikap, perbuatan, perkataan dan pikiran kita menunjukan kualitas hidup kita.

 

Kita pasti tidak setuju dengan sikap orang Farisi. Tapi seringkali tanpa kita sadari, ternyata cara hidup orang Farisi adalah cara hidup kita. Kita menyebut diri suci tapi sesungguhnya ruci. Kita berlaku saleh di dalam Gereja namun bertindak salah dalam pekerjaan, pelayanan dan hidup tiap hari. Kita terlihat setia padahal “segala tipu ada”. Kita berkhotbah tentang kesatuan namun tidak sehati dalam rumah tangga maupun dalam persekutuan. Kerajaan Allah hanya menjadi merek/label baju kehidupan kita sebab kita masih berprilaku seperti keturunan ular beludak.

 

Bagian Firman Tuhan hari ini menegor cara hidup kita yang masih menunjukan cara hidup orang Farisi. Ingatlah: dari hati manusia mengalir kebaikan dan kejahatan. Jika kita telah mengetahui kebenaran Allah maka janganlah menyimpang dari kebenaran itu. Jika kita telah ditebus oleh kuasa Yesus maka tanggalkanlah cara hidup yang sia – sia. Jika kita telah diubahkan oleh kuasa Roh Kudus maka janganlah keraskan hati dengan pekerjaan Roh Kudus. Janganlah permainkan anugerah dan keselamatan Tuhan. Pohon yang mengeluarkan buah yang tidak baik pasti tidaklah berguna. Marilah menghasilkan perkataan dan perbuatan kebaikan. Renungkanlah: seberapa banyak kata dan perbuatan kita yang membangun, menghibur, menyakiti, menggunjingkan, mengejek, dan merendahkan orang lain? Mampukah kata-kata kita membuat orang lain termotivasi dan bersemangat menjalani kehidupan?

 

Bagian Firman Tuhan ini juga memberi pesan: dalam kehidupan persekutuan, kita diajak agar menghargai kepelbagaian potensi yang di berikan oleh Roh Kudus kepada kita sebagai satu kesatuan untuk membangun tubuh Kristus dan melawan kuasa setan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita terpecah-pecah oleh keinginan Iblis, tetapi kita harus menyatu dengan kuasa dan kehendak Allah agar kita dapat melawan kuasa setan. Setiap orang yang mengenal Yesus dan terhisab dalam kerajaanNya hendaklah hidup berpadanan dengan Injil-Nya. Semakin mengenal Yesus maka kita akan semakin mengalami persekutuan yang indah dengan Tuhan. Hati adalah pusat kehidupan maka jagalah hati tetap bersih dan kudus supaya hiduppun menjadi berkat bagi sesama dan untuk kemuliaan Tuhan.  Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KEPELBAGAIAN DALAM KESATUAN (Matius 12:22-37)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

DOA, SENJATA MENGHADAPI PENCOBAAN (Lukas 22:39-53)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed