MAKA PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN (Matius 2:1-12)

Maluku satu darah. Ale rasa beta rasa potong di kuku rasa di daging. Sagu salempeng bage dua deng basudara. Itu falsafah hidup orang Maluku. Hidup orang basudara. Hari ini basudara samua, katong berhimpun di perayaan Natal Yesus Kristus untuk untuk bersyukur karena Tuhan sayang katong samua. Yesus sudah lahir par katong samua. Basudara samua, dalam perayaan Natal tahun 2022 ini Tema Natal dari bagian bacaan Alkitab tadi: … “maka pulanglah mereka ke negerinya melalu jalan lain”. Ini bukan seperti bulian untuk tim yang kalah dalam perhelatan piala dunia 2022 di Qatar. Orang membuat lelucon, tema ini disematkan ke tim yang pulang dengan kekalahan, mungkin juga kekecewaan dan penyesalan. Sangat berbeda dengan orang majus sebab orang majus pulang ke negerinya dengan sebuah kemenangan, dengan sukacita dan berkat besar. Dalam sukacita perayaan Natal Yesus Kristus hari ini kita belajar dari orang majus yang mencari Yesus, berjumpa dengan Yesus, menyembah Yesus dan mempersembahkan yang terbaik bagi Yesus lalu pulang ke negerinya melalui jalan. Jika jalan pulang disebut jalan lain berarti ada jalan awal. Orang majus menempuh perjalanan dari tempat yang jauh, dari Timur ke Yerusalem lalu ke Betlehem. Ini bukan perjalanan yang mudah tapi karena tekad, karena semangat untuk menjumpai Raja yang baru dilahirkan maka para majus rela mengorbankan tenaga, waktu dan bahkan apa yang mereka punya dinegeri asal. Apa yang mereka punya di negeri asal? Sudah pasti kekayaan, ilmu dan status terhormat. Tetapi berjumpa dengan Yesus jauh lebih penting dan lebih berarti.

 

Respon Herodes terhadap kelahiran Yesus Kristus sang Raja mengingatkan kita bahwa pada dasarnya ada orang yang menolak kehadiran Kristus. Kita tidak punya kerajaan untuk diatur, tetapi punya hati dan kehidupan untuk diatur. Pertanyaannya siapa yang mengatur hidup kita? Siapa dan apa yang bertahta dihati kita sekarang? Banyak orang ingin mengatur sendiri hidupnya, ke arah yang dikehendaki sesuai keinginan hati sendiri. Keras kepala terhadap teguran Firman Tuhan. Katong bilang: “kapala batu“. Menolak kebenaran bahkan menolak Allah sendiri. Herodes pura-pura ingin menyembah Yesus, tetapi jauh di lubuk hatinya punya maksud hati yang tetap jahat. Para majus menantang kita untuk terus menerus hidup dalam pimpinan Tuhan, taat melakukan kehendak Allah. Para majus mengajak kita untuk datang dan menyembah Yesus dan menjadikannya raja atas hidup kita. Bukan lagi kita hidup semaunya, melawan Allah dan kebenarannya. Melainkan mempersembahkan hidup kita kepada Allah. Semangat hidup para majus menggambarkan kehidupan yang rela mengorbankan hidup dan miliknya kepada Yesus. Hidup yang senantiasa mencari kehendak Allah, taat kepada pimpinan Tuhan, mempersembahkan hidup sebagai persembahan yang berkenan. Ada murka diujung jalan Herodes, ada sukacita diujung jalan para Majus.

 

Para majus menempuh perjalanan hidup dengan memperhatikan petunjuk dari Tuhan. Tidak mengandalkan diri, pengetahuan diri, pengalaman tapi petunjuk Tuhan. Itu kunci mereka tiba pada tujuan hidup yakni perjumpaan dengan Yesus. Tanpa berjalan seturut petunjuk yang nyata mereka akan tersesat dan tidak tiba pada tujuan hidup yang sesungguhnya. Melihat pada petunjuk itu yang memberi pengharapan akan suatu kepastian akan masa depan.

 

Allah telah mempersembahkan yang terbaik bagi manusia dan dunia ini dengan cara merendahkan diri jadi manusia melalui kelahiran Yesus bahkan rela mengorbankan putera Tunggal-Nya Yesus mati tersalib dan bangkit untuk menebus manusia dari kebinasaan karena dosa. Panggilan bagi orang percaya adalah memberi yang terbaik: Hidup dan apa yang kita miliki selaku persembahan yang berkenan kepada Allah. “Jalan lain” itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru, menjadi manusia baru. Natal mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan

 

Seperti orang majus yang berjalan dalam kebersamaan, mereka bersama – sama menghadapi tantangan sepanjang perjalanan, bersama - sama memiliki satu komitmen untuk berjumpa dengan Yesus, bersama – sama memiliki satu hati untuk menyembah Yesus, sama – sama punya satu rasa untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan, dan sama – sama memiliki satu tekad untuk mengikuti jalan Tuhan: pulang ke negeri mereka melalui jalan lain. Maka mari Ikatan Keluarga Maluku di Kabupaten Waropen menjadi satu persekutuan orang basudara yang memancarkan kemuliaan Tuhan dalam hidup pribadi keluarga dan persekutuan. Katong bakukele sebagai gandong: saling menolong, saling menghargai, katong baku kele bukan baku kuku, bukan baku gigi, bukan baku sikut apalagi baku tumbu. Katong ini Maluku Satu darah yang menunjukan kepada dunia hidup orang basudara, ade dan kaka laeng lia laeng yang sungguh manis lawang e, satu hati satu jantong, Jang sama dengan Herode yang mulu manis, carita bae padahal hati busuk. Tuhan paleng sayang katong jadi katong samua musti baku sayang. Maluku satu darah. Ale rasa beta rasa potong dikuku rasa di daging. Sagu salempeng bage dua deng basudara. Selamat Merayakan Natal 25 Desember 2022 dan Selamat Menyongsong Tahun yang baru 1 Januari 2023. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "MAKA PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN (Matius 2:1-12)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

DOA, SENJATA MENGHADAPI PENCOBAAN (Lukas 22:39-53)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed