RANCANGAN KHOTBAH: TUHAN MENDENGAR SERUAN SETIAP ORANG (Wahyu 20:1-6)
Gagasan Utama:
KRISTUS MENANG, ORANG KUDUS MEMERINTAH DAN HARAPAN HIDUP KEKAL
Tujuan yang akan dicapai:
Menguatkan Jemaat agar setia dan berani bersaksi tentang Kristus di tengah penganiayaan – terkait konteks Kenaikan Yesus – Gereja menjadi saksi. Jemaat hidup dalam pengharapan jaminan kehidupan kekal.
Konteks saat itu:
Kitab Wahyu memiliki corak sastra yang berbeda, bukan surat, bukan nyanyian/puisi dan bukan cerita. Kitab Wahyu bercorak sastra Apokaliptik. Apokaliptik dari kata Yunani apokaluyiz (apokalupsis: penyingkapan/wahyu – kata kerjanya: apokaluptw (apokalupto): menyingkapkan atau membuka selubung. Kitab Wahtu berisi penglihatan, bahasa simbolis, metaforis yang mesti disingkapkan maknanya untuk mengerti maksudnya. Simbol – simbol dalam Kitab Wahyu sulit dimengerti secara harafiah karena terkait dengan konteks Kitab Wahyu itu sendiri. Wahyu ini ditulis untuk 7 jemaat di Asia Kecil: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia. Mengapa harus pakai simbol dan tanda? Agar tidak dimengerti oleh orang – orang lain terutama penganiaya tapi dapat dimngerti dan menguatkan orang percaya yang sedang menderita. Wahyu ini, adalah wahyu dari TUHAN. Wahyu ini diberikan kepada Yohanes, saat Yohanes di Pulau Potmos. Yohanes sendiri berada di Patmos, karena dibuang pemerintah Romawi waktu itu. Mulai dari Kaisar Nero sampai pada pemerintahan Domitian (Tahun 90-96 M). Kaisar menetapkan dirinya sebagai dewa, tuhan. Semua pembesar yang mau berbicara dengannya, menyapanya dengan tuhan. Ada kewajiban membakar kemenyaan untuk menyembah kaisar dalam kuil. Banyak pengikut Kristus menolak ini dan karenanya mereka dianiaya, dibuang dan tidak sedikit yang dibunuh. Inti wahyu adalah kesetiaan dalam penganiayaan. Pesan ini menguatkan Jemaat, bahwa mengikut Tuhan Yesus, sekali pun menghadapi ancaman bahkan sampai kematian, kepercayaan yang setia dipegang itu tetap akan membawa kepada kebahagiaan dalam kekekalan. Wahyu 20:1-6 menggambarkan kemenangan Kristus atas setan dan pemerintahan Kristus atas umat-Nya.ini adalah janji pengharapan bagi orang percaya yang setia, bahwa mereka akan mengambil bagian dalam pemerintahan kekalKristus dan tidak mengalami hukuman kekal.
Latar Belakang dalam Kaitan dengan PL:
Situasi penganiayaan sama seperti yang dialami dalam konteks Kitab Daniel – Daniel 7:22
Penjelasan Teks
Ayat 1-3: Otoritas penuh dari Tuhan; Tuhan bertindak menjawab seruan umatNya
Yohanes melihat seorang malaikat dari sorga membawa rantai besar dan kunci jurang maut. Iblis—naga, ular tua—ditangkap dan dibelenggu selama seribu tahun, agar tidak lagi menyesatkan bangsa-bangsa. Ini menunjukkan bahwa kuasa jahat ada di bawah kendali Allah. Iblis bukan lawan setara Allah. Dia dikalahkan dan dibatasi oleh otoritas Kristus. Ini sebuah penglihatan ilahi yang menakjubkan, yang mangagumkan dengan otoritas yang tdk terbatas dari Kristus yang melumpuhkan iblis melalui penggambaran kata kerja: memegang, menangkap, melemparkan, menutup, memetraikan. Iblis tidak lagi memiliki kuasa mutlak untuk menyesatkan bangsa-bangsa. Penglihatan ini membangkitkan harapan Yohanes, semua orang percaya dan gereja. Kristus, melalui salib dan kebangkitanNya serta kenaikan ke Sorga menunjukan pemerintahkan Kristus yang tak terkalahkan. Tuhan mendengar seruan umatNya. Umat Tuhan mengalami aniaya, penyesatan, bahkan kematian karena iman. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan bukan saja mendengar tapi juga bertindak
Simbol dan makna dalam ayat 1-3:
ü Malaikat yang turun dari Sorga = Sosok Ilahi pembawa kuasa: perwakilan kekuasaan Allah yang melaksanakan kehendakNya di bumi, membawa otoritas Ilahi
ü Anak kunci jurang maut dan rantai besar = alat pengendali dan pembatasan: kuasa untuk mengunci dan menahan kejahatan Iblis agar tidak bebas menyesatkan dunia.
ü Jurang maut = tempat kekacauan/kegelapan – kata Yun: abbusos: tanpa dasar - seperti gambaran awal dunia dalam Kejadian 1:2 – kegelapan, tanpa bentuk dan kosong.
ü Meterai = tanda milik atau dalam kendali Allah: jadi malaikat memeteraikan artinya berada dalam kendali kekuasaan Allah.
ü Iblis, naga, ular tua = metafora identitas dan sifat Iblis: Iblis sebagai musuh utama umat Allah – penggoda, pembohong dan sumber dosa
ü Seribu tahun = kegenapan, kelengkapan, kesempurnaan kemenangan atas Iblis: makna seribu tahun tidak hanya dimengerti dari perhitungan waktu secara manusia. Masa penggenapan janji Kudus dari Allah bagi orang percaya yang setia – terkait tema Tuhan mendengar seruan orang percaya juga Tuhan bertindak – intervensi Tuhan.
ü Waktu yang singkat = tidak selama – lama: tidak dijelaskan berapa lama, intinya penderitaan, penganiayaan tidak berlangsung selama – lamanya. Waktu penderitaan karena penyesatan iblis memang ada, tetapi waktunya jauh lebih sedikit dibandingkan waktu kemurahan Allah yang diberikan.
Ayat 4: Tuhan memulihkan mereka yang berseru kepadaNya
Yohanes melihat takhta-takhta dan orang-orang yang mati karena iman kepada Yesus. Mereka tidak menyembah binatang dan tidak menerima tandanya. Mereka hidup kembali dan memerintah bersama Kristus selama seribu tahun. Ini adalah kebangkitan dan pengakuan atas kesetiaan mereka. Bagi mereka yang rela menderita bagi Kristus, tersedia kemuliaan dan otoritas bersama-Nya. Mereka adalah orang-orang yang berseru kepada Tuhan, yang setia walau harus membayar harga yang mahal. Dan Tuhan menjawab dengan memulihkan mereka—bahkan mengangkat mereka untuk memerintah bersama-Nya.
Simbol dan makna dalam ayat 4:
ü Takhta = kedaulatan didalam pemerintahan Kristus; takhta – takhta dengan orang – orang yang duduk diatasnya menunjuk pada orang – orang yang beroleh kuasa dari Allah, kata Yunani yang dipakai adalah krima = kuasa menghakimi
ü Binatang dan patungnya = sistem dunia, pemimpin yang menyesatkan, kekuatan jahat, anti Kristus, kekuasaan dunia yang memaksakan penyembahan palsu
ü Tanda pada dahi dan tangan = simbol kesetiaan dan ketaatan (Band. PL – Ul. 6:8; 11:18 – tangan simbol perbuatan, dahi simbol pikiran atau pandangan hidup) Jadi dalam Wahyu: orang yang tidak menerima tanda pada dahi dan tangan artinya orang yang tidak tunduk pada kuasa penyembahan binatang dan patungnya – orang percaya yang tetap setia kepada Yesus meskipun harus menderita dan mati.
Ayat 5-6: Tuhan memberikan kehidupan baru bagi mereka yang percaya
Kebangkitan pertama bukan hanya tentang kehidupan setelah kematian, tetapi hidup baru dalam Kristus sekarang dan selama-lamanya. Mereka yang mengalami kebangkitan ini adalah mereka yang telah memilih untuk menyerahkan hidupnya kepada Kristus, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Mereka yang ikut dalam kebangkitan pertama disebut "berbahagia dan kudus". Mereka tidak akan mengalami kematian kedua, yaitu penghakiman kekal. Sebaliknya, mereka menjadi imam-imam bagi Allah dan Kristus, dan memerintah selama seribu tahun. Ini adalah janji keselamatan penuh—tidak hanya hidup bersama Kristus, tetapi terbebas dari murka Allah selama-lamanya.
Simbol dan makna dalam ayat 5-6:
Kebangkitan pertama dan kematian kedua (dua hasil akhir yang sangat kontras): hidup kekal dan penghakiman kekal. Jika ada kematian kedua berarti ada kematian pertama? Kematian pertama tidak disebutkan dalam teks ini tapi menunjuk pada kematian secara fisik yang dialami manusia.
Referensi lain dalam Alkitab:
Mazmur 34:17 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya
Daniel 7:22: sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan
Aplikasi:
ü Jangan lelah berseru kepada Tuhan. Mungkin jawaban Tuhan tidak datang secepat yang kita harapkan, tapi Firman Tuhan menguatkan kita bahwa Tuhan tidak tuli terhadap seruan umat-Nya. Tuhan bukan sekedar mendengar tapi juga bertindak. Saat kita mengalami tekanan karena iman: ditolak, diabaikan, atau menderita dalam mengikut Tuhan dan melayani Tuhan, percayalah setiap tetesan air matamu Tuhan tahu. Jadilah tetaplah setia karena deritamu belum sebanding dengan apa yang dialami Kristus.
ü Percayalah pada waktu Tuhan. Seperti Tuhan menahan Iblis selama seribu tahun, ada masa di mana Tuhan berkata, “Cukup!” atas semua penderitaan. Waktu Tuhan adalah waktu yang paling sempurna.
ü Tetap setia walau dunia menolak. Mereka yang tidak menyembah binatang, yang tetap teguh dalam iman, adalah mereka yang dimuliakan. Sering kali kita merasa Iblis menang—ketika kejahatan merajalela, ketidakadilan berlangsung lama, dan kita sendiri merasa kalah. Tapi Firman Tuhan mengingatkan kita: Tuhan bertindak dalam waktu-Nya, dan ketika Dia bertindak, tidak ada satu kuasa pun yang bisa menahan-Nya. Hari ini mungkin kita dicemooh, tapi esok kita akan memerintah bersama-Nya.
ü Serukan nama Tuhan hari ini juga. Tidak peduli seberapa dalam seseorang jatuh, seberapa berat dosanya di masa lalu—jika ia berseru kepada Tuhan dengan hati yang hancur, Tuhan akan menjawab. Tuhan akan memberikan hidup yang baru. Apapun bebanmu, dosa, kesalahan, atau rasa putus asa—panggillah nama-Nya. Tuhan mendengar dan akan menjawab. Tidak ada doa yang sia-sia jika disampaikan dalam iman.
Penutup:
Tuhan selalu mendengar seruan setiap orang—seruan keadilan, seruan kesetiaan, dan seruan pertobatan. Tuhan tidak pernah lalai. Dia melihat, Dia peduli, dan Dia bertindak. Maka apa pun kondisi kita hari ini, marilah kita datang kepada Tuhan, brserulah kepada-Nya karena Tuhan mendengar, dan Ia akan menjawab—dengan kasih, dengan kuasa, dan dengan kemenangan. Amin.
Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: TUHAN MENDENGAR SERUAN SETIAP ORANG (Wahyu 20:1-6)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.