KEBENARAN YANG SEJATI (Filipi 3:1-16)
Asuransi jiwa memberikan perlindungan finansial bagi keluarga dan diri sendiri yaitu menjadi penjamin jika terjadi kematian. Manusia seringkali merasa sudah aman hidupnya jika ada asuransi kesehatan, asuransi jiwa, sejumlah uang, jabatan dan karir yang mantap, oooh hidup baik-baik saja? Tetapi apakah semua itu cukup Saudaraku? Tidak. Asuransi jiwa tidak dapat menjamin keselamatan jiwa. Keselamatan jiwa hanya diperoleh di dalam Yesus sang kebenaran sejati. Tema kita saat ini: Kebenaran yang sejati. Apa itu kebenaran? Istilah kebenaran dalam Filipi 3 dari kata Yunani: Diakaiosunen, artinya bagaimana manusia menjadi benar dihadapan Allah? Bagaimana manusia berkenan kepada Allah. Jadi bukan kebenaran dalam pengertian benar sesuai fakta yang sebenarnya atau sesuai hukum. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran dalam relasi manusia dengan Allah. Paulus menegaskan dalam bacaan kita ini bahwa kebenaran yang sejati hanya didalam Yesus.
Surat Filipi ditulis Paulus ketika sedang berada dalam penjara. Dari dalam penjara Paulus tetap memberitakan Injil. Penjara sekalipun tidak membelenggu Paulus dalam panggilan pelayanan. Paulus memulai bagian ini dengan seruan: “Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan.” Sukacita yang dimaksud bukan tergantung pada situasi atau keadaan dunia, tapi karena relasi dengan Tuhan. Lalu ada peringatan keras: “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, terhadap pekerja-pekerja yang jahat, terhadap penyunat-penyunat palsu!”. Yang dimaksud adalah penyesat/orang-orang yang mengajarkan bahwa untuk diselamatkan, seseorang harus mematuhi hukum Taurat, termasuk sunat, sebagai syarat keselamatan. Ini adalah kebenaran palsu. Kebenaran sejati tidak berasal dari upaya manusia, melainkan dari hubungan dengan Allah melalui Roh dan pengenalan akan Kristus (ayat 3) Paulus memiliki kebenaran lahiriah bahkan lebih dari apa yang disangka orang. Kebenaran lahiriah pada diri Paulus: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, suku Benyamin, orang Ibrani asli, hidup menurut hukum Taurat sebagai orang Farisi, dan begitu bersemangat sampai ia menganiaya jemaat. Tetapi semua yang dahulu Paulus banggakan kini tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus. Paulus menyatakan, “malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.” Kata “pengenalan” di sini bukan sekadar tahu secara intelektual, tetapi memiliki relasi yang intim dan pribadi. Jadi Paulus menegaskan bahwa kebenaran sejati bukan diperoleh dari hukum Taurat (ayat 9), tetapi “kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus. Kita dibenarkan bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena apa yang Kristus sudah lakukan bagi kita dalam kematian dan kebangkitanNya. Itulah yang mendorong kerinduan Paulus untuk mengenal kuasa kebangkitan Kristus dan mengambil bagian dalam penderitaan-Nya. Yesus sang kebenaran sejati menyelamatkan dan juga mengubah kehidupan manusia. Paulus yang sebelum percaya diri karena punya semua hal diubahkan menjadi percaya penuh kepada Tuhan. Hidup Paulus ibarat seorang pelari yang melupakan apa yang di belakang dan fokus kepada Yesus, sebab ia sudah ditangkap oleh Yesus. Paulus ma uterus mengejar Kristus, setia pada panggilan surgawi, berproses dan bertumbuh dalam Yesus.
Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorangpun datang kepada Bapa, kalau tidak melalui aku. Masihkah kita menaruh harapan kehidupan kita pada hal – hal yang kita miliki atau pada hal – hal lahiriah yang kita pikir dapat menjamin hidup kita tetapi sesungguhnya hanya semu semata? Apakah kita sungguh – sungguh menjadikan Yesus sebagai pusat dan tujuan hidup kita? Ataukah masih ada hal – hal duniawi yang menggoda dan menggiurkan kita lalu membawa kita tersesat dan jauh dari Yesus? Adakah kita masih terjebak pada dosa – dosa masa lalu dan terus menerus berputar dalam belenggu kehidupan? Banyak orang mencari kebenaran dalam praktek – praktek keagamaan, dalam perbuatan baik, dalam gelar, harta, atau status sosial. Tapi ingatlah pesan penting untuk kita bahwa kebenaran yang sejati tidak datang dari diri kita sendiri atau dari dunia ini, tetapi hanya ditemukan di dalam Kristus. Marilah kita percaya kepada Yesus sebagai kebenaran sejati dan jalan kehidupan kita. Percayalah dan alami kuasa kehadiran Yesus dalam kehidupan kita setiap hari yaitu kuasa yang mengalahkan dosa, memberi pengharapan dalam hidup dan terus bertumbuh dalam kebenaran itu. Kebenaran yang sejati hanya ditemukan dalam pribadi Yesus Kristus—melalui pengenalan akan Dia, hidup dalam kuasa kebangkitan-Nya, dan mengikuti jejak penderitaan-Nya. Yang terpenting bukanlah siapa kita di hadapan manusia, tetapi siapa kita di hadapan Allah. Dan di dalam Kristus, kita telah dibenarkan, dikasihi, dan dipanggil untuk hidup baru. Teruslah move on bersama Yesus dan memberi dampak bagi dunia untuk kemuliaan Tuhan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KEBENARAN YANG SEJATI (Filipi 3:1-16)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.