SETIAP PERAN DALAM KELUARGA MENJADI ALAT BERKAT (Titus 2:1-10)

Kita mempunyai dua tangan dan masing – masing memiliki 5 jari. Ada jempol, jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Suatu ketika, lima jari ini saling berdebat untuk menunjukan kehebatan masing – masing. Setiap jari berpendapat bahwa dialah yang paling penting. Jari jempol memulai argumennya: “Saya ini yang disebut ibu jari. Sayalah yang paling penting.  Saya adalah simbol universal kemenangan. Saat semua hal baik pasti akan tunjuk jempol”. Jari telunjuk tidak tinggal diam: “Saya yang penting untuk menunjuk ke objek apapun. Pembicara-pembicara hebat menggunakan saya untuk mengekspresikan ide-ide tegas. Saya dipakai untuk menunjukkan tentang hal yang pertama dan yang terbaik. Saya digunakan untuk mengajar dan mengingatkan orang tentang hal-hal yang penting. Sayalah yang paling penting”. Lalu jari tengah pun menegaskan: “Tapi yang terpanjang di antara kita adalah saya. Saya yang menjadi pemimpin di sini, kalian ibarat para pengawal di samping saya. Sayalah yang paling hebat”. Jari manis tidak mau ketinggalan: “Sayalah simbol cinta. Saya dihiasi dengan cincin emas dan semua momen terbesar dan paling berkesan dalam hidup seseorang. Saya bersinar di antara kalian seperti seorang raja mengenakan mahkota emas." Jari kelingking tidak mau tinggal diam: “Saya memang yang paling kecil, tapi ketika orang memberi hormat maka saya yang paing depan memimpin kalian semua. saya yang paling penting”. Setiap jari merasa dirinya penting, tapi bagaimana jadinya kalo jari – jari kita ini hanya kelingking saja atau hanya jempol saja? Pada akhirnya jari – jari itu menyadari bahwa mereka sama pentingnya, ketika jari – jari bekerja sama dan bertindak selaras maka mereka dapat mengoperasikan peralatan, menulis novel dan artikel, membuat karya seni yang sangat indah, memainkan alat musik, memasak menu lezat, semua sama pentingnya dan dipakai sebagai alat berkat.

 

Tema kita saat ini adalah: Setiap peran dalam keluarga menjadi alat berkat. Paulus mengirim surat kepada Titus sebagai sebuah surat penggembalaan. Titus melayani di Pulau Kreta. Di Kreta banyak orang hidup tidak tertib. Karena itu Titus dan orang – orang Kristen harus hidup dalam teladan iman. Titus harus menyampaikan ajaran yang sehat, yang benar, ajaran tentang Kristus. Surat ini berisi nasihat dan petunjuk bagaimana orang percaya hidup sebagai teladan dalam relasi dengan sesama. Apa saja nasihat pada perikop bacaan kita saat ini? Pertama, orang laki-laki yang tua, umumnya menunjuk pada usia yang lanjut atau tidak muda lagi, berpengalaman dan disegani, memiliki kehidupan rohani yang stabil:  Sehat dalam Iman, kasih dan ketekunan. Perempuan-perempuan yang tua, menunjuk pada perempuan-perempuan yang lanjut umur dan memiliki banyak pengalaman hidup. Mereka harus hidup sebagai orang-orang beribadah: hidup yang pantas dan layak seperti orang-orang kudus atau saleh, menjaga kelakuan yang baik. Jangan memfitnah: jangan menjelek-jelekkan sesama, mencemarkan nama baik seseorang, penabur perselisihan, penghasut. Jangan jadi hamba anggur. Cakap mengajar hal baik dan dapat menjadi teladan pengajaran iman yang baik dan benar terutama kepada perempuan-perempuan yang muda. Perempuan yang muda: Mengasihi suami dan anak-anak artinya memberi perhatian penuh pada suami dan anak-anak, memberi cinta kasih yang tulus apa pun keadaannya. Hidup bijaksana: dapat membedakan mana yang baik atau tidak baik untuk dilakukan. Arif dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga. Suci artinya tetap menjaga kekudusan diri sendiri dan keluarga. Rajin mengatur rumah tangga yakni menata secara rutin apa yang harus dikerjakan di rumah. Baik hati: murah hati, manis dan sopan. Taat pada suami: menghormati suami sebagai kepala keluarga. Ketiga, orang muda dinasihati; mereka harus menguasai diri dalam segala hal yaitu mampu menolak tawaran dan godaan duniawi dan mempertahankan identitas diri sebagai orang percaya dipertahankan apa pun situasi yang dihadapi. Keempat hamba-hamba, dinasihati agar taat kepada tuannya dalam segala hal, jangan membantah, jangan curang, selalu tulus dan setia maksudnya harus memiliki sikap hidup yang benar-benar mengabdi dan melayani serta, tidak berpura-pura. 

Dalam bacaan ini Paulus mengingatkan Titus tentang mengajarkan ajaran yang sehat, doktrin yang benar. Ajaran yang sehat adalah ajaran yang membentuk karakter seseorang dalam berprilaku baik dalam masyarakat.    Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, dan ketika mereka menjalankan peran mereka dengan baik sesuai dengan ajaran Kristus, keluarga dapat menjadi alat berkat bagi satu sama lain dan bagi masyarakat sekitar. Hidup yang menyatakan nilai – nilai Kristiani. Kekristenan bukan hanya sebuah ajaran ketuhanan (teologi).  Kekristenan adalah sebuah nilai hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan nyata, di tengah masyarakat. Karena itu seperti setiap jari pada tangan marilah masing – masing kita menyadari bahwa kita sekalian penting dan karena itu kita memberi diri di pakai sebagai alat berkat. Kita punya peran yang berbeda tapi setiap peran kita adalah untuk menjadi alat berkat. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati. Amin.  

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "SETIAP PERAN DALAM KELUARGA MENJADI ALAT BERKAT (Titus 2:1-10)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

TATA IBADAH GKI DI TANAH PAPUA (Materi Pembinaan Majelis Jemaat)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed