ALLAH MENGHUKUM MANUSIA (Kejadian 7:1-24)


Ketika disuatu tempat terjadi bencana alam karena kekuatan alam yang menggoncang seperti gempa bumi, tsunami, angin putting beliung, letusan gunung berapi atau banjir bandang, kita melihat bahwa manusia tidak berdaya menghadapi kekuatan bencana itu. Kehilangan banyak nyawa maupun kehilangan harta benda. Bencana terjadi 1 atau 2 hari saja tetapi dapat membuat bangunan – bangunan sebuah kampung atau sebuah kota yang sebelumnya tertata baik menjadi hancur porak poranda, tersapu habis dan tidak lagi tertata. Itu hanya bencana di suatu tempat selama 1 atau 2 hari yang dapat kita ikuti di berita-berita. Apalagi bencana yang meliputi seluruh bumi, air bah yang terjadi selama 150 hari (3 bulan) karena hujan yang terjadi selama 40 hari (1 bulan lebih). Ayat 21 katakan : “matilah segala yang hidup. Allah menghapus segala yang ada dimuka bumi”.  

Bacaan kita berbicara tentang sebuah peristiwa Allah menghukum manusia dengan air bah dan itu benar – benar terjadi di zaman Nuh. Hujan selama 40 hari, Tuhan membuka tingkap – tingkap langit untuk menurunkan hujan dan theom atau "samudera raya" dilepaskan sehingga Air bah yang terjadi pada zaman Nuh lebih dahsyat dan lebih hebat dari banjir bandang maupun tsunami.

Kisah air bah ini berbicara mengenai hukuman dan keselamatan. Air bah membinasakan semua yang hidup yang berada di luar  bahtera  tetapi air bah sekaligus memberikan kesempatan baru untuk manusia yang hidup bergaul dengan Allah. Tangan Allah menghukum dengan  membelah samudera raya dan membuka tingkap-tingkap langit yang mendatangkan air Bah. Tetapi tangan Allah juga terulur dengan kasih untuk menutup pintu bahtera dan untuk menyelamatkan Nuh dan seisi keluarganya serta berbagai jenis hewan di dalam bahtera itu. Bahtera Nuh menjadi simbol pemeliharaan dan kasih Tuhan yang tetap dinyatakan bagi orang – orang yang berkenan dihadapan Tuhan.

Hidup Nuh berbeda dari orang-orang sezamannya.  Di saat orang-orang hidup dalam kejahatan dan tidak taat. Nuh tidak ikut arus zaman itu. Nuh tetap hidup dalam kebenaran di tengah – tengah angkatan yang jahat. Alkitab menyimpulkan bahwa  "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah."  (Kejadian 6:9b).  

Bagaimanakah kehidupan orang yang bergaul dengan Allah? Pertama, Nuh mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan. Hanya Nuh saja yang didapati Tuhan hidup benar di hadapan-Nya di antara orang-orang sezamannya. Kedua, Nuh tetap mempertahankan IMAN (Kepercayaan) kepada Tuhan. Nuh mendengar dan menaati perintah Tuhan. Ketika ia diperintahkan untuk membuat bahtera. Nuh melakukan semuanya tepat seperti yang Tuhan perintahkan (kejadian 5:22). Walaupun perintah membuat Bahtera terlihat tidak masuk akal. Nuh memilih percaya dan taat.

Setelah bahtera selesai dibuat, Nuh diperintahkan lagi untuk membawa seisi keluarga dan berbagai jenis hewan untuk masuk ke dalam bahtera padahal belum ada tanda-tanda air bah akan datang, namun Nuh taat melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya (Kej. 7:5). Karena Nuh percaya pada setiap perkataan Tuhan. Jelaslah bahwa Nuh memiliki iman yang luar biasa kepada Tuhan.

Ketiga, Nuh tetap mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan. Setelah Nuh menaati perintah TUHAN masuk ke dalam bahtera beserta dengan semua binatang, tanda-tanda air bah akan datang masih belum terjadi.  Tujuh hari kemudian barulah air bah mulai datang (Kejadian 7:10). Nuh setia dan sabar menanti apa yang Tuhan lakukan. Nuh setia hidup dalam janji Tuhan sampai air bah benar – benar kering. Usia Nuh 950 tahun adalah usia yang diisi dengan bergaul dengan Tuhan.

Jadi tanda orang yang bergaul dengan Tuhan adalah Mencintai Tuhan dan Firmannya, taat dan setia pada perintah Tuhan, memelihara iman dan selalu melibatkan Tuhan dalam apa pun juga yang dilakukan. Kesetiaan Nuh menjadi berkat untuk seisi keluarganya. Itu berarti Nuh tidak mencari selamatnya sendiri tapi Nuh menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga dan sebagai imam di tengah kehidupan keluarganya. Keluarga Nuh menjadi alat yang dipakai Tuhan untuk memulihkan manusia dan bumi sesudah air bah.


Menolak kasih karunia berarti malapetaka, menyambut dan merespons kasih karunia berarti menerima keselamatan. Saya dan saudara – saudara sekalian sesungguhnya telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kita menerima keselamatan secara gratis. Karena itu Marilah kita bergaul dengan Allah, tinggal di dalam Yesus ibarat Nuh  dan seisi keluarganya yang masuk ke dalam bahtera pemeliharaan Tuhan. Hari ini kita diingatkan agar jangan menyia – nyiakan waktu anugerah Tuhan bagi kita karena waktu Tuhan, Kairos Tuhan tak dapat kita ramal. Tuhan memiliki hak atas hidup. Kapan saja Tuhan berhak mengambil yang hidup itu. Bila di zaman Nuh Tuhan menghapus semua yang hidup melalui hukuman air bah maka Tuhanpun dapat mengambil kehidupan kita dengan cara apapun. Bencana, sakit penyakit atau kecelakaan dapat menjadi pintu kematian. Janganlah sia – siakan waktu dan hidup yang Tuhan beri.

Marilah kita hidup sebagai anak – anak Allah yang hidup benar meskipun dunia ini jahat. Kita dituntut untuk berani melawan arus dunia ini yaitu hidup berbeda dari orang-orang dunia meski ada harga yang harus di bayar.  Mungkin kita akan dicemooh, dipandang sebelah mata, dibenci atau bahkan akan dikucilkan. Milikilah pola hidup bergaul dengan Tuhan dan libatkanlah Tuhan dalam segala sesuatu yang akan kita lakukan. 

Sebuah syair lagu Ebiet G. Ade berbunyi : Anugerah dan bencana adalah kehendakNya. Kita mesti tabah menjalani. Singkirkan debu yang masih melekat. Dalam hidup ini kita di tegur agar kita sadar bahwa Tuhan ada di atas segalanya. Kita mesti banyak berbenah dan menyadari bahwa kita tidak dapat bersembunyi di manapun kecuali kembali kepada Allah, bertobat dan hidup bergaul dengan Allah. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "ALLAH MENGHUKUM MANUSIA (Kejadian 7:1-24)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

KEBANGKITAN KRISTUS PENGHARAPAN DUNIA (Lukas 24:36-49)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed