TUHAN MENDENGAR SERUAN SETIAP ORANG (Wahyu 20:1-6)
Hari ini kita sudah berada di tanggal 1 Juni, bulan ke 6, hampir setengah perjalanan tahun 2025 kita jalani dalam penyertaan Tuhan. Apapun keadaan kita hari ini, seberat apapun pergumulan yang sedang kita hadapi, bisa jadi kita sudah merasa lelah dengan semua rutinitas dan tuntutan kehidupan. Tapi ingatlah kita punya Allah yang mengerti, Allah yang peduli segala persoalan yang kita hadapi. Allah yang mengasihi kita, Allah yang mendengar seruan kita. Tema kita: Tuhan mendengar seruan setiap orang.
Saudaraku, saat kita membaca Kitab Wahyu kita menemukan banyak simbol: angka, warna, hewan, benda. Semua simbol itu sulit kita mengerti tapi simbol - simbol itu dimengerti oleh tujuh jemaat di Asia kecil yang menjadi alamat penulisan kitab ini juga orang Kristen masa itu yang membaca kitab Wahyu. Sekarang juga, setiap generasi punya bahasa simbol dan istilah yang hanya dimengerti oleh orang - orang yang satu generasi. Ada kisah di generasi saya; seorang teman sudah bergaya rapih dan necis, neneknya bertanya: “eh cucu ko rapih ini mo ke mana? Stop bajalan - bajalan sudah”. Cucu jawab: “Nene sa mau pergi cek mangga”. Langsung nene respons: “cucu nene kasih uang ko beli untuk nene lagi e”. Padahal mangga itu sebutan untuk perempuan/pacar. Cucu senang karena nene tidak mengerti, si cucu tidak dimarahi lagi, malah mendapat uang untuk kencan dengan pacar. Kitab Wahyu juga memakai simbol yang maknanya hanya dimengerti oleh orang – orang Kristen masa itu. Kenapa pakai simbol? Karena jemaat sedang berada dalam penganiayaan. Kaisar Nero juga Kaisar Domitianus di tahun 90-96 M, mereka menjadikan dirinya Tuhan. Orang – orang Kristen dipaksa menyembah Kaisar dan patungnya. Orang – orang Kristen dibunuh, disiksa, dibakar hidup – hidup, menjadi tontonan saat dicabik - cabik dan dimakan binatang buas. Di tengah penderitaan itu umat Kristen harus tetap setia dan kuat. Firman Tuhan mesti terus diberitakan tetapi dengan memakai simbol-simbol supaya tidak dimengerti oleh penganiaya.
Wahyu 20:1-6 dalam penglihatannya, Yohanes melihat seorang malaikat: utusan Allah, mewakili otoritas Allah dari sorga. Ia membawa rantai besar dan anak kunci jurang maut sebagai simbol alat pengendali dari Tuhan. Lalu si Iblis, Satan yang berwujud naga, ular tua, ini simbol dari kuasa kejahatan, kegelapan, disebutkan malaikat itu memegang, menangkap, melemparkan, menutup, memetraikan, mengunci dalam jurang maut— langsung Iblis mati kutuk. Ini menunjukkan bahwa kuasa jahat ada di bawah kendali Allah. Iblis, penguasa yang anti Kristus tidak lagi memiliki kuasa untuk menyesatkan. Penglihatan ini memberi harapan Yohanes yang sedang dibuang di Patmos dan semua orang percaya di masa Wahyu yang sedang menderita penganiayaan bahwa Tuhan itu Allah yang mengerti dan peduli. Tuhan mendengar seruan umatNya bukan sekedar mendengar tapi Tuhan juga langsung turun tangan. Tuhan bertindak melumpuhkan kuasa kejahatan. Ada waktu yang singkat Iblis itu dilepaskan, tapi waktu itu singkat saja dibandingkan dengan kemurahan Allah dan penyertaan Allah yang tak terbatas waktunya.
Tuhan bukan saja mendengar dan bertindak tapi Tuhan juga memulihkan orang – orang percaya bahkan memberikan kehidupan baru, hidup kekal. Orang percaya beroleh kuasa untuk menyatakan kerajaan Allah itu. Orang percaya yang disimbolkan dengan takhta – takhta dengan orang – orang yang duduk diatasnya adalah orang – orang yang setia, yang tidak menyembah binatang dan patungnya. Binatang dan patungnya adalah simbol dari penguasa yang anti Kristus. Orang – orang percaya yang tidak menerima tanda di dahi dan tangan, yaitu tidak tunduk pada kuasa penyembahan binatang. Mereka hanya percaya dan setia kepada Yesus walaupun harus menderita dan mati. Mereka akan beroleh kebangkitan pertama dan tidak mengalami kematian kedua. Kebangkitan pertama dan kematian kedua adalah simbol dari dua hasil akhir yang sangat kontras: hidup kekal dan penghakiman kekal. Orang yang setia kepada Yesus akan mengalami hidup kekal dan beroleh kuasa Allah dalam masa 1000 tahun. 1000 tahun adalah simbol dari masa penggenapan jadi bukan 1000 tahun dalam perhitungan manusia. Jadi saudaraku Kita punya Allah yang dahsyat.
Yesus Tuhan kita yang sudah naik ke Sorga itu, Ia Raja di atas segala Raja. Ia Tuhan yang pegang kendali atas segala sesuatu. KuasaNya tak terkalahkan. Maka jangan lelah berseru kepada Tuhan. Mungkin jawaban Tuhan tidak datang secepat yang kita harapkan, tapi Firman Tuhan menguatkan kita bahwa Tuhan tidak tuli terhadap seruan umat-Nya. Tuhan bukan sekedar mendengar tapi juga bertindak. Saat kita mengalami tekanan karena iman, gumul dalam keluarga, melayani Tuhan dengan banyak tantangan, tetaplah setia; percayalah setiap tetesan air matamu Tuhan tahu. Tuhan selalu mendengar seruan setiap orang percaya—seruan dalam ketidakadilan, seruan kesetiaan, dan seruan pertobatan. Tuhan tidak pernah lalai. Dia melihat, Dia peduli, dan Dia bertindak. Maka apa pun kondisi kita hari ini, marilah kita datang kepada Tuhan, berseru dan berserah pada Yesus. Percayalah Dia sanggup menolongmu. Tuhan mendengar, dan Ia akan menjawab—dengan kasih, dengan kuasa, dan dengan kemenangan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "TUHAN MENDENGAR SERUAN SETIAP ORANG (Wahyu 20:1-6)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.