MENGUCAP SYUKUR DALAM DUKACITA (I Tesalonika 5:16-18)

Hari ini kita berkumpul dalam suasana hati yang masih menyimpan duka, karena seorang isteri, ibu, saudari, sahabat — telah kembali ke rumah Bapa di surga. Namun, dalam kedukaan itu, kita juga belajar untuk mengucap syukur. Mengapa? Karena hidup orang percaya tidak hanya diukur dari berapa lama kita hidup, tetapi seberapa kita mengenal, mengasihi, dan melayani Tuhan dalam hidup kita.

1. Dukacita Adalah Bagian dari Hidup

Tidak ada yang siap kehilangan orang yang dikasihinya. Dukacita karena ditinggal orang yang kita cintai adalah rasa yang dalam dan manusiawi. Bahkan Yesus pun menangis ketika sahabat-Nya, Lazarus, meninggal (Yohanes 11:35). Jadi, menangis bukan berarti kita tidak beriman. Dukacita adalah bagian dari kasih. Namun, sebagai orang percaya, kita tidak berdukacita seperti orang yang tidak memiliki pengharapan (1 Tesalonika 4:13). Kita percaya bahwa isteri kita yang tercinta, yang telah berjuang melawan penyakit dengan iman dan ketabahan, kini telah beristirahat dalam damai Tuhan. Tubuhnya memang telah lelah, tetapi rohnya kini telah disambut dalam pelukan kasih Allah.

2. Mengucap Syukur dalam Segala Hal

Ayat bacaan kita berkata, "Mengucap syukurlah dalam segala hal." Tidak mudah mengucap syukur di tengah kehilangan. Tetapi ayat ini tidak berkata: "Mengucap syukurlah untuk segala hal," melainkan "dalam segala hal." Artinya, bahkan dalam dukacita, dalam kehilangan, dalam penderitaan, kita masih bisa menemukan alasan untuk bersyukur.

Kita bersyukur karena: Tuhan telah memberikan seorang isteri yang penuh kasih, setia, dan kuat dalam imannya. Kita pernah merasakan kasih dan kehadirannya dalam hidup ini. Ia telah menyelesaikan pertandingan yang baik dan menjaga iman sampai akhir (2 Timotius 4:7). Di tengah sakitnya, ia tidak menyerah, melainkan tetap berharap kepada Tuhan. Banyak orang telah dikuatkan dan diberkati oleh kesaksiannya.

3. Kasih Tuhan Tidak Pernah Berhenti

Sering kali dalam kehilangan, kita bertanya: "Tuhan, mengapa Engkau biarkan ini terjadi?" Itu adalah pertanyaan yang jujur. Tapi hari ini, mari kita ingat bahwa kasih Tuhan tidak diukur dari seberapa banyak hal baik yang kita alami. Kasih Tuhan adalah kasih yang kekal, yang tidak tergantung situasi. Mazmur 34:19 berkata, “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Dalam dukacita ini, Tuhan tidak jauh. Justru Ia lebih dekat dari yang kita bayangkan. Ia memeluk, menghibur, dan menopang kita satu hari demi satu hari.

4. Hidup Harus Terus Berjalan dengan Iman

Kehilangan bukanlah akhir. Ini adalah panggilan baru untuk melanjutkan hidup — bukan dengan kepahitan, tetapi dengan pengharapan. Mengapa? Karena suatu hari nanti, kita akan bertemu kembali. Kematian bukanlah perpisahan selamanya bagi orang percaya, tetapi hanya sementara. Kini, kita diingatkan untuk hidup lebih sungguh bagi Tuhan. Mengisi hari-hari yang ada dengan kasih, pengampunan, pelayanan, dan kesaksian. Biarlah hidup kita menjadi warisan iman dari orang yang telah pergi mendahului kita. Hari ini mungkin air mata masih mengalir. Tapi di balik air mata itu, ada syukur. Syukur karena kita pernah memiliki, bukan hanya kehilangan. Syukur karena Tuhan memelihara kita dalam setiap musim hidup, termasuk musim duka. Mari kita terus hidup dalam iman, tetap bersyukur, dan terus berjalan bersama Tuhan. Sebab kasih-Nya tidak pernah gagal. Dan suatu hari nanti, kita akan melihat kembali orang yang kita kasihi — di tempat di mana tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi sakit, dan tidak ada lagi perpisahan. Hanya sukacita kekal bersama Tuhan. Amin.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "MENGUCAP SYUKUR DALAM DUKACITA (I Tesalonika 5:16-18)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

MENJADI BERKAT SEPANJANG HIDUP (Mazmur 92:13-15)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed