MENJADI BERKAT SEPANJANG HIDUP (Mazmur 92:13-15)
Kita bersama-sama berkumpul dalam ibadah pengucapan syukur atas dua momen besar dalam hidup seorang bapak yang kekasih kita yang merayakan ulang tahun ke-60 dan menerima SK purna tugas sebagai seorang guru. Dua tonggak ini bukan sekadar angka dan surat keputusan. Keduanya adalah jejak nyata dari kasih dan penyertaan Tuhan selama enam dekade kehidupan dan masa pengabdian yang panjang dan mulia dalam dunia pendidikan selama kurang lebih 30 tahun. Momen seperti ini bukan sekadar untuk dikenang, tetapi lebih dari itu, untuk direnungkan. Apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita semua hari ini, terutama kepada yang merayakan, melalui Firman-Nya?
I. Tuhan Memelihara dan Menyertai Sepanjang Perjalanan
Mazmur 92 menggambarkan hidup orang benar seperti pohon yang ditanam di rumah Tuhan, bertunas dan bertumbuh dengan subur. Ini berbicara tentang hidup yang dijalani dalam hubungan dengan Tuhan; bukan hidup yang tanpa tantangan, tapi hidup yang terus ditopang oleh anugerah Tuhan. Seorang guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik anak-anak, membentuk karakter, dan menanamkan nilai-nilai kehidupan adalah contoh nyata dari hidup yang berbuah. Perjalanan itu tidak selalu mudah. Ada tekanan, tantangan, bahkan mungkin kekecewaan. Tetapi fakta bahwa beliau tetap berdiri hingga usia 60 tahun dengan hati penuh syukur membuktikan bahwa Tuhan yang memelihara dan menyertai. Masa lalu menjadi kesaksian bahwa Tuhan tidak pernah gagal dalam janji-Nya. Bukan kekuatan manusia yang menopang 60 tahun kehidupan ini, melainkan anugerah Tuhan yang setia dari awal hingga kini.
II. Masa Tua Bukan Masa Akhir, Tapi Masa Berbuah
Ayat 15 dari Mazmur 92 mengatakan, "Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar." Dunia mungkin melihat masa pensiun sebagai masa istirahat total, masa tidak produktif, atau masa surutnya energi. Tapi firman Tuhan menyatakan hal yang berbeda: masa tua bukan akhir, tetapi kesempatan untuk tetap berbuah! Berbuah dalam masa tua bukan berarti harus tetap mengajar di sekolah, melainkan hidup yang tetap memberi dampak. Bisa melalui nasihat, melalui teladan hidup, melalui pelayanan, bahkan melalui doa. Kehadiran seorang ayah, kakek, atau hamba Tuhan yang setia adalah buah yang luar biasa bagi generasi berikutnya. Di masa tua, buah yang kita hasilkan bisa jadi lebih manis, karena sudah melewati proses panjang pembentukan Tuhan. Pengalaman hidup yang penuh warna, iman yang telah diuji, dan kasih yang telah diasah selama puluhan tahun, adalah warisan rohani yang sangat berharga bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.
III. Pengabdian Guru: Ladang Pelayanan yang Kudus
Menjadi guru bukan sekadar pekerjaan. Itu adalah panggilan mulia. Seorang guru adalah rekan Allah dalam menciptakan masa depan, membentuk generasi, dan menyampaikan hikmat yang benar. Hari ini, kita tidak hanya mengucap syukur atas usia 60 tahun, tetapi juga atas puluhan tahun pengabdian dalam dunia pendidikan. Setiap kata yang diajarkan, setiap anak yang diarahkan, setiap nilai yang ditanamkan; semuanya adalah benih yang Tuhan pakai untuk membentuk kehidupan. Guru sejati bukan hanya mentransfer pengetahuan, tapi juga menanamkan karakter dan iman. Purna tugas bukan berarti selesai berkarya. Itu adalah peralihan dari ladang kerja formal ke ladang pengaruh yang lebih luas dan bebas. Tuhan memanggil kita untuk tetap menjadi terang dan garam, dalam bentuk yang baru dan kreatif.
IV. Mengakhiri dengan Sukacita dan Memulai Dengan Harapan
Ulang tahun dan masa pensiun adalah dua sisi dari satu koin: keduanya mengingatkan kita bahwa waktu berjalan maju. Tetapi bagi orang percaya, setiap fase kehidupan memiliki makna dan tujuan ilahi. Tidak ada waktu yang sia-sia di dalam Tuhan. Hari ini kita tidak hanya merayakan pencapaian, tetapi juga memulai perjalanan baru. Sebuah babak baru yang tetap dipenuhi kasih karunia Tuhan. Firman Tuhan berkata: “Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya.” (Filipi 1:6). Mari kita mensyukuri hari – hari hidup yang telah dijalani dalam penyertaan Tuhan dan membuka masa depan dengan iman. Jangan biarkan masa tua menjadi alasan untuk menyerah. Sebaliknya, jadikanlah setiap hari ke depan sebagai kesempatan baru untuk bersaksi bahwa Tuhan itu benar dan setia. Kita belajar satu hal penting: hidup yang ditanam dalam Tuhan tidak akan sia-sia. Di usia 60 tahun dan setelah puluhan tahun mengajar, kita melihat buah dari kesetiaan. Mari kita mengucap syukur atas hidup dan pengabdian yang telah dilakukan. Kita doakan agar masa purna tugas menjadi masa yang penuh sukacita, kesehatan, dan kesempatan untuk terus menjadi berkat. Seperti pohon korma yang tetap subur, kiranya beliau tetap menjadi pribadi yang memberi keteduhan dan pengharapan bagi banyak orang. Amin.
Belum ada Komentar untuk "MENJADI BERKAT SEPANJANG HIDUP (Mazmur 92:13-15)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.