RANCANGAN KHOTBAH: PEMBERIAN YANG MENCUKUPKAN PELAYANAN PENGINJILAN (Filipi 4:10-20)

Gagasan Utama:

Tuhan adalah sumber sukacita, sumber kekuatan dan sumber berkat, yang mendorong umat untuk memberi dalam kasih dan pemberian itu berbuah dalam pelayanan penginjilan

 

Tujuan yang akan dicapai:

Jemaat memahami bahwa Tuhanlah sumber sukacita dan sumber segala berkat sehingga jemaat terdorong untuk memberi dengan sukacita dalam menopang pelayanan penginjilan.

 

Konteks saat itu:

Paulus menulis surat ini ketika sedang dipenjarakan karena Pemberitaan Injil. Surat ini ditulis sekitar tahun 60–62 M. Surat ini disebut juga surat sukacita sebab di tengah – tengah  penderitaan dan kesusahan yang dialami Paulus sebagai seorang tahanan, ia tetap mendapatkan kekuatan dan sukacita karena Tuhan dan topangan jemaat di Filipi. Filipi 4:10–20 merupakan bagian penutup dari surat Paulus kepada jemaat di Filipi, yang penuh dengan rasa syukur atas dukungan jemaat dalam pelayanan. Perikop ini memperlihatkan bagaimana dukungan jemaat terhadap pelayanan Injil sebagai bentuk persekutuan kasih dan sebagai wujud kehidupan Kristen yang mempercayakan segalanya pada pemeliharaan Tuhan. Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah sumber kekuatan dan kecukupan sejati, oleh sebab itu pemberian yang dilakukan dengan kasih akan membawa berkat bagi penerima, kemuliaan bagi Allah, dan mencukupkan pelayanan penginjilan.

 

Latar Belakang dalam Kaitan dengan PL:

ü Dalam PL, suku Lewi sebagai pelayan rumah Tuhan tidak diberi tanah pusaka, tetapi hidup dari persembahan umat (Bilangan 18:21–24); seperti Paulus yang hidup dari pemberian jemaat Filipi.

ü Bangsa Israel dipelihara Tuhan di padang gurun—mereka belajar bahwa kecukupan sejati berasal dari Tuhan, bukan harta (Ul 8:3-4). Paulus menekankan bahwa ia bisa hidup dalam kekurangan atau kelimpahan karena Tuhan yang mencukupkan.

ü Janda di Sarfat memberi makan Elia meskipun hanya punya segenggam tepung (I Raja-raja 17:8-16) Tuhan memelihara janda itu dan anaknya dengan mujizat.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 10: Hati yang bersukacita, penuh kasih dan perhatian untuk memberi

Paulus menekankan bahwa pemberian jemaat Filipi bukan sekadar bantuan materi, tetapi merupakan persekutuan dalam pelayanan Injil. Dukungan jemaat terhadap pelayanan adalah bentuk nyata dari partisipasi aktif dalam misi Allah. Pemberian bukan hanya soal materi, tetapi soal hati. Hati yang mengasihi akan selalu mencari cara untuk memberi, meskipun ada keterbatasan. Kata perhatian (Yun: phronein) berarti “memikirkan dengan kasih,” atau “peduli secara aktif.” Sikap hati yang peduli, penuh kasih, dan keinginan untuk terlibat.

 

Ayat 11-13: Tuhan memberi kekuatan dalam setiap keadaan

Paulus menyampaikan bahwa kecukupan hidup sejati bukan berasal dari keadaan lahiriah, tetapi dari hubungan yang kokoh dengan Kristus. Dalam segala keadaan, Paulus belajar hidup cukup – baik dalam kelimpahan maupun kekurangan – karena sumber kekuatannya adalah Kristus. Kata “mencukupkan diri” (Yunani autarkē) artinya: puas dengan apa yang ada, mandiri secara batiniah, tidak bergantung pada keadaan luar. Jadi, “segala perkara” = semua situasi kehidupan, termasuk penderitaan dan kesulitan, bisa dihadapi dengan iman kepada Kristus. Kata Yunani: endunamoō: berarti: diperkuat, diberi kuasa, dikuatkan secara rohani. Pemberian yang mencukupkan pelayanan penginjilan bukan berarti kita memberi karena pelayan Tuhan kekurangan. Tapi karena kita turut serta dalam pekerjaan Tuhan.

 

Ayat 14-18: Pemberian yang berbuah dalam pelayanan

Pemberian dalam pelayanan Tuhan bukan transaksi bisnis. Bukan "memberi supaya diberkati." Tetapi suatu ibadah. Memberi bukan karena disuruh, tapi karena cinta pada Tuhan dan pekerjaan Injil. Jemaat Filipi mendukung Paulus dengan doa, semangat, dan keterlibatan aktif dalam penginjilan, bukan hanya secara materi tapi juga mengutus Epafroditus. Pemberian itu berbuah dalam pelayanan.

 

Ayat 19-20: Pemberian yang membawa janji pemeliharaan Allah  

Jemaat Filipi telah memberi dengan sukarela dan penuh kasih, maka Allah akan memenuhi segala keperluan jemaat. Kata Yunani: plērosei (πληρώσει) berarti mengisi sampai penuh, mencukupkan secara tuntas. Kata “keperluan” (Yun: chreia) menunjuk pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan, bukan keinginan berlebihan. Allah kita kaya dalam segala hal—kaya dalam kasih, kuasa, kebaikan, dan pemeliharaan. Bukan hanya kebutuhan jasmani yang Tuhan penuhi, tetapi juga kekuatan, penghiburan, dan damai sejahtera. Allah memelihara umat-Nya yang setia dan murah hati. Allah sebagai sumber segala sesuatu. Maka segala sesuatu juga dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Doksologi (pujian kepada Allah), menegaskan bahwa tujuan akhir dari segala hal adalah kemuliaan Allah. Pelayanan dan persembahan bukanlah untuk manusia, tetapi untuk menyatakan kebesaran dan kasih Allah.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Amsal 3:9–10 “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu... maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh”

Ibrani 13:16 “Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”

 

Ilustrasi:

ü Lampu tidak bisa menyala hanya karena bentuknya bagus atau warnanya cantik. Ia butuh sumber daya. Begitu juga kita. Kita bisa menghadapi segala hal bukan karena kekuatan kita sendiri, tapi karena kita terhubung kepada Kristus sebagai sumber kekuatan.

ü Seorang hamba Tuhan hidup dengan sederhana dengan jaminan hidup yang apa adanya, tapi dia terus melayani dengan sukacita. Ketika ditanya, “Bagaimana kamu bisa terus hidup?” Ia berkata, “Saya memang tidak punya slip gaji dari dunia, tapi saya punya ‘rekening’ di surga yang tak pernah telat cair. Allah saya kaya dan setia.” Keyakinan pada penyediaan Tuhan memberi ketenangan dan damai sejahtera.

 

Aplikasi:

ü Tuhan adalah sumber sukacita. Sukacita tidak ditentukan dari keadaan melainkan dari kedaulatan kuasa Tuhan. Sukacita dari Tuhan membuat kita bersyukur dengan apa yang kita miliki, tidak irih hati terhadap apa yang dimiliki orang lain, tidak serakah tetapi belajar hidup cukup.

ü Tuhan adalah sumber berkat. Tuhan menyediakan segala keperluan sesuai kekayaanNya yang tak terbatas. Kita mesti bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

ü Tuhan memberi kekuatan dalam setiap keadaan. Melayani Tuhan berarti siap memikul salib. Tantangan pelayanan bisa jadi sangat sulit. Tapi dalam setiap keadaan Tuhan memberi kekuatan.

ü Kita memberi karena kita sudah menerima semua anugerah dari Tuhan. Pemberian dalam pelayanan penginjilan berarti kita telah terlibat dalam misi Allah. Kita memberi bukan karena hamba Tuhan mengeluh atau meminta, tetapi karena kita menyadari bahwa pekerjaan Injil adalah pekerjaan kita juga. Hati yang puas dalam Tuhan, tidak memperhitungkan untung rugi, karena tahu semua berasal dari Tuhan. Milikilah hati yang penuh kasih dan peduli.

ü Pemberian kita akan berbuah dalam pelayanan dan menjadi keuntungan bagi kita. Kita mau Tuhan memenuhi segala kebutuhan kita, tetapi kita tidak mau terlibat dalam pelayanan pekabaran Injil. Kita tidak memberi karena takut kekurangan. Saat kita memberi dengan iman maka kita mengalami kelimpahan kasih dan pemeliharaan Tuhan.

 

Penutup:

Marilah menjadi pribadi, keluarga, dan gereja yang ikut menopang pelayanan penginjilan dengan murah hati, penuh iman, dan kasih. Mari kita memberi dengan sukacita, bukan karena terpaksa, dan bukan karena ingin balik modal melainkan karena kita mencintai Tuhan yang sudah memberi segala berkat bagi kita dan kita percaya pemeliharaanNya dalam hidup kita. Amin.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: PEMBERIAN YANG MENCUKUPKAN PELAYANAN PENGINJILAN (Filipi 4:10-20)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed