KHOTBAH 2: SATU TEMPAT IBADAH (Ulangan 12:1-28)

Hari ini kita hidup di tengah dunia yang semakin canggih, serba cepat dan praktis. Mau makan? Cukup pesan online. Mau belanja? Tinggal klik, belanjaan tiba di rumah. Ini memberi kemudahan tapi juga membentuk orang menjadi serba “yang enak”. Dan muncul tren rohani baru: orang mulai suka ikut ibadah online, bisa ibadah sambil tidur santai, sambil scroll media sosial. Beribadah tapi dengan cara seenaknya. Bahkan kalau datang ke gereja, duduk dalam gereja, badan dalam gereja tapi pikirannya mengembara ke mana – mana. Sementara beribadah main hp, saat doa syafaat malah duduk santai – santai di luar, merokok, makan pinang, sampai bergosip. Ibadah adalah unsur penting, bahkan sangat penting dalam kehidupan umat Allah. Ibadah itu penting, karena berkaitan dengan hubungan antara Allah dan kita umat-Nya. Karena ibadah itu berkaitan dengan Allah, maka ibadah itu harus berlangsung sesuai kehendak Allah, sesuai cara Allah bukan dengan seenaknya menurut cara manusia. Ibadah itu bukan hanya soal susunan liturgi yang kita ikuti tapi ibadah menyangkut ketaatan penuh penuh kepada Allah, kekudusan hidup berjumpa dengan Allah dan hati yang hanya terpusat pada Allah.

 

Tema kita dari pembacaan dalam Ulangan 12:1-28 yaitu Satu Tempat Ibadah. Kitab Ulangan berisi pidato, nasihat, wejangan perpisahan Musa menjelang kematiannya sebelum Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk masuk ke tanah Kanaan. Musa tidak ikut ke Kanaan bersama umat Israel. Yosualah yang akan memimpin Israel menyeberangi Sungai Yordan dan memasuki Tanah Perjanjian itu. Oleh sebab itu Musa mengumpulkan umat Israel di dataran Moab dan menyampaikan nasihat – nasihat sebagai ketetapan Tuhan bagi Israel tentang apa yang Israel harus ingat dan lakukan saat sudah berada di Kanaan nanti.  

 

Apa saja yang harus diingat dan dilakukan orang Israel di Kanaan dan yang menjadi pelajaran rohani bagi kita sekarang?. Pertama, saat umat Israel masuk ke Kanaan, mereka tidak boleh menyembah Tuhan dengan cara bangsa-bangsa asli Kanaan yang menyembah berhala. Semua hal yang terkait dengan penyembahan berhala harus dihancurkan mezbah, tugu berhala, tiang berhala, patung ilah, tempat – tempat penyembahan di gunung, di bukit, di bawah pohon - pohon rimbun, semuanya harus dimusnahkan, dibakar, dihancurkan. Umat Israel harus beribadah hanya kepada Tuhan saj. Kesetiaan untuk Tuhan tidak boleh dibagi – bagi untuk yang lain. Diduakan itu sakit yah saduaraku? Karena itu jangan mendua hati dari Tuhan. Janganlah menduakan Tuhan karena kuasa-kuasa kegelapan yang masih mengikat hidupmu. Jangan menduakan Tuhan karena pekerjaanmu, kesibukanmu. Kedua, satu pusat ibadah, yaitu satu tempat yang akan dipilih Tuhan. Satu tempat itu kalau kita baca di II Tawarikh 6:6 “Tetapi Aku telah memilih Yerusalem supaya nama-Ku tinggal di sana”. Kita bersyukur sebab didalam Yesus Kristus yang sudah menggenapi Hukum Taurat dan nubuat - nubuat Perjanjian Lama, sekarang kita tidak lagi diwajibkan pergi beribadah di Yerusalem. Di dalam Yesus, satu tempat ibadah bukan terbatas secara geografis karena satu tempat Ibadah artinya hanya ada satu pusat penyembahan yaitu Yesus sebagai Tuhan dan satu – satunya jalan keselamatan. Ketiga, umat yang pergi menyembah Tuhan itu harus datang dengan seisi rumah termasuk hamba laki – laki dan perempuan. Semua suku berbondong – bondong mencari Tuhan pergi ke Yerusalem dan beribadah dengan bersukaria. Jadi mari bawa seisi rumahmu berjumpa dengan Tuhan, dari rayon – rayon, tiap – tiap keluarga, apalagi yang terdaftar sebagai anggota jemaat datanglah berbondong – bondong untuk beribadah di dalam rumah Tuhan, ini tempat di mana Tuhan berdiam dan mengalirkan berkatNya untuk setiap kita. Saat masih sehat dan kuat, mari datang dan mengalami perjumpaan sebagai persekutuan bergereja di sini. Yang ibadah online itu untuk yang sakit, yang lansia, yang tidak bisa melangkah ke gereja, yang ada di kapal, dalam perjalanan. Beribadahlah dengan bersukaria. Hati yang seperti apa yang saat ini kita bawa untuk Tuhan? Hati yang penuh beban, hati yang penuh keluhan, bawalah untuk Tuhan, Ia sanggup ubahkan semuanya menjadi sukacita sorak sorai. Keempat, bagian Firman Tuhan ini juga mengatur bagaimana mempersembahkan kurban. Ada jenis – jenis persembahan yang disebutkan: kurban bakaran, kurban sembelihan, persembahan persepuluhan, persembahan khusus; kurban nazar kurban sukarela, persembahan anak sulung lembu dan kambing domba. Hari ini kita bersyukur sebab sistem persembahan dalam Perjanjian Lama ini sudah digenapi oleh Yesus karena Yesus menjadi korban persembahan yang agung. Tapi pesan bagi kita yaitu mari berilah persembahan dengan rasa syukur dan sukacita sebab Tuhan sudah memberkati usaha, pekerjaan, rumah tangga kita. Hari ini dalam Ibadah Etnik Maybrat kita bawa juga persembahan natura, semuanya adalah wujud ungkapan syukur untuk Tuhan. Kelima, Wajib menopang orang Lewi. Orang Lewi adalah suku yang dikhususkan untuk melayani di rumah Tuhan. Mereka tidak menerima milik pusaka tanah, karena Tuhan adalah milik pusaka mereka (Bilangan 18:20). Oleh sebab itu, umat Israel bertanggung jawab menopang pelayanan mereka. Sebagai Pelayan kami bersyukur bisa ditopang oleh jemaat. Terima kasih atas topangan doa dan persembahan serta semua bentuk topangan lainnya bagi kami sebagai pelayan Tuhan. Tetaplah setia menopang para pelayan. Keenam, menjaga kekudusan ibadah: ada larangan makan darah. Daging tidak boleh dimakan dengan darahnya, darah mesti ditumpahkan ke tanah. Darah melambangkan nyawa dan kehidupan. Darah adalah milik Allah. Memakan darah berarti mengambil hak Tuhan. Yesus mencurahkan darahNya menjadi sumber hidup kekal. Yesus menggenapi hukum Taurat dan menuntun kita pada ketaatan oleh kasih dan iman bukan sekedar aturan legalistik. Ketujuh, dengarkan dan lakukan. Tuhan tidak sekadar memberi aturan, tetapi juga menyertai aturan-Nya dengan berkat. Tuhan menuntut kehidupan yang selaras dengan firman-Nya dan jangan mengikuti cara – cara duniawi. Maka marilah kita setia beribadah, menjaga kekudusan hidup, mendukung para pelayan Tuhan, dan membangun kesatuan tubuh Kristus. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan Memberkati.

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: SATU TEMPAT IBADAH (Ulangan 12:1-28)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

ULANGAN 12:1-28: AKTIVITAS DAN GAMES DALAM IBADAH

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed