RANCANGAN KHOTBAH: RUPA - RUPA KARUNIA TETAPI SATU ROH (I Korintus 12:1-11, Kisah Para Rasul 2:32-40)

Gagasan Utama:

Kuasa Roh Kudus berdampak pertobatan dan karunia-karunia rohani yang berbeda-beda berasal dari satu Roh yang sama, yaitu Roh Kudus.

 

Tujuan yang akan dicapai:

Jemaat memahami karya Roh Kudus yang membawa pertobatan dan yang mengaruniakan berbagai karunia untuk dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus.

 

Konteks saat itu:

I Korintus

Korintus adalah sebuah kota besar, kota pelabuhan dan kota perdagangan internasional. Jemaat di Korintus berdiri sebagai hasil pemberitaan Injil Rasul Paulus; (sekitar tahun 50-52 M - KPR 18:1-17. Dari laporan keluarga Kloe (I Kor 1:11), Jemaat Korintus menghadapi ancaman perpecahan, perselisihan, dan penyalahgunaan karunia Rohani. Mereka memiliki banyak karunia, tetapi sering menggunakannya tanpa kasih dan tanpa pengertian. Karunia dijadikan alat untuk bersaing dan meninggikan diri. Oleh karena itu, Paulus menulis surat ini untuk mengingatkan bahwa semua karunia berasal dari satu Roh dan diberikan untuk kepentingan bersama.

 

Kisah Para Rasul

Kitab KPR berisi kisah perbuatan Roh Kudus melalui para Rasul, sebagai kelanjutan dari karya Yesus dalam Gereja. Kitab ini juga mencatat bagaimana Gereja mula – mula bertumbuh dan menghadapi tantangan serta pekabaran Injil dari Yerusalem ke berbagai tempat.

 

Latar Belakang dalam Kaitan dengan PL:

Janji pencurahan Roh Kudus dalam Kitab Yoel (Yoel 2:28-29)

 

Penjelasan Teks: I Korintus 12:1-11

Ayat 1-3: Pergumulan Jemaat Korintus

Jemaat di Korintus adalah jemaat yang penuh dinamika. Mereka memiliki berbagai karunia rohani, namun mengalami perpecahan karena penyalahgunaan karunia tersebut. Mereka mulai membandingkan, membanggakan, dan bahkan merendahkan satu sama lain berdasarkan karunia yang mereka miliki. Inilah konteks mengapa Paulus menulis bagian ini—untuk meluruskan pemahaman mereka tentang karunia-karunia Roh.

 

Ayat 4-6: Sumber Karunia yaitu Roh Kudus

Paulus menekankan bahwa walaupun karunia itu berbeda-beda, sumbernya adalah satu: Roh Kudus. Pelayanan bisa beragam, bentuknya pun bermacam-macam, tetapi semuanya berasal dari Allah yang sama. Ini adalah koreksi terhadap sikap jemaat Korintus yang menganggap karunia tertentu lebih tinggi atau lebih penting dari yang lain. Paulus menegaskan bahwa tidak ada karunia yang lebih hebat dari yang lain, sebab semuanya berasal dari Roh yang sama dan bertujuan untuk membangun tubuh Kristus.

 

Ayat 7: Tujuan Karunia Untuk Kepentingan Bersama  

Karunia tidak diberikan untuk meninggikan diri sendiri, melainkan untuk melayani orang lain. Karunia adalah alat, bukan status. Karunia bukan lambang spiritualitas pribadi, tetapi tanggung jawab untuk memperlengkapi tubuh Kristus. Jika seseorang diberi karunia mengajar, maka tujuannya bukan agar ia terlihat pandai, tetapi supaya orang lain semakin mengenal Tuhan. Jika seseorang memiliki karunia memberi, bukan supaya ia dianggap dermawan, tetapi supaya kebutuhan sesama dapat tercukupi.

 

Ayat 8-10: Ragam Karunia Satu Kesatuan  

Paulus menyebut beberapa karunia di ayat 8-10, seperti: Hikmat, Pengetahuan, Iman,     Karunia menyembuhkan, Kuasa untuk mengadakan mujizat, Nubuat, Membedakan roh,   Bahasa roh, Menafsirkan bahasa roh. Setiap karunia ini unik, tetapi tidak berdiri sendiri. Seperti tubuh yang memiliki banyak anggota namun tetap satu, demikian juga gereja sebagai tubuh Kristus. Setiap orang memiliki bagian dan perannya masing-masing, dan semuanya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan tubuh itu. Tangan tidak bisa berkata kepada kaki, "Aku tidak membutuhkan engkau," begitu juga sebaliknya. Demikian pula, orang yang memiliki karunia menyembuhkan tidak bisa merasa lebih penting dari orang yang memiliki karunia pelayanan yang sederhana tetapi konsisten.

 

Ayat 11: Kedaulatan Roh Kudus  

Karunia tidak bisa kita minta berdasarkan keinginan pribadi semata. Roh Kudus memberikan karunia sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Ini berarti tidak semua orang akan memiliki karunia yang sama, dan kita harus belajar bersyukur dan bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan kepada kita. Alih-alih iri hati terhadap karunia orang lain, kita dipanggil untuk setia dan bersyukur atas karunia kita sendiri. Dunia mengajarkan kompetisi, tapi tubuh Kristus mengajarkan kolaborasi.

 

Kisah Para Rasul 2:32-40

Ayat 32-36: Yesus yang bangkit dan dimuliakan memberikan Roh Kudus

Petrus menegaskan bahwa Yesus adalah sumber pemberian Roh Kudus.    Roh Kudus bukan hanya tanda keselamatan, tetapi juga pemberi karunia-karunia rohani. Yesus yang bangkit mencurahkan Roh-Nya, dan melalui Roh itulah berbagai karunia diberikan kepada umat-Nya. Yesus adalah Tuhan lebih tinggi dari pada Daud. Lebih tinggi dari siapapun.

 

Ayat 37-38: Satu Roh Menyatukan dalam Pertobatan dan Baptisan

Roh Kudus diberikan bukan hanya kepada rasul, tetapi juga kepada setiap orang yang percaya dan bertobat. Ini menunjukkan bahwa karunia Roh tersedia bagi semua, tanpa pandang bulu. Tetapi semuanya dimulai dari pertobatan dan kesediaan untuk menyerahkan hidup kepada Kristus.

 

Ayat 39-40: Karunia Untuk Membangun Tubuh Kristus Bukan untuk Kepentingan Pribadi

Karunia Roh Kudus bukan hanya untuk generasi pertama, tetapi juga untuk generasi selanjutnya, termasuk kita hari ini. Karunia ini bukan untuk pamer rohani, melainkan untuk melayani dan membangun sesama.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Yoel 2: 28-29 Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.

I Petrus 4:10 "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengatur rumah tangga yang baik dari kasih karunia Allah."

 

Ilustrasi:

Sama seperti dalam satu orkestra. Bayangkan sebuah konser musik tanpa konduktor dan semua pemain memainkan nada sesuka hati. Akan kacau! Tetapi ketika setiap pemain memainkan bagian mereka sesuai arahan konduktor, maka terciptalah harmoni yang indah. Roh Kudus adalah "konduktor" dalam gereja. Ia memberi setiap kita bagian untuk dimainkan—dengan satu tujuan: membangun tubuh Kristus dan memuliakan Tuhan.

Bayangkan seorang tukang kayu. Ia memiliki banyak alat: palu, paku, gergaji, amplas. Semua alat memiliki fungsi berbeda. Ia tidak akan menggunakan gergaji untuk memukul paku, atau menggunakan palu untuk menghaluskan kayu. Ia tahu alat mana yang tepat untuk pekerjaan tertentu. Demikian pula Tuhan. Dia tahu siapa kita, di mana kita dibutuhkan, dan karunia apa yang kita perlukan. Kita tinggal tunduk, setia, dan bersedia dipakai oleh-Nya.

 

Aplikasi:

ü Kenali karunia kita. Setiap kita telah menerima sesuatu dari Tuhan. Tanyakan kepada diri kita: Apa yang Tuhan percayakan kepadaku untuk membangun jemaat dan melayani sesama?

ü Gunakan karunia dengan kerendahan hati. Jangan gunakan karunia untuk pamer atau mencari pujian. Karunia bukan milik kita, tetapi pemberian Roh Kudus.

ü Hargai karunia orang lain. Kita perlu saling menghargai dan bekerja sama. Jangan meremehkan mereka yang karunianya terlihat lebih "sederhana", karena Tuhan melihat hati dan kesetiaan, bukan penampilan luar.

ü Bangun kesatuan, bukan perpecahan. Karunia bukan alasan untuk memecah belah, melainkan alat untuk membangun satu tubuh yang kuat dalam kasih.

 

Penutup

Roh Kudus memberikan rupa-rupa karunia kepada umat-Nya bukan untuk membuat kita saling bersaing, tetapi untuk saling melengkapi. Seperti tubuh yang sehat memiliki anggota yang bekerja sama, demikian juga gereja akan sehat dan bertumbuh apabila setiap anggotanya mengenali dan menggunakan karunianya sesuai dengan kehendak Roh Kudus. Mari kita rayakan keberagaman dalam tubuh Kristus, tetapi juga menjaga kesatuan dalam Roh. Karena hanya dengan demikian, dunia akan melihat kasih Kristus nyata melalui hidup dan pelayanan kita. Ituah karya Roh Kudus yang telah dicurahkan bagi kita. Amin.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: RUPA - RUPA KARUNIA TETAPI SATU ROH (I Korintus 12:1-11, Kisah Para Rasul 2:32-40)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed