KHOTBAH NATAL : PEREMPUAN DAN KESELAMATAN (Lukas 1:46-49)


Perempuan dan Keselamatan. Apa hubungan perempuan dengan keselamatan ? Dalam kisah Adam dan Hawa, perempuan seolah – olah berada dalam posisi yang disalahkan. Perempuan menjadi pihak yang menyebabkan kejatuhan manusia ke dalam dosa. Perempuan begitu mudah tergoda dan menjadi penggoda. Ada seorang pengkhotbah yang pernah berkhotbah dan mengatakan nama HAWA erat kaitannya dengan Hawa Nafsu. Sesungguhnya itu sangat keliru. 

Dalam hakekat penciptaan, perempuan adalah Penolong yang sepadan, bukan penggoda yang menjerumuskan. Hawa bukan hawa nafsu tetapi Ibu dari semua yg hidup. Melalui Natal Yesus Kristus, Tuhan mengangkat dan menempatkan kembali perempuan pada posisinya yang benar yaitu menjadi ibu dari semua yang hidup. Perempuan menjadi penolong yang sepadan dan menjadi alat keselamatan Allah. Merayakan hari Natal sebagai hari kelahiran Yesus berarti merayakan keselamatan dunia ini yang berita-Nya dinyatakan pertama-tama melalui perempuan.  Kita melihat itu dalam diri Maria.

Pembacaan kita dalam Lukas 1:46-49, berisi Nyanyian Pujian Maria. Bagian ini biasa disebut Magnificat (Dalam bahasa Latin : memuliakan). Mengapa Maria memuji dan memuliakan Tuhan ?. Maria memuliakan Allah karena karya Allah bagi dirinya (46-49). Ia yang rendah telah diperhatikan Allah sehingga `segala keturunan akan menyebutnya berbahagia. Maria memuji karya Allah atas orang yang takut akan Dia. Allah dipuji karena telah membuat harapan umat-Nya terwujud melalui Putra Natal yang akan dilahirkan Maria (54-55).

Maria, wanita yang mendapat anugerah untuk melahirkan seorang Juruselamat. Dia meresponi dan menyerahkan seluruh hati dan jiwanya untuk bergantung kepada Allah: melalui pujian dan pengagungan kemuliaan Tuhan.

Sebenarnya ada banyak alasan bagi Maria untuk tidak menaikan pujian. Pada waktu ia mengandung, kondisinya sedang bertunangan dengan Yusuf. Ia belum menikah, tapi ia sudah mengandung. Coba bayangkan bagaimana kira-kira respon Yusuf setelah mengetahui bahwa Maria mengandung, sementara mereka belum menikah? Bisa jadi Yusuf menceraikannya. Pikirkan juga bagaimana respon keluarganya? Bayangkan jika suatu saat anak kita menghampiri kita dan berkata bahwa ia mengandung padahal belum menikah. Kita tentu marah dan bisa saja menampar anak kita sendiri. Jadi, ini bukanlah situasi yang mudah bagi Maria. Kedatangan bayi dalam kandungannya bisa saja ia responi dengan kekhawatiran. Tetapi Maria tidak merasa sesak walaupun ia terdesak. Ketika hidupnya harus diuji, ia malah memuji dengan berkata “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku.”

Kita pun patut memuji Allah.  Hari Natal sepatutnya menjadi saat untuk bersyukur karena Allah mengingat kesengsaraan umat manusia yang dibelenggu dosa. Dia mengirim Anak-Nya untuk menyatakan kemuliaan dan kuat kuasa-Nya atas dunia, dosa, dan juga atas maut. Seandainya kita berada dalam situasi yang sukar seperti Maria, dapatkah kita tetap memuji Tuhan? Bahkan ketika nyawa kita terancam, dapatkah mulut kita berkata “jiwaku memuliakan Tuhan

Belajarlah melihat segala sesuatu dengan mata hati, sehingga kita tidak  menjadi robot yang tergilas rutinitas dan memiliki kebutaan mata hati sehingga sulit  mengenali rahmat Allah yang melimpah. Marilah kita juga  senantiasa terbuka untuk selalu diperbaharui agar semakin mampu melihat dan mensyukuri rahmat penyertaanNya di hari-hari mendatang.

Hendaknya Natal dirayakan dengan menghargai kaum perempuan. Dan kaum perempuan juga hendaknya menghargai dirinya dengan segala hal yang terberi baginya untuk menjadi ‘saluran keselamatan’ Tuhan Allah bagi dunia di mana ia berada. Perempuan adalah alat keselamatan Tuhan bagi seisi dunia. Perempuan bukan sekedar obyek dalam panggilan dan misi Allah bagi dunia sebab perempuan dalam diri Maria telah menjadi subjek panggilan dan misi Allah. Selamat merayakan Natal dan jadilah berkat dalam karya – karya sebagai perempuan yang menjadi alat berkat Allah dalam keluarga, Gereja dan masyarakat. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH NATAL : PEREMPUAN DAN KESELAMATAN (Lukas 1:46-49)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed