ANAK MANUSIA AKAN DISERAHKAN UNTUK DI SALIB (Matius 26:1-5)


Tuhan selalu punya cara yang tak terbatas. Tuhan punya rencana yang tidak dapat digagalkan oleh manusia. Tuhan memiliki otoritas dan tidak seorangpun dapat melawanNya. Matius 26:1-5 yang menjadi bagian pembacaan Firman Tuhan bagi kita saat ini adalah bagian dari narasi tentang saat akhir kehidupan Yesus. Jika pasal sebelumnya yaitu pasal 24 dan 25 berisi pengajaran Yesus tentang Akhir Zaman, maka pada pasal 26 dan 27 Yesus membuktikan pengajaranNya dalam teladan penderitaan.

Ada 2 hal yang dapat kita lihat dalam bagian pembacaan kita ini. Yang pertama dalam ayat 1-2 berisi pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya. Ini sebuah Rencana Allah : Yesus menyampaikan bahwa dua hari menjelang Paskah anak manusia akan diserahkan untuk disalibkan. Yesus menyatakan komitmen dan kerelaanNya untuk menaati kehendak Bapa. Ia rela menderita dan mati bagi saya dan saudara. Yang menggerakan Yesus adalah kasih. Yesus mau menanggung harga tebusan dosa yang sedemikian mahal karena kasih-Nya kepada manusia.

Sedangkan yang kedua pada ayat 3-5 berisi rencana manusia. Sebuah persekongkolan di istana Imam Besar  Kayafas. Istana Imam seharusnya menjadi tempat yang suci untuk memikirkan hal yang suci tetapi justru terjadi kebalikannya. Imam – imam kepala dan tua – tua bangsa Yahudi berunding untuk menangkap dan membunuh Yesus. Yang ada di hati mereka adalah Kebencian. Yang ada di otak mereka adalah tipu muslihat. Yang mereka lakukan adalah kejahatan. Mereka membungkus kebencian dengan kemunafikan: Jangan pada waktu perayaan supaya jangan timbul keributan diantara rakyat.

Kita melihat perbedaan yang sangat tajam antara kasih dan kebencian, rencana Allah dan rencana manusia. Allah membelokkan hal – hal yang direncanakan manusia untuk menyatakan maksudNya. Pemimpin agama menghendaki agar penangkapan Yesus dilakukan setelah Paskah tapi rencana Allah terjadi dalam dua hari sebelum Paskah. Paskah dalam Perjanjian Lama adalah sebuah perayaan pembebasan Allah bagi Israel dari perbudakan di Mesir. Namun dalam rencana Allah Paskah Perjanjian Lama menjadi titik balik dalam Perjanjian Baru yaitu pembebasan Allah bagi seluruh umat manusia dari perbudakan dosa. Betapa ajaib rencana keselamatan Allah itu.

Hari ini kita memasuki minggu sengsara ke tiga yang disebut Minggu Reminiscere. Minggu Reminiscere berarti : “Ingatlah segala RahmatMu dan kasih setiaMu ya Tuhan.” Sesungguhnya Rahmat dan kesetiaan Tuhan sudah dinyatakan bagi saudara dan saya. Rahmat dan kesetiaan Tuhan bagi kita dinyatakan melalui sengsara, derita dan kematian Yesus. Pada minggu sengsara III ini juga kita merayakan Rahmat dan kasih setia Tuhan dinyatakan bagi Yayasan Pendidikan Kristen di Tanah Papua yang hari ini merayakan hari jadinya ke – 58, juga rahmat dan kasih setia Tuhan dinyatakan di tengah – tengah jemaat dalam pembangunan Gedung Serba Guna (GSG).

Saudaraku, Rahmat dan kasih setia Tuhan selalu ada meskipun kita tidak dapat mencegah hal buruk terjadi. Di akhir 2019 dan awal 2020, dunia diguncangkan oleh virus corona yang mengancam nyawa, yang membuat banyak orang berada dalam ketakutan. Virus yang penyebarannya sangat cepat, sejak akhir desember sampai hari ini sudah menyebar ke 91 negara termasuk Indonesia. Beberapa negara menetapkan darurat corona. Corona menginfeksi lebih dari 100.000 orang dan menyebabkan kematian lebih dari 3.400 orang. Perekonomian ambruk, event olahraga dibatalkan, aktivitas beribadah dibatasi. Sebuah tanda bahwa Hari Tuhan yang tidak kita ketahui semakin dekat. Apakah dalam hari Tuhan yang semakin dekat, kita berada dekat atau jauh dari Tuhan?

Kita tidak dapat mencegah hal buruk entah di dunia ini, entah di daerah kita, di tempat kerja kita, juga dalam keluarga kita, tetapi kita selalu mempunyai pilihan : membuka hati bagi kasih Yesus atau membiarkan kebencian merasuk hidup kita. Melakukan kebaikan atau kejahatan, memikul salib atau menyangkal Yesus, berkarya atau berteori, berbuat sesuatu atau bicara – bicara saja, membangun kehidupan atau merusak tatanan kebaikan, memposting hal – hal baik atau memprovokasi orang lain, bekerja bagi Tuhan atau cari untung bagi diri sendiri, perbuatan daging atau buah Roh.

Yesus sudah menunjukan teladannya. Ia Tuhan yang menjadi manusia dan Ia anak manusia yang rela diserahkan untuk disalibkan. Ia memilih taat kepada kehendak BapaNya meskipun menempuh jalan salib. Mari merenung dalam sengsara Kristus dengan memberi perhatian kepada anak-anak. Membawa mereka kepada Yesus (anak-anak di rumah, anak-anak di sekolah, anak-anak dalam Gereja) supaya mereka tidak diracuni oleh tipu muslihat dunia yang merusak. Mari menopang YPK Di Tanah Papua agar dapat meningkatkan layanan pendidikan yang professional, kreatif dan inovatif. Mari menopang pembangunan Gedung Serba Guna. Mari menopang pelaksanaan Sidang Sinode.

Salib yang menekan kian berat. Tantangan bisa sangat hebat. Tapi selama kita memiliki Tuhan, percayalah bahwa rencana Tuhan lebih besar dari masalahmu, lebih baik dari masa lalumu, dan lebih kuat dari rasa sakit dan ketakutanmu. Stop bermain dalam tipu muslihat karena Tuhan punya cara yang tak terbatas untuk menolong manusia. Mari berjalan dalam rencana Tuhan, karena rencana Tuhan indah dan tak pernah terlambat digenapi. Selamat hari minggu. Selamat menjalani minggu sengsara. Tuhan memberkati.   

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "ANAK MANUSIA AKAN DISERAHKAN UNTUK DI SALIB (Matius 26:1-5)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed