KHOTBAH PEMAKAMAN MAJELIS JEMAAT (Mazmur 116:15-16)


Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan nama. Sebuah peribahasa yang berarti seseorang yang meninggal dikenang dari perbuatan – perbuatannya semasa hidup. Semua makhluk akan mati, begitupun manusia. Namun setiap orang meninggalkan jejak yang berbeda – beda di dalam sejarah. Ada yang meninggalkan kenangan yang indah dan teladan yang baik. Tapi ada juga yang meninggalkan sejarah hitam dan kejahatan.

Mazmur 116:15-16 berisi pengakuan iman pemazmur tentang Tuhan yang setia memelihara dan menolong umatNya. Pemazmur percaya keberadaan, pemeliharaan dan janji Tuhan. Dasar pengharapan pemazmur hanya pada Tuhan. Pemazmur mengalami betapa baiknya Tuhan. Tuhanlah yang telah meluputkannya dari berbagai ancaman. Tuhan yang memampukan jiwanya tetap tenang meskipun sangat tertindas.

Pemazmur menyatakan komitmen imannya bahwa ia hamba Tuhan, ia mengasihi Tuhan. Ia akan mengangkat piala keselamatan bagi Tuhan. Ia menyerukan nama Tuhan dan akan membayar nazar di hadapan seluruh umat. Oleh karena komitmen imannya untuk hidup di dalam Tuhan dan mengasihi Tuhan maka pemazmur memberi kesaksian : “Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya” (ayat 15).

Pemazmur hendak menegaskan bahwa setiap orang yang hidup di dalam Tuhan dan mengasihi Tuhan, kematian mereka tidaklah sia – sia. Mereka memenuhi panggilan ilahi. Mereka meninggal dengan mewariskan teladan dan kenangan yang mendatangkan berkat bagi banyak orang. Kesaksian iman pemazmur juga menjadi kesaksian iman semua orang yang memberi hidupnya bekerja bagi Tuhan. Kita ingat perkataan Rasul Paulus : “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil 1:21). Karya dan pelayanan orang – orang yang hidup di dalam Tuhan  menjadi motivasi dan inspirasi.

Kita ada di sini menanggung duka bersama keluarga. Kita kehilangan sahabat kita, rekan sekerja, rekan sepelayanan yang telah memenuhi panggilan Ilahi. Kita mengenalnya sebagai saudara yang penuh kasih, sahabat yang ramah, pemimpin yang berkomitmen, hamba yang setia, rekan kerja yang rajin, suami yang penuh tanggung jawab, ayah yang mengajarkan anak – anaknya untuk hidup disiplin dan berjuang pantang menyerah demi masa depan.

Sakitnya, pergumulan dalam rumah dan pergumulan pekerjaan tidak pernah menjadi alasan untuk tidak datang bekerja di Gereja. Setiap hari ia selalu datang ke Gereja, membawa seisi keluarga, istri dan anak – anak untuk bekerja di gereja. Bahkan setiap ada kegiatan di Gereja, ia dan keluarga akan tidur di gereja walaupun rumah tinggal dekat dengan gereja. Hanya kalau sakit dan tidak bisa berjalan, maka ia tidak muncul di gereja. Dari urusan pelayanan Sekolah Minggu, pelayanan Mimbar sampai urusan teknisi dan pertukangan yang kecil – kecil sekalipun, semua dilakukannya tanpa mengeluh.

Almarhum kekasih kita ini juga menjadi orang tua di Gereja dan tokoh di kampung yang selalu memberi solusi dalam persoalan – persoalan yang terjadi. Ia menjawab kesusahan orang lain, selalu memenuhi keperluan setiap pelayan. Ia menjawab bukan dengan kata – kata tapi dengan bekerja. Ia memang bukanlah seorang yang sempurna, tapi hidupnya menjadi persembahan yang terbaik bagi Tuhan.

Kini ia tidak lagi mengalami sakit dan derita. Allah telah merangkulnya dalam keabadian. Perihnya sakit tidak lagi ia alami. Beratnya perjuangan telah selesai ia hadapi. Tugas pelayanannya pada periode ini sebagai Penatua dan Wakil Ketua Jemaat dituntaskannya bersama dengan pemilik pekerjaan ini yang menyambutnya di Sorga kekal.

Dari Mazmur 115:15-16 ini kita belajar, jika kematian orang benar berharga di mata Allah. Jika Allah sedemikian menghargai dan mencintai kehidupan sehingga ia menganugerahkannya kepada kita maka janganlah kita menyia – nyiakannya. Gunakan waktu dan kesempatan untuk melayani Tuhan. Untuk mengasihi sesama dan melakukan pekerjaan – pekerjaan baik yang mewariskan teladan.

Bagi istri dan anak – anak yang ditinggalkan. Tetaplah percaya meskipun dirundung oleh dukacita. Percaya meskipun diperhadapkan dengan perkara yang sulit. Percaya meskipun jalan di depan tampak suram dan kelam. Percaya meskipun berjalan sendiri tanpa orang yang kita cintai. Di dalam percaya, Allah memampukan kita untuk semakin mengenalNya. Dia bukanlah Allah yang jauh dari kita. Dia adalah Allah yang peduli dan mengerti segala persoalan yang kita alami.

Kita tidak dapat memahami segala segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tetapi Tuhan bersama kita di dalam segala sesuatu termasuk dalam dukacita yang Tuhan ijinkan terjadi di hidup kita. Ia Allah yang sudah menanggung sengsara dan derita sampai mati. Ia akan memelihara istri dan anak – anak yang ditinggalkan dengan caraNya yang tidak terduga. Tetaplah setia dalam Tuhan melanjutkan teladan hidup almarhum suami dan ayah kekasih dan menjadikan kenangan tentangnya tetap abadi di hati istri dan anak – anak. Tuhan menghibur dan menguatkan kita sekalian.

#Berduka bersama keluarga besar Windesi – Kaiwai – Imbenai, atas meninggalnya Alm. Pnt. Melkianus Windesi (Wakil Ketua Majelis Jemaat GKI Sion Mambui – Waropen)#

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH PEMAKAMAN MAJELIS JEMAAT (Mazmur 116:15-16)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed