KHOTBAH KEMATIAN SEORANG GURU (Wahyu 14:12-13)

Bunga Edelweis memang tidak seindah anggrek, Edelweis tidak seanggun mawar dan tidak seharum Melati. Tapi edelweiss memiliki keunikan tersendiri. Edelweis bukan bunga yang gampang dijumpai dan dipetik begitu saja karena Edelweis tumbuh di daerah pengunungan yang dingin, tebing yang curam atau bebatuan karang yang sulit dijangkau. Tapi walaupun hidup di tempat yang sulit, Edelweis mampu bertahan dan tumbuh dengan subur. Kelopak edelweiss bahkan mampu mekar hingga sepuluh tahun. Edelweis tidak mudah layu walaupun habitatnya adalah tempat yang sulit. Karena itulah Edelweis menjadi simbol bagi harapan, ketulusan dan keabadian cinta.

 

Kita semua kehilangan, kita semua berduka dan bersedih. Di tengah – tengah dukacita dan kesedihan kita hanya Tuhanlah yang menjadi penolong dan penghibur yang sejati. Bersama Tuhan, maka Keluarga yang berduka dan kita semua beroleh kekuatan untuk melewati saat-saat sulit dan berat. Firman Tuhan saat ini memberi penghiburan bagi kita bahwa ketekunan untuk menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus membuat orang –orang yang mati dalam Tuhan: “berbahagia”.  Mereka dapat beristirahat dari jerih lelah mereka karena segala perbuatan mereka menyertai mereka. Orang yang mati dalam iman kepada Kristus beroleh berkat kebahagiaan.

 

Ayat-ayat bacaan kita ini adalah bagian dari Wahyu Tuhan kepada Yohanes di pulau Patmos. Yohanes menerima wahyu dari Tuhan untuk dituliskan kepada orang – orang percaya terutama ke tujuh jemaat di Asia Kecil.  Ayat-ayat ini dimaksudkan sebagai kata-kata hiburan untuk menguatkan hati orang-orang Kristen pada masa Wahyu Yohanes itu. Orang – orang Kristen pada masa itu sedang mengalami penganiayaan dan banyak kesusahan karena kesetiaan Iman kepada Yesus.  Tetapi mereka dinasihati supaya mereka tetap bertekun. Orang-orang kudus harus terus-menerus "menaati perintah-perintah Allah dan tinggal setia kepada Yesus."

 

Orang yang setia dalam iman akan beroleh mahkota kehidupan yg disediakan oleh Anak Domba Allah. Ini bukan janji-janji yang omong kosong. Mengenai orang-orang yang mati dalam Tuhan, Firman Tuhan katakan bahwa perbuatan mereka menyertai mereka. Artinya Hidup orang percaya yang diisi dengan iman dan kesetiaan kepada Tuhan akan bernilai kekal. Kalau iman terwujud dalam perbuatan, kita bisa meyakini bahwa apa yang kita kerjakan di dunia tidak sia-sia sebab kita akan memasuki tempat perhentian yang kekal.

 

Hari ini dunia pendidikan dan kita semua kehilangan seorang guru yang setia mengabdi. Seperti Edelweis, kehidupan kekasih kita yang meninggal ini telah memberi arti bagi perjuangan, ketekunan, ketulusan dan kesetiaan mengabdi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Memang perjuangan hidup dan keindahan hidup tak ada yang abadi. Edelweispun akan mati. Edelweis hanyalah sebuah simbol karena hanya Tuhan yang abadi. Ibarat Edelweis, ia telah menemukan keabadiannya bersama Tuhan. Namun bagi kita yang masih melanjutkan kehidupan, kita dinasihati agar memiliki kehidupan yang kuat meski dalam situasi yang sulit, setia mengabdi meski di tempat yang sukar, memberi teladan dan selalu menginspirasi banyak orang. Setiap perbuatan yang kita lakukan kelak menyertai kita sampai pada kematian.

 

Kekasih kita ini telah pergi untuk selamanya. Ia telah menuntaskan tanggung jawabnya sebagai ayah dan guru.  Namanya akan selalu hidup dalam sanubari. Baktinya akan terukir dihati. Ia yang telah menjadi pelita dalam kegelapan pendidikan. Embun penyejuk di hati setiap anak didik yang selalu haus benih ilmu dan iman. Ia bukan saja suami, ayah bagi anak-anak, guru bagi anak didik, tapi juga orang tua dalam pelayanan. Ia Edelweis yang indah yang pernah Tuhan tempatkan di tengah-tengah kita untuk memberi pelajaran dan teladan tentang kesetiaan melayani, ketulusan mengabdi, kesungguhan bekerja keras.

 

Seperti edelweiss yang memiliki cinta abadi sang pencipta maka demikianpun kita yang ditinggalkan hendaknya memiliki pengharapan dan iman di dalam Tuhan. Tuhan memelihara, menghibur dan menguatkan keluarga yang berduka. Tetaplah berharap pada Tuhan. Ingatlah janji Tuhan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan”. Tuhan memberkati.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH KEMATIAN SEORANG GURU (Wahyu 14:12-13)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed