ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN TERHADAP AKU (Yohanes 19:1-16a)

(Diawali atraksi Jemaat). Atraksi tadi menunjukkan situasi di Yerusalem pada masa Yesus. Awalnya orang banyak menyambut Yesus, menghamparkan pakaian di jalan dan melambai – lambaikan daun – daun Palem. Mereka berseru dengan sukacita: “Hosana!! Hosana!! Diberkatilah Dia yang datang dalam Nama Tuhan”. Tapi kemudian orang – orang yang sama juga menghujat Yesus, menghina bahkan meludahi Yesus. Mereka berteriak dalam kebencian dan amarah: “Salibkan Dia!! Salibkan Dia!!. Kata – kata punya kuasa. Teriakan orang banyak di Yerusalem bahkan dapat mengalahkan kuasa Pilatus. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan.

 

Sahabatku, kita ada di Minggu Sengsara Yesus yang terakhir hari ini, Minggu Sengsara yang ke – 7. Selama tujuh minggu, kita semua telah menghayati derita dan sengsara Yesus Kristus. Pembacaan kita hari ini yakni Yohanes 19:1-16a berisi kisah tentang Yesus yang di bawa ke Pengadilan di hadapan Pilatus. Tema Khotbah untuk kita: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku”. Kata – kata ini adalah pernyataan dan peringatan Yesus kepada Pilatus pada ayat 11: “Engkau tidak  mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas”. Pilatus adalah seorang Gubernur/Wali Negeri di Yudea, Samaria dan Idumea. Pilatus itu Wakil dari pemerintah Romawi untuk daerah Yudea. Jadi Pilatus adalah pejabat pemerintah yang mempunyai kuasa dan kedudukan terhormat. Pilatus bukan hanya mempunyai kuasa menjalankan pemerintahan tapi juga kuasa untuk memutuskan perkara di pengadilan, seperti seorang Hakim yang memutuskan vonis bagi terdakwa. Karena itu di kursi pengadilan Gabata, Pilatus duduk dengan kekuasaanNya sebagai simbol otoritas yang dimilikinya untuk menentukan nasib, hidup dan mati seseorang termasuk yang ia pikirkan: Yesus.

 

Apa yang dapat kita pelajari dari kisah Pengadilan Yesus di hadapan Pilatus? Sahabatku, Pilatus sebenarnya gelisah. Ia manusia yang punya hati nurani. Ia sudah memeriksa Yesus dengan seksama dan sebanyak tiga kali Pilatus menyatakan: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya.” Ia sudah diingatkan melalui mimpi istrinya. Suara hati Pilatus ingin membebaskan Yesus. Tetapi kemudian Pilatus cari jalan aman. Cuci Tangan. Pilatus akhirnya menyerah pada tekanan banyak orang. Pilatuspun menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Suara hati nurani Pilatus kalah dengan kepentingan diri sendiri demi mengamankan jabatan. Pilatus ingin menunjukkan kekuasaannya pada Yesus tapi toh kuasa pada Pilatus dipengaruhi oleh tuntutan publik. Orang banyak, orang Yahudi, para pemuka agama yang sebelumnya adalah penonton justru mengambil alih wewenang Pilatus. Mereka memakai kuasa Pilatus untuk mencapai tujuan mereka.

 

Sahabatku, kata “kuasa” pada teks ini memakai kata Yunani: “Exousia” yang berarti otoritas, wibawa, wewenang (kuasa untuk memerintah). Tema khotbah ini menjadi teguran bagi Pilatus tapi juga kita semua bahwa hanya Tuhan satu – satunya yang memiliki otoritas paling tinggi. Jalan derita menjadi satu – satunya pilihan untuk menyatakan kuasa Allah yang menyelamatkan manusia. Karena itu siapapun kita, marilah tunduk dan mengandalkan kuasa Allah. Jangan seperti Pilatus yang kuasanya dapat dimanipulasi atau diperjualbelikan. Kuasa Allah diberikan bagi para pelayan tapi bukan untuk memerintah melainkan untuk melayani, untuk tahan uji dalam derita. Kuasa Allah juga menggerakan setiap warga jemaat bertumbuh sebagai gereja yang misioner. Bagian Firman Tuhan ini juga mengajak kita untuk mengakui dan menyesali segala dosa kita. Dosa – dosa kitalah yang menggiring Yesus ke Golgota. Hari ini teguran Yesus kepada Pilatus juga menjadi teguran bagi kita sekalian agar menyadari kuasa dan otoritas Allah dalam hidup kita. Marilah kita mensyukuri hidup yang dibimbing Allah. Meski kadangkala hidup kita seperti Pilatus, masalah – masalah dalam hidup membuat kita gelisah, bimbang, putus asa bahkan hilang harapan. Tapi ingatlah, masalah apapun tidak lebih besar dari kuasa Yesus. Jadi jangan katakan: “Tuhan, saya punya masalah yang besar”. Tapi katakanlah: Hei, masalah yang besar, saya punya Tuhan yang kuasaNya jauh lebih besar”. Mari bersyukur atas waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan di hidup kita, dalam kuasaNya jadilah berkat senantiasa. Amin. Tuhan memberkati. Selamat Menjalani Minggu Sengsara, Memasuki Jumat Agung dan Menyongsong Paskah. 

On Youtube: ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN TERHADAP AKU @dearpelangi

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN TERHADAP AKU (Yohanes 19:1-16a)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed