TAAT MENJADI MURID YESUS (Matius 26:17-25)

Yang diharapkan dari seorang murid adalah ketaatan bukan pengkhianatan. Kasih dan bukan penyangkalan. Hari ini dari pembacaan kita dalam Matius 26:17-25, pada minggu sengsara Yesus yang ke – 5, tema khotbah kita adalah: Taat Menjadi Murid Yesus. Saat-saat terakhir Yesus sudah hampir tiba jadi Yesus ingin mengadakan perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Paskah yang dimaksud ini adalah Paskah yang menunjuk pada Peristiwa pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir sebagaimana dalam Perjanjian Lama. Yesus tahu misi keselamatan yang dikerjakanNya harus dituntaskan di kayu Salib. Perjamuan Paskah itu menjadi penyiapan bagi penderitaan sang Anak Manusia. Saudaraku, apa yang kita pelajari tentang hal ini terkait dengan ketaatan sebagai murid?

 

Yesus menyuruh para murid pergi ke kota ke rumah si Anu karena rumahnya akan dipakai sebagai tempat untuk perayaan paskah itu. Murid – murid taat, melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Bukan hanya para murid tapi si Anu sang pemiliki rumah juga taat. Ia bersedia rumahnya dipakai sesuai rencana Yesus. Jika si Anu saja bisa taat, bagaimanakah dengan kita? Tentu kita harus lebih taat lagi. Ketika Yesus sedang duduk makan bersama ke 12 muridNya itu, Yesus menyampaikan bahwa seorang diantara para muridNya akan menyerahkanNya. Mereka satu per satu dengan hati sedih meresponi: “bukan aku, ya Tuhan?” Yesus menyampaikan bahwa orang yang menyerahkanNya ada bersama – sama makan Paskah saat itu. Pengkhianatan ternyata berasal dari dalam, oleh orang terdekat. Karena itu dikhianati selalu menyebabkan luka hati yang dalam, sebab orang yang dekat dan orang yang dikasihilah yang melakukan pengkhinatan. Sahabatku, kita tahu bahwa Yudas adalah murid yang tidak taat, murid yang menjual Yesus. Dalam detik-detik terakhir, Yesus masih mengingatkan Yudas. Tapi hati Yudas sudah keras. Tanpa merasa bersalah ia balik bertanya kepada Yesus: “bukan aku ya Rabi?” Bagi Yudas Yesus hanyalah seorang Rabi. Apa yang dilakukan oleh Yudas menggambarkan betapa jahatnya dosa. Dosa membuat manusia buta akan kebenaran. Yudas orang dekat Yesus tetapi tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Yesus. Ia tega menjual Yesus dengan 30 keping perak; harga yang paling rendah bagi seorang budak.

 

Kasih dan arti pengurbanan Yesus sampai sekarang tetap tidak berubah. Tapi seringkali orang masih menolak dan mengeraskan hati seperti Yudas. Sayangnya kita mengeraskan hati tapi mulut masih mengaku bahwa kita adalah murid. Kita tidak dapat menjadi murid dalam kepura – puraan.  Dalam diri Yudas Cinta Didustai. Ketulusan dan kasih dijual dengan murah karena ketamakan.  Hati telah terpikat dan dipikat oleh beberapa keping perak dari para ahli Taurat. Yudas dapat menyembunyikan kejahatan hatinya dari para murid yang lain tetapi Yesus tahu apa yang ada dalam hati Yudas. Kata Yesus kepada Yudas, "Engkau telah mengatakannya."

 

Yudas setiap hari berada bersama Yesus, tapi ia tidak mengalami kasih Yesus. Yudas selalu bersama Yesus dan menjadi orang kepercayaan Yesus tapi hatiNya jauh dari kasih Yesus. Kita ini murid Yesus tetapi, apakah kita sudah mengalami kasih Yesus di dalam hidup?  Bisa jadi kita jengkel dan marah dengan kelakuan Yudas. Tuhan sudah memilihnya, mendidiknya, mengajarinya banyak hal, bahkan memberinya jabatan sebagai bendahara, tapi kenapa Yudas begitu?  Tetapi, mari saat ini kita merenung apakah hidup kita sudah lebih baik dari Yudas? Jangan – jangan kita tidak ada bedanya dari Yudas bahkan lebih buruk lagi. Sahabat, tentunya ada banyak dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan. Seringkali kita juga mengkhianati iman percaya kita kepada Tuhan. Refleksi Minggu ini membawa kisah untuk kita melihat kembali hidup dan pilihan kita masing-masing. Bahwa seringkali kita juga mengkhianati Yesus dengan tidak setia pada pilihan hidup kita masing-masing, di dalam keluarga dan jemaat. Ada pengkhianatan dalam rumah tangga, kepura – puraan dalam pelayanan. Pada detik – detik terakhir, Yesus memperingatkan Yudas. Yesus sangat mengasihi Yudas Iskariot. Tapi sikap Yudas menunjukkan bahwa dia tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Ketika Tuhan memperingati kita melalui Firman, Dia melakukannya karena Tuhan mengasihi kita. Karena itu marilah kita ingat bahwa menjadi murid yang taat adalah mengikuti teladan Yesus, tinggal di dalam kasihNya dan melakukan kehendakNya. Berbahagialah orang yang hidupnya taat kepada Firman Tuhan, hidup sesuai dengan peringatan-peringatan Tuhan, sehingga kita boleh hidup berkenan kepada Tuhan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "TAAT MENJADI MURID YESUS (Matius 26:17-25)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

KEKASIHKU, KASIHKU, KEHIDUPANKU (Kidung Agung 2:8-17)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed