JAMUAN MAKAN UNTUK PEMULIHAN (Yohanes 21:9-14)


Persekutuan “makan bersama” biasanya berlangsung dalam acara – acara kekeluargaan. Jamuan makan mengeratkan tali persaudaraan dan hubungan yang dijalin antar sesama teman, rekan, sahabat, saudara serta anggota persekutuan lainnya. Di dalam jamuan makan, kita mengakui pemeliharaan Allah atas kehidupan, berkat – berkatNya yang tak berkesudahan sehingga kita selalu bersyukur kepadaNya.

Jamuan makan menjadi salah satu tanda persekutuan yang Tuhan Yesus ajarkan.  Semasa hidup Yesus, sebelum di salibkan bahkan sesudah kebangkitan, Tuhan Yesus selalu bersekutu dengan para muridNya melalui jamuan makan, seperti kisah penampakan Tuhan Yesus yang ketiga kalinya pad bagian pembacaan kita saat ini yaitu Yohanes 21:9-14.

Setelah para murid merapat ke pantai, mereka melihat Tuhan Yesus sedang mempersiapkan suatu jamuan makan. Mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Tuhan Yesus tahu persis bahwa para murid sudah mencari ikan sepanjang malam, mereka tentu lapar. Yesus meminta mereka membawa beberapa ekor ikan yang baru mereka tangkap. Sesudah semuanya siap, Yesus mengajak mereka ; “Marilah dan sarapanlah”. Lalu Yesus melayani para muridNya itu. Ia mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. Tidak ada seorangpun dari para murid yang berani bertanya: “Siapakah Engkau?”, sebab mereka mengenalNya. Dialah Yesus yang telah bangkit dan yang pernah melayani mereka dalam jamuan makan sebelumnya.

Sapaan Tuhan Yesus kepada para murid: “Marilah dan sarapanlah”, merupakan sebuah ajakan yang membuat hati para murid sungguh tersentuh. Sebelumnya, mereka meninggalkan Yesus sendirian bergumul di Getsemani, berjalan di Via Dolorosa hingga mati di Golgota. Mereka melarikan diri dan hanya mampu menatap dari jauh. Lebih menyakitkan lagi, Simon Petrus yang sangat dekat dengan Yesus menyangkalNya dan Yudas yang dipercayaiNya berkhianat. Semua itu masih segar dalam ingatkan dan perasaan para murid. Jadi ketika Yesus menampakan diriNya  bahkan mengundang mereka dalam jamuan makan yang  penuh persahabatan dan persaudaraan, alangkah indahnya itu.

Melalui jamuan makan pagi itu, Yesus telah membuka suatu lembaran baru. Yesus tidak berhenti pada kegelapan masa lalu: Getsemani, Via Dolorosa dan Golgota. Yesus memulihkan kembali relasi diantara mereka untuk sebuah misi yang mesti dilanjutkan para murid. Yesus mengundang para murid dalam jamuan itu tanpa membicarakan kesalahan masa lalu mereka. Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah yang berkuasa, melebihi “kuasa” yang mereka harapkan seperti pandangan Yahudi dalam sosok sang Mesias. Yesus lebih dari itu. Para murid sedang berhadapan dengan Yesus yang bangkit dan hidup. Raja yang berkuasa di Sorga dan di bumi. Ia adalah Allah yang menyediakan segala berkat. Ia adalah Raja yang mengampuni dan Tuhan yang selalu bersama kita.

Penampakan Yesus pada kali yang ketiga ini menunjukan kepada para murid dan kita semua bahwa ternyata Allah tidak berada jauh dari kita. Yesus adalah Tuhan yang sangat dekat dan hadir dalam pergumulan kita sehari – hari. Pergumulan soal ekonomi, makan dan minum setiap hari, pergumulan soal masa lalu maupun masa depan. Yesus mengerti pergumulan sehari – hari kita. Dalam masa – masa sulit ketika Pandemi Covid-19 sedang mengancam.  Ekonomi guncang. Bisnis macet. Kehilangan pekerjaan. Harga kebutuhan pokok melambung terasa mencekik. Pergumulan ini menantang kesejahteraan kita tapi juga kelanjutan kehidupan di bumi ini. Namun Yesus yang bangkit adalah Allah sumber kehidupan. Dia Allah yang menguatkan iman kita dan memelihara kita dalam pergumulan yang berat ini.

Tetaplah bersyukur dan resapilah mujizat Tuhan dalam hal – hal sederhana yang kita alami. Pertolongan Tuhan nyata melalui orang – orang yang peduli dan berbagi dengan kita. Jadilah tangan Tuhan yang rela berbagi meskipun kita semua mengalami kesulitan. Diakonia bukan hanya dilakukan oleh lembaga Gereja tetapi mesti dilakukan oleh pribadi – pribadi dan keluarga – keluarga sebagai Gereja yang hidup yang bersyukur atas pemeliharaan Tuhan. Banyak cara dapat kita lakukan sebagai wujud kepedulian kita. Tidak harus menunggu sampai kita memiliki banyak roti dan ikan. Dunia sedang menanti uluran tangan dan wujud kasih kita. Berhentilah berdebat dan saling mencari kesalahan. Perbanyak bersyukur dan berbagi. Berbagilah dengan apa yang ada pada kita dan lihatlah keajaibanNya.

Kehadiran Yesus secara nyata dalam penampakanNya tentu mengembalikan harapan para murid bahwa Yesus hidup dan berkarya. Kehadiran Yesus mengatasi rasa bersalah atas masa lalu dan kekhawatiran terhadap masa depan. Di tengah Pandemi Covid-19 ini,  marilah kita datang pada Tuhan, memohon belas kasihan dan pemulihan Tuhan bagi kita dan segenap ciptaan. Tuhanlah tempat perteduhan kita. 

Ketika kekhawatiran, kerapuhan, ketakutan bahkan kematian sedang mengancam kita, Tuhan menghendaki kita sehati dalam persekutuan yang melampaui batas – batas gedung Gereja. Saling merangkul dengan hati. Saling mendoakan dalam Roh. Percaya dalam iman bahwa Yesus yang bangkit dan hidup mengatasi Covid-19. Karena itu mari berjuang bersama dengan Pemerintah, Gereja juga para medis. Yesus bersama kita. Resapilah kehadiranNya yang menjumpai kita dalam hidup sehari – hari. Hal – hal sederhana yang kita lakukan bersama sebagai wujud persekutuan yang sehati adalah gambaran masa depan yang kelak kita nikmati bersama Kristus yang bangkit dan hidup. Ia sedang mempersiapkan dan menanti kita dalam Perjamuan Akbar pada kehidupan yang kekal. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "JAMUAN MAKAN UNTUK PEMULIHAN (Yohanes 21:9-14)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed