KHOTBAH PEMAKAMAN SEORANG AYAH (II Tesalonika 2:16-17)

Ada ratapan dan tangisan di setiap peristiwa kematian. Tapi tak seorangpun dapat menghindar dan menolak saat gelap kematian menjemput. Hidup yang fana dan dunia hanyalah tempat sementara. Kematian memang sebuah misteri bagi manusia. Tak ada seorangpun yang tahu kapan, di mana dan cara dirinya mengalami kematian. Tapi misteri kematian dapat dimengerti, dipahami dan di terima dalam iman kepada Tuhan. Sebab Tuhan adalah Allah yang kekal yang berkuasa baik atas kehidupan maupun kematian. Kemarin, kita sekalian dikejutkan dengan berita kematian almarhum. Keluarga dan kita semua berduka, karena kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup keluarga, persekutuan gereja, adat bahkan masyarakat. Tapi kita dihiburkan oleh Tuhan melalui FirmanNya dalam II Tesalonika 2:2:16-17.

 

Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menghibur dan menguatkan jemaat. Jemaat sedang dalam ketidakpastian benarkah Yesus akan datang kembali seperti yang dijanjikanNya? Jemaat telah lama menanti bahkan telah banyak saudara seiman yang meninggal dunia. Mereka juga mengalami penindasan dan penganiayaan yang berat dari orang – orang yang tidak menyukai kekristenan bahkan ada penyesatan – penyesatan yang menggoda mereka untuk menyangkal Kristus. Situasi jemaat saat itu adalah situasi yang sedang menguji iman. Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika juga kita sekalian bahwa orang – orang percaya adalah orang – orang yang dipilih Allah untuk diselamatkan karena itu jemaat harus tetap kuat dalam pengharapan kepada Kristus maupun dalam menghadapi penganiayaan dan kenyataan hidup yang berat. Iman harus  tetap bergantung pada Kristus sehingga tidak goyah dan terombang – ambing oleh situasi dunia.

 

Pada dua ayat yang menjadi bagian pembacaan kita tadi ada dua hal yang disampaikan Paulus 1). Paulus mengajak jemaat untuk percaya bahwa Allah mengaruniakan penghiburan yang abadi; penghiburan yang tanpa batas serta pengharapan yang baik. Kata “baik” di sini menunjuk pada yang indah, benar dan ideal. Jadi pengharapan yang baik di dalam Allah memampukan kita untuk tetap optimis, bersemangat dan bersyukur menjalani hidup. 2). Paulus menyatakan bahwa Allah menguatkan hati kita dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. Disebutkan di sini bahwa Allah menguatkan hati, bukan pikiran, bukan salah satu anggota tubuh. Hati yang merupakan pusat kehidupan manusia, pusat perasaan, pusat pengambilan keputusan dan tindakan. Allah menguatkan hati keluarga. Allah menguatkan hati kita semua yang rapuh dan pedih karena dukacita. Allah mengerti dan peduli segala persoalan, kesedihan, kecemasan yang kita alami ketika dukacita berturut - turut terjadi dalam  keluarga besar. Allah menguatkan hati ketika kematian terjadi di mana – mana. Ketika banyak perkara terjadi seperti Covid 19, Allah tetap menguatkan hati.

 

Allah menguatkan hati dalam hal pekerjaan dan perkataan yang baik. Kata pekerjaan dalam teks ini tidak hanya menunjuk  profesi/pekerjaan yang mendatangkan upah tapi juga aktivitas dan rutinitas hidup sehari – hari. Jadi Allahmenguatkan hati kita dalam seluruh totalitas kehidupan kita. Allah juga menguatkan hati kita dalam perkataan baik agar dalam dukacita seperti ini, kita menyampaikan perkataan – perkataan yang membangun, yang meneguhkan iman dan menghibur bukan perkataan - perkataan hoax yang menyesatkan atau yang mengendorkan iman. 

 

Bagi keluarga yang ditinggalkan orang tua, anak, cucu dan keluarga besar, hadapilah dukacita ini dengan hati yang tegar dan sabar. Almarhum kekasih kita ini  meninggal sebagai orang pilihan Allah. Maut sudah menjemputnya, kematian mengakhiri seluruh perjalanan hidupnya di dunia ini, tapi kematian juga mengawali keselamatan abadi yang disediakan Tuhan baginya. Relakanlah kepergiannya sambil percaya bahwa kelak kita kan berjumpa dalam Sorga Kekal. Secara khusus bagi anak – anak yang ditinggalkan, teladanilah karya – karya dan perbuatan baik dari Almarhum ayah kekasih. Hadapilah dukacita ini dengan melanjutkan karya – karya pelayanan dan kesetiaan orang tua kekasih bagi Tuhan. Bagi kita sekalian yang ditinggalkan, hadapilah dukacita dengan menghargai nafas, kehidupan dan kesempatan berkarya yang Tuhan beri. Almarhum telah memberi diri semasa hidupnya dalam karya – karya di tengah keluarga, gereja, adat dan masyarakat. Bagi Keluarga dan masyarakat, almarhum adalah sosok yang selalu tampil sebagai jurubicara dalam setiap acara atau pertemuan. Ia rekan sepelayanan dalam Gereja. Pemimpin di tengah jemaat, ia mengakhiri hidupnya dalam tugas pelayanan dalam Gereja Tuhan. Ia telah memberi teladan menggunakan kesempatan hidupnya untuk menyatakan kasih di tengah keluarga, berbicara sebagai anak – anak adat, memberi kontribusi dalam dunia politik dan melayani Tuhan.

 

Hari – hari kebersamaan dalam keluarga, dalam persekutuan, dalam partai maupun sebagai sahabat dan teman dalam canda dan senda gurau telah berakhir. Hidup memang tak abadi. Bagaikan bunga yang pagi mekar tapi sore dapat layu dan lisut. Janganlah sia – siakan hidup anugerah Tuhan. Pakailah hidup untuk melayani Tuhan. Tuhan memberikan penghiburan abadi kepada orang yang tekun dan kuat hatinya dalam nama Kristus. Tuhan memberi pengharapan kekal bagi orang – orang yang berpegang pada janjiNya dan setia di dalam firmanNya. Tuhan memberkati orang yang setia merindukan pengharapan dan penghiburan-Nya. Selamat Jalan. Salam di jalanmu. Amin.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH PEMAKAMAN SEORANG AYAH (II Tesalonika 2:16-17)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

KEKASIHKU, KASIHKU, KEHIDUPANKU (Kidung Agung 2:8-17)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed