HAMBA TUHAN YANG MENDERITA (Yesaya 53:1-12)

Suatu malam, seorang bapak bermimpi tentang penderitaan Yesus. Dalam mimpinya, Bapak ini melihat Yesus sedang dicambuk oleh seorang prajurit. Bapak itu sedih menyaksikan kekejaman yang dialami Yesus.  Ketika cambuk menghajar punggung Yesus, Bapak itu merasa perih. Hatinya sakit saat cambuk menghantam tubuh Yesus. Dalam mimpinya, ia melihat tubuh Yesus sudah penuh luka dan bengkak. Banyak darah mengalir. Bapak ini tidak bisa tahan lagi. Jadi ketika prajurit itu mengangkat tangannya untuk mencambuk Yesus kembali, Bapak itupun berteriak marah dan maju untuk menghentikan si prajurit. Saat itulah prajurit itu menoleh, dan betapa terkejut si Bapak karena wajah si Prajurit tak lain adalah dirinya sendiri!

 

Saudaraku, pemberontakkan kitalah yang menyebabkan Yesus dicambuk. Kejahatan kitalah yang membuat Yesus ditikam. Dosa – dosa kitalah yang memaku Yesus di kayu salib. Yesus menjadi martir pengganti, yang menggantikan kita: Ia menderita, disiksa, dihina dan direndahkan. Yesus menjadi hamba Tuhan yang berdiri antara Allah dan umatNya untuk membela kita manusia dan mendamaikan kita dengan Allah. Yesus adalah hamba Tuhan yang menderita. Tema khotbah kita pada Minggu sengsara IV ini adalah “hamba Tuhan yang menderita”. Hamba (Ibrani: ×¢ֶבֶד - 'EVED) yaitu budak, hamba, pelayan. Artinya, seserorang yang bekerja untuk kepentingan orang lain, untuk melakukan kehendak prang lain. Hamba adalah pekerja milik tuannya. Yesaya menubuatkan bahwa Hamba Tuhan itu menyelamatkan manusia, bukan dengan kekuatan perang, tetapi dengan penderitaan-Nya. Nubuat hamba Tuhan yang menderita ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Yesus tidak membela dirinya. Ia taat dan setia menderita sampai mati. Yesus dari Nazareth, anak tukang kayu, pribadi yang sederhana: lahir di kandang domba, tidak disertai oleh sepasukan pengawal penjaga, tidak memakai mahkota, tidak duduk di singgasana kerajaan. Yesus tidak tampil di dunia politik: tidak ada massa pendukung ataupun partai pendukung. Yesus hanya memiliki hati hamba yaitu hati yang taat dan setia menderita. Ia dihukum mati seperti penjahat, walau sesungguhnya Ia tak pernah melakukan kejahatan. Ia disiksa seperti pendosa, padahal Ia tidak berbuat berdosa. Tapi Penderitaan Yesus mendatangkan keselamatan bagi kita. “Oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes. 53:5). Oleh penderitaan-Nya, kita diselamatkan. Pengorbanan Kristus di kayu salib menjadi anugerah terbesar bagi hidup manusia.

 

Hari ini kita telah berada pada Minggu Sengsara yang ke – 4. Minggu ini sebut minggu Oculi yang berarti “mataku terarah pada Tuhan”. Mari mengarahkan mata hati kita kepada salib Kristus seraya menyesali semua dosa-dosa kita. Berilah hati kita agar segala dosa yang keji dibasuh oleh darahNya yang kudus. Dengan memandang pada Kristus yang menderita sengsara, maka kita memiliki semangat baru dan hati yang dibarui. Hati sebagai hamba. Kita adalah hamba Menjadi hamba berarti taat kepada sang tuan. Seorang hamba harus siap menderita. Tugas utama hamba adalah melayani dan memberi sukacita kepada orang lain. Alkitab mengajarkan kita “janganlah kamu menjadi hamba manusia tapi menjadi hamba Allah”. Orang percaya harus memiliki hati sebagai hamba: tahu merendahkan diri, taat dan setia meski menderita. Seperti Kristus, maka menjadi hamba Allah bukan untuk unjuk kata atau unjuk rasa tapi unjuk karya sebab karya keselamatan Yesuslah yang menjadi teladan.  Jadi tetap berkarya mendemonstrasikan tanggung jawab yang baik dalam hidup kerja dan pelayanan. Ingatlah bahwa kita sekalian sesat seperti domba. Kita adalah penjahat yang sangat kejam. Kita seperti si Bapak dalam mimpinya tadi. Kemarahan dan tangisan kita atas derita, sengsara Yesus tidaklah berguna jika kita sendiri masih hidup dalam dosa yang mendukacitakan Allah. Kita hanyalah orang-orang yang sepanjang hidup terus melawan Tuhan. Kita begitu kecil dan tidak berarti, tetapi ternyata begitu dikasihi oleh Yesus sehingga Dia rela menanggung segala tuduhan, cercaan, hukuman, dan kematian yang seharusnya kita alami. Jadi hari ini, ketika mata kita terarah pada Kristus dalam sengsaraNya dan pada salibNya. Kita harus sadar bahwa di Salib Yesus ,kasih menang atas kebencian maka marilah saling mengasihi. Di Salib Yesus, pengampunan menang atas murka dan balas dendam, maka kitapun harus saling mengampuni. Di Salib Yesus, ketaatan menang atas pemberontakan, maka kitapun mesti taat walau menderita. Di Salib Yesus, kerelaan menang atas keegoisan maka kita harus menjadi pribadi – pribadi yang rela berbagi, rela bertolong – tolongan untuk kebaikan. Di salib Yesus, kekudusan menang atas dosa, maka kitapun berkomitmen hidup kudus. Biarlah Salib merubah hidup kita yang menjadi berkat bagi semua ciptaannya.  Dengan hati dan iman yang terarah kepada Tuhan lanjutkanlah penghayatan pada minggu sengsara Tuhan Yesus. Kasih Kristus memulihkan. Darah Yesus menyucikan. PengorbananNya yang sempurna menjadi gaya hidup kita. Selamat menjalani minggu – minggu sengsara Tuhan Yesus.  Tuhan memberkati. Amin

On Youtube: HAMBA TUHAN YANG MENDERITA @dearpelangi

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "HAMBA TUHAN YANG MENDERITA (Yesaya 53:1-12)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed