MISI PEMULIHAN DAN PEMBERDAYAAN BANGSA - BANGSA (Kejadian 41:1-57)

Setiap kita pasti pernah bermimpi. Ada yang beranggapan mimpi itu sekedar bunga tidur jadi biasa – biasa saja. Ada yang senang karena mimpi jadi angka togel. Ada yang beranggapan mimpi itu suatu pergumulan yang tersimpan di alam bawah sadar kemudian muncul menjadi mimpi. Tapi ada juga yang melihat mimpi sebagai sebuah visi masa depan dari Tuhan. Itu sebabnya orang bisa gelisah karena mimpi. Apa artinya? Apa yang akan terjadi? Firaun gelisah dengan mimpinya. Dua kali dia bermimpi. Ia sudah memanggil para ahli dan orang berilmu di Mesir tapi tidak seorangpun dapat mengartikan mimpi itu. Lalu juru minuman menceritakan tentang Yusuf yang pernah mengartikan mimpi juru minuman dan juru Roti istana dan mimpi itu terjadi seperti yang diartikan Yusuf.

 

Dua tahun sudah berlalu, Yusuf sudah dilupakan oleh si Juru Minuman. Tapi waktu Tuhan terjadi bagi Yusuf. Yusuf dibawa menghadap Firaun. Ia dapat mengartikan mimpi Firaun tentang kelimpahan dan kelaparan yang akan terjadi. Bukan hanya mengartikan mimpi. Yusuf juga menyampaikan strategi penataan ekonomi agar Mesir dapat menghadapi bahaya kelaparann itu. Firaun bukan saja mengakui dan menerima perkataan Yusuf tapi juga menyebut Yusuf sebagai seorang yang dipenuhi Roh Allah. Firaun bukan orang Israel tapi ia dapat melihat Roh Allah yang bekerja di dalam diri Yusuf. Lalu Firaun memberi kepercayaan bagi Yusuf untuk menjadi penguasa di Mesir. Yusuf beroleh fasilitas jabatannya: cicin meterai yang langsung dilepaskan dari jari Firaun, pakaian dari kain halus dan kalung emas, kereta kuda serta kuasa untuk mengatur dan memerintah serta rasa hormat dari seluruh negeri Mesir. Ia mendapatkan istri dan beroleh berkat anak - anak Manasye dan Efraim.

 

Dari seorang tahanan Yusuf menjadi penguasa. From Zero to Hero. Yusuf menjadi berkat bagi Mesir bahkan Israel nantinya. Seperti tema kita hari ini: Misi Pemulihan dan pemberdayaan bangsa – bangsa. Allah memakai Yusuf sebagai alatNya untuk pemulihan dan pemberdayaan yang Allah kerjakan bagi Mesir, bagi Israel dan bagi bangsa – bangsa lain. Tapi Yusuf tidak menjadi sombong dengan apa yang dimilikinya. “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah” Yusuf mengakui kemampuannya itu tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Allah yang selalu menyertainya dan mengaruniakan RohNya dan hikmat sehingga ia beroleh pengertian untuk menyingkapkan mimpi. Ingatlah juga bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat kita sombongkan dihadapan manusia jabatan kita? Gelar pendidikan kita? Kekayaan kita? Status sosial kita? Kita harus mengakui semuanya itu karena Allah menyertai kita. Itu berkat dari Allah yang harus dipakai sebagai alat berkat agar kitapun menjadi alat pemulihan dan pemberdayaan bagi orang lain.

 

Walau dapat jabatan penting dan memangku kekuasaan besar, tetapi Yusuf sadar Tuhan berdaulat di atas segalanya. Yusuf tidak terlena dan melupakan Allah. Setidaknya, itu terlihat dari cara dia menamai kedua anaknya: Manasye dan Efraim (ayat 51-52). Pemberian nama itu berisi pengakuan tentang campur tangan dan pertolongan Allah yang menjadi kunci keberhasilan Yusuf. Yusuf menggunakan kuasa jabatannya dengan benar. Ini sebuah pesan penting bagi kita ketika dalam dunia saat ini ada banyak orang mengejar jabatan tertentu tapi kuasa jabatan itu dipakai untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri. Orang – orang yang dipimpin oleh Roh Allah akan menggunakan hidupnya, kerja dan jabatannya untuk menjadi berkat. Kita juga belajar dari kisah Yusuf bahwa krisis tidak selalu menghancurkan kita. Yusuf meskipun di penjara bahkan dipenjarakan karena difitnah atas kesalahan yang tidak ia buat. Tapi Yusuf tidak berdiam diri dan meratapi nasib, ia justru menggunakan potensinya untuk menolong orang lain. Yusuf yang muda itu melalui jalan panjang yang penuh liku – liku. Dibenci oleh saudara – saudara sebapanya. Difitnah, dan dipenjarakan. Tiga belas tahun lamanya ia menjalani proses hidup yang tidak mengenakkan. Rancangan Tuhan seringkali sulit dipahami, tapi krisis di hidup Yusuf itu adalah sebuah proses Tuhan mempersiapkannya menjadi pribadi yang luar biasa. Jadi pandanglah segala sesuatu bahkan krisis dalam hidup kita sebagai proses Tuhan. Asalkan krisis itu bukan karena dosa. Maka krisis akan sarana untuk membentuk ketaatan dan kesetiaan. Sarana pemurnian hati dan diri. Sarana pembentukan karakter dan sifat sebagai anak - anak Tuhan.  Seseorang yang dipimpin oleh Roh Allah selalu percaya bahwa rancangan agung Tuhan tak bisa dibatasi oleh baik buruknya perjalanan hidup seseorang. Tuhan mampu mengangkat seseorang dari dalam lumpur kehidupan untuk membuatnya bersinar terang. Itulah yang dilakukan Tuhan bagi Yusuf.

 

Hidup Yusuf adalah hidup yang mengandalkan Tuhan bukan ramalan, Zodiac, judi, togel, King atau apapun juga. Yang Yusuf andalkan adalah Allah. Allah memimpin jalan – jalan hidup Yusuf sedemikian rupa. Yang kita butuhkan adalah kepercayaan penuh kepada Dia, ketika segala sesuatu dalam hidup kita berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sebagaimana Yusuf bergantung pada hikmat Tuhan, kita pun harus bergantung pada-Nya. Sebagaimana kuasa Tuhan telah mengubah Yusuf, kuasa yang sama itu juga mampu meluputkan kita. Allah memimpin hidup Yusuf dalam perjalanan sengsara di Mesir menjadi berkat besar. Yesuspun demikian perjalanan sengsara Via dolorosa memberi berkat penebusan dan keselamatan bagi kita. Bahkan RohNya dicurahkan untuk menyertai kita. Janganlah harta dan kesuksesan membuat kita terbuai dan melupakan Tuhan. Janganlah juga kesulitan dan pergumulan membuat kita menjadi putus asa dan hidup tanpa pengharapan kepada Tuhan. Tuhan sedang merenda kehidupan kita. Ia dapat mengubah hidup kita. Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menyatakan kehendakNya. Allah memakai Firaun, juru minuman, Yusuf juga saya dan saudara. Tuhan dapat memakai apa saja untuk menyatakan kehendakNya bahkan mimpi sekalipun maka pekalah mendengar suara Tuhan. Berilah diri untuk dipakai sebagai alat Tuhan bagi misi pemulihan dan pemberdayaan bangsa – bangsa. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

2 Komentar untuk "MISI PEMULIHAN DAN PEMBERDAYAAN BANGSA - BANGSA (Kejadian 41:1-57)"

  1. Syaloom, terimakasih untuk Khotbahnya sangat membantu kami dalam pelayanan Ibadah di unsur bisa sebagai referensi dalam pelayanan, mohon bisa sekalian dengan doa-doa syafaatnya, mohon maaf sy sementara baru belajar untuk melayani Ibadah unsur, Tuhan Yesus Memberkati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syalom ... terima kasih juga,,, Tuhan Yesus menolong dalam pelayanan.

      Hapus

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed