KHOTBAH 1: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)

Bersyukur kepada Tuhan merupakan hal penting bagi setiap orang yang percaya dan hidup mengandalkan Tuhan. Mengapa demikian? Karena kemampuan menjalani dan mengatasi berbagai tantangan dalam hidup ini hanya karena kebaikan Tuhan. Asaf, seorang penyanyi yang tinggal di Istana Daud dalam pujiannya mengungkapkan hal tersebut dengan berkata: “Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik” (ayat 34). Jadi kebaikan Tuhan merupakan dasar kita mengucap syukur kepada Tuhan. Begitu banyak kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita, yang patut dan harus kita syukuri, sebagaimana diungkapkan Asaf dalam mazmur pujiannya, seperti dalam bacaan kita 1 Tawarikh 16:17 – 36 tersebut. Kebaikan-kebaikan apa saja yang Tuhan buat dan harus kita syukuri? Mari kita perhatikan mazmur pujian Asaf yang luar biasa mengungkap kebaikan-kebaikan Tuhan yang patut kita syukuri. Ada tiga istilah yang digunakan untuk merespons kebaikan Tuhan, yaitu: “bersyukur”, “bernyanyi” dan “bermegah” (ayat 8 – 10). Tiga kata tersebut merupakan ajakkan untuk menguduskan dan memuliakan Tuhan. Bagaimana kita bersyukur, bernyanyi dan bermegah, sehingga menguduskan dan memuliakan Tuhan?  Ini cara bersyukur yang menguduskan dan memuliakan Tuhan: “serukanlan nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa”. Menyatakan nama Tuhan dan perbuatan-perbuatan-Nya, agar bangsa-bangsa mengenal Tuhan dan kebaikan-Nya yang sudah dilakukan bagi umat-Nya. Selain itu yang patut dilakukan untuk menguduskan dan memuliakan Tuhan adalah memuji Tuhan dengan menceritakan perbuatan-Nya yang luar biasa bagi umat-Nya. Kebaikan Tuhan tidak boleh didiamkan, tetapi harus diceritakan dan disaksikan. Ini pelajaran penting bagi kita orang Kristen, termasuk warga GKI. Kita banyak mengalami kebaikan Tuhan, dan umumnya yang kita lakukan untuk bersyukur adalah berikan persembahan pengucapan syukur dan minta didoakan. Itu tidak salah, tapi lebih dari itu yang patut kita lakukan adalah membicarakan kebaikan Tuhan itu kepada orang lain. Kalau kumpul-kumpul dengan tetangga atau teman-teman kerja, yang biasa kita ceritakan adalah kejelekan orang, tetapi mulai hari ini yang patut kita ceritakan adalah kebaikan Tuhan, bukan kekurangan orang lain. Perhatikan ayat 23, 24: “…kabarkanlah karya keselamatanNya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaanNya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa”. Ada banyak karya keselamatan Allah yang kita alami dalam hidup ini, karya keselamatan itu harus diberitakan, tidak boleh didiamkan. Orang Kristen termasuk warga GKI harus menjadi saksi dari karya keselamatan Allah. dengan menceritakan karya keselamatan kepada orang lain, kita telah menguduskan dan memuliakan Allah.  

 

Karena itu, supaya kita mampu menyaksikan karya keselamatan Allah, dan tidak cerita kejelekan orang, mulai hari ini kita berkomitmen untuk mencari Tuhan, mendekatkan diri kita kepada Tuhan, dan mohon kekuatan atau kuasa-Nya agar kita mampu menceritakan kebaikan Tuhan dan karya keselamatan-Nya. Supaya kita selalu sadar bahwa hidup ini diawasi Tuhan, marilah senantiasa kita mencari wajah-Nya, memberi diri untuk senantiasa dilihat dan dituntun pada jalan yang benar. “Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya senantiasa” (aya 11). Karya keselamatan Tuhan, seperti sembuh dari sakit, terhindar dari kecelakaan, dan berkat dalam rumah tangga menunjukkan bahwa Allah itu baik dan kasih setia-Nya tidak pernah berkesudahan dalam kehidupan kita, Karena itu, kita patut bersyukur. Dan sekali lagi, bersyukur bukan sekedar membawa persembahan syukur dan di doakan, tetapi lebih dari itu, menceritakan kebaikan Tuhan itu kepada orang lain. Orang Kristen adalah orang yang selalu menceritakan keselamatan yang ia alami dari Tuhan kepada orang lain. Orang Kristen, termasuk warga GKI adalah orang yang selalu menyampaikan apa yang Tuhan buat di dalam hidupnya. Kalau ada orang Kristen, warga GKI, mendiamkan kebaikan Tuhan, berarti masa bodoh dengan campur tangan Tuhan dalam kehidupan ini, kita tidak pusing dengan perhatian dan kasih setia Tuhan dalam kehidupan kita. Dan ini tanda kekafiran dalam diri orang Kristen, yaitu sikap menutup diri terhadap Tuhan. Lambat atau cepat, Tuhan akan berperkara, kalau karya keselamatan-Nya diabaikan. Karena itu, bagi orang Kristen dan warga GKI yang selama ini mendiamkan dan tidak menceritakan kebaikan dan karya keselamatan Tuhan kepada orang lain, diingatkan untuk bertobat agar diselamatkan dari murka Allah. Perhatikan ayat 35: “Dan katakanlah, selamatkanlah kami, ya Allah Penyelamat kami”. Marilah kita menjadi orang Kristen yang selalu bersaksi atas segala kebaikan Tuhan yang sudah dan selalu kita alami; marilah kita menjadi warga GKI yang selalu bercerita kepada orang lain mengenai karya keselamatan yang Tuhan buat dalam kehidupan kita. Kita harus bersaksi, sesuai pesan Yesus: “…kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8). Bersaksi dan menceritakan segala kebaikan Tuhan bagi kita adalah amanat yang tidak bisa ditawar-tawar. Tuhan tidak hanya suruh kita bersaksi, tetapi juga menjamin bahwa kita dapat melakukannya, karena Dia menyertai kita, dan memberikan Roh Kudus (Yoh 20:23), sehingga kita memiliki kuasa untuk bersaksi Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)    

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 1: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

PETRUS AKAN MENYANGKAL YESUS (Matius 26:30-35)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed