RANCANGAN KHOTBAH: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)

PENDAHULUAN

Semua orang pernah mendengarkan lagu. Musik termasuk salah satu media yang tidak tergantikan. Lagu mampu menyampaikan pesan yang sarat makna. Menyanyi bukan sekedar mengalunkan nada dan irama sebab di dalam nyanyian terutama nyanyian pujian kepada Tuhan berisi pengajaran dan kesaksian tentang Tuhan. Nyanyian pujian merupakan respons atas perbuatan Tuhan dalam kehidupan orang percaya. Tuhan disembah, dimuliakan dan diagungkan dalam nyanyian puji – pujian. Melalui nyanyian, orang lain yang hidup pada zaman yang berbeda sekalipun bisa memahami dan turut merasakan pengalaman iman bersama Tuhan.

 

PENJELASAN TEKS

Inti dari nyanyian syukur ini adalah pengakuan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta kebaikan-Nya bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa di dunia. Sejak zaman nenek moyang Israel, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub, sampai ke zaman Raja Daud, penyertaan Tuhan sungguh nyata. Segala bangsa, juga bumi dan seluruh ciptaan, tunduk di hadapan-Nya.

Ayat 7-22

Peristiwa dibawanya tabut Allah ke Yerusalem adalah peristiwa besar yang diiringi dengan banyak nyanyian umat. Setelah tabut sampai ke tempat tujuannya, Daud meminta Asaf dan saudara-saudaranya untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan. Asaf adalah orang Lewi dari bani Gerson (lih. 1Taw. 6:39-43), yang memiliki talenta dalam bidang seni musik. Tercatat bahwa ia menulis 12 mazmur, yaitu Mazmur 50 dan 73-83. Sedangkan, nyanyian dalam bacaan kita terambil dari Mazmur 96, 105:1-15, dan 106:1, 47-48. Seperti nyanyian – nyanyian dalam Mazmur, bagian ini dimulai dengan seruan untuk memuji Tuhan. Ada ajakan untuk mensyukuri kebaikan Tuhan dengan bernyanyi, bermegah, mencari wajah Tuhan dan mengingat perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Sukacita yang besar menjadi dorongan sehingga Daud untuk pertama kalinya menyuruh Asaf dan saudara – saudara sepuaknya yaitu saudara – saudara sesuku untuk menyanyikan syukur bagi Tuhan. Sudah begitu lama tabut berada di tempat yang tidak semestinya, kini tabut ada di Sion, kota Daud, ibu kota Kerajaan Israel. Asaf mengajak umat untuk bersyukur bagi Tuhan sebab Tuhan sudah mengikatkan perjanjian dengan Abraham, Ishak, Yakub menjadi perjanjian kekal. Berkaitan dengan perjanjian ini, Tuhan memberikan tanah milik pusaka dan kerajaan dan raja-raja, nabi-nabi yang melindungi umat-Nya.

 

Nyanyian puji – pujian ini merupakan respons setelah berhasil memindahkan Tabut Allah ke Yerusalem, Kota Daud. Keberhasilan pemindahan Tabut Allah adalah langkah besar bagi Israel sebagai bangsa yang utuh. Mereka adalah umat Allah karena Allah berkenan atas mereka. Allah  hadir bahkan berdiam di tengah umat-Nya. Peristiwa ini terjadi di masa kejayaan mereka di bawah pemerintahan Raja Daud. Inilah penekanan utama Kitab Tawarikh yang dibacakan segera setelah mereka kembali dari pembuangan. Kitab Tawarikh adalah pengingat identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Pujian ini disebut Pujian Pengucapan Syukur atau Mazmur Pengucapan Syukur (The Psalm of Thanksgiving).

 

Ayat 23-36

Tuhan bukan saja menjanjikan pemeliharaan-Nya atas umat-Nya. Pada bagian ini, segenap bumi juga diajak untuk bernyanyi bagi Tuhan dan mengabarkan keselamatan atas bangsa – bangsa. Asaf mendorong segenap bumi bernyanyi bagi Tuhan dan juga menceriterakan kemuliaan dan perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa. Asaf juga mengajak bangsa-bangsa datang dan mengakui bahwa Tuhan itu Raja. Kemudian Asaf menutup dengan ajakan untuk bersyukur Tuhan itu baik, kasih setia-Nya selama-lamanya, Ia adalah Tuhan, Allah, Penyelamat umat. Mazmur puji-pujian ini sepatutnya menjadi nyanyian umat masa kini. Bangsa – bangsa telah melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan dahsyat dan ajaib yang dilakukan Tuhan atas umat-Nya. Ia bukan hanya Tuhan atas umat-Nya Israel, melainkan Tuhan atas semua bangsa dan segenap alam. Tuhan Pencipta adalah Allah yang mengatasi segala ilah lain (ayat 25-26). Dia adalah Raja bukan hanya atas Israel tetapi Raja dunia ini (ayat 31). Respons umat sungguh tepat: "Amin! Pujilah TUHAN!" (ayat 36).

 

APLIKASI

ü Merenungi hidup pada minggu terakhir Bulan Februari ini, maka kita harus mengakui bahwa Tuhan telah melakukan perbuatan ajaib dalam hidup kita. Nafas kehidupan, kesehatan dan kekuaatan, bahkan berkat – berkat dalam keluarga, dalam pekerjaan dan dalam pelayanan yang tak terhitung banyaknya. Cinta Allah sungguh besar bagi kita dan bagi semua bangsa maka sudah sepatutnya cinta dan puji – pujian kita juga kita persembahkan bagi Tuhan dalam nyanyian syukur dan hidup yang berkenan kepadaNya.

ü Sudahkah kita mengucap syukur pada Tuhan untuk keberadaan kita hari ini? Karena kasih setia Tuhan kekal untuk selama-lamanya. Bersyukurlah atas cinta Tuhan walaupun sedang mengalami pergumulan hidup. Cinta Tuhan menguatkan kita menghadapi pergumulan demi pergumulan. Tuhan menganugerahkan hati yang lapang dan hati yang percaya penuh padaNya. Jangan ragukan cinta Tuhan dengan pengeluhan, persungutan dan kekhawatiran hidup. Sikap-sikap seperti ini hanya menunjukkan bahwa iman kita adalah iman yang palsu, keyakinan kita kepada Allah hanyalah keyakinan yang semu, sebab jika kita percaya bahwa Allah yang kita yakini dan kita sembah adalah Allah yang hidup serta mampu melakukan segala sesuatu maka seharusnya kita bersyukur dalam segala keadaan dan percaya Tuhan pasti menolong.  

ü Salah satu panggilan kita sebagai orang percaya adalah bersaksi tentang perbuatan – perbuatan besar Allah. Jadikanlah hidup kita sebagai sebuah kesaksian tentang Tuhan yang selalu menyatakan kebaikanNya bagi kita. Kita bersaksi dengan talenta – talenta dan seluruh totalitas hidup, bukan saja melalui pemberitaan Firman tapi juga musik dan nyanyian bahkan dalam seluruh hidup kerja dan pelayanan kita. Biarlah seluruh hidup kita menjadi pujian bagi kemuliaan Tuhan. .

ü Mazmur puji-pujian ini sepatutnya menjadi nyanyian umat masa kini. Marilah kita bersyukur dengan mengingat berbagai perbuatan Tuhan yang ajaib terjadi atas hidup kita. Apa yang telah Tuhan lakukan membuktikan bahwa Ia terus berkarya dalam hidup umat-Nya. Bernyanyi dan kabarkanlah keselamatan Tuhan. Ajaklah orang-orang di sekitar kita untuk datang kepada Tuhan dan mengakui bahwa Dialah Raja. Bersehatilah kita dalam menyembah Allah yang benar. Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik!

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: KESEHATIAN DALAM MENYEMBAH ALLAH YANG BENAR (I Tawarikh 16:7-36)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

PETRUS AKAN MENYANGKAL YESUS (Matius 26:30-35)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed