RANCANGAN KHOTBAH: PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN MEMBAWA BERKAT DAN KEBERHASILAN (2 Tawarikh 31:2-21)
Tuhan memulihkan umatNya, Tuhan mencurahkan berkat dan memberi keberhasilan dalam segala hal ketika umat mau dipulihkan dalam ketaatan dan kesetiaan.
Tujuan yang akan dicapai:
Agar jemaat mengalami pemulihan dalam Ibadah, membawa persepuluhan dengan sukacita dan mengalami berkat – berkat Tuhan yang nyata.
Konteks saat itu:
Kitab 2 Tawarikh termasuk dalam kitab – kitab Sejarah tapi bukan sekadar berisi catatan sejarah. Kitab ini berisi panggilan bagi umat Tuhan yang pulang dari pembuangan untuk kembali kepada Tuhan, membangun kembali ibadah yang benar, dan hidup kudus sebagai umat pilihan. Fokus kitab Tawarikh adalah pada Kerajaan Yehuda (Israel Selatan), keturunan Daud, Bait Suci dan sistem keimamam sebagai pusat ibadah. 2 Tawarikh 31:2–21 berkaitan erat dengan pembaruan rohani dan reformasi keagamaan yang dilakukan oleh Raja Hizkia di Yehuda. Sebelum Hizkia menjadi raja, Yehuda berada dalam kondisi rohani yang rusak. Ayah Hizkia, Raja Ahas, dikenal sebagai raja yang jahat di mata Tuhan (2 Tawarikh 28). Di masa kepemimpinannya, Ahas menutup pintu-pintu Bait Suci, menghapus ibadah kepada Tuhan dan membangun mezbah-mezbah bagi ilah-ilah asing sehingga terjadi kemerosotan moral dan penyembahan berhala di seluruh Yehuda. Akibatnya, bangsa Yehuda mengalami kekalahan militer, penderitaan sosial, dan kutuk dari Tuhan. Ketika Hizkia naik takhta (berumur 25 tahun), ia melakukan reformasi keagamaan besar-besaran dengan cara: membersihkan dan menguduskan kembali Bait Suci (2 Taw 29), mengembalikan ibadah korban dan nyanyian pujian di rumah Tuhan. Merayakan Paskah besar-besaran (2 Taw 30) serta mendorong seluruh Israel dan Yehuda (bahkan suku-suku utara yang tersisa) untuk kembali kepada Tuhan. 2 Tawarikh 31:2–21 mencatat hasil dari pembaruan rohani yang nyata: ibadah dipulihkan, persepuluhan diberikan dengan sukacita, dan Tuhan memberkati umat-Nya.
Kaitan dengan PB:
2 Tawarikh 31:2-21 mencatat reformasi rohani yang dilakukan oleh Raja Hizkia, khususnya dalam hal penataan ibadah, pelayanan imam dan orang Lewi, serta pengaturan persembahan dan persepuluhan. Hizkia mendorong umat untuk taat memberi sesuai hukum Taurat, dan hasilnya adalah kelimpahan berkat dan keberhasilan. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah pusat ibadah sejati. Yesus adalah Imam Besar kita yang sempurna, yang mempersembahkan korban satu kali untuk selama-lamanya (Ibrani 9:11-14). Dalam Kristus, berkat rohani dan damai sejahtera dijanjikan bagi mereka yang mencari Kerajaan Allah lebih dahulu (Matius 6:33).
Penjelasan Teks:
Ayat 2-4: Pemulihan – Kembali pada ketetapan Tuhan
Ayat 5-10: Ketaatan Umat Membawa Kelimpahan
Setelah ibadah ditata, Hizkia memerintahkan umat untuk memberikan bagian khusus bagi para imam dan orang Lewi agar mereka bisa fokus pada tugas pelayanannya. Umat merespons positif: mereka membawa persembahan sulung, persepuluhan, dan segala hasil ladang dengan limpah, bahkan sampai menumpuk-numpuk (ayat 6–7). Ketika umat memberi dengan sukacita maka ada kelimpahan hasil. Tuhan memberkati umatNya dengan melimpah ketika umat meresponi ketetapan Tuhan dengan sukacita. Berkat yang melimpah bukan karena jasa manusia, tapi karena kasih setia Tuhan. Tindakan memberi bukan mengurangi, tetapi justru membuka pintu berkat.
Ayat 11-19: Tata Kelola Yang Tertib dan Bertanggung Jawab
Hizkia tidak hanya memerintahkan rakyat memberi, tapi ia juga mengatur bagaimana pemberian itu disimpan dan dibagikan. Gudang-gudang dibangun, pengelola ditetapkan (Konanya dan Simei), dan semuanya dicatat dengan baik—ada sistem, ada orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan membagikan kepada imam dan Lewi menurut ketetapan. Ini menunjukkan pentingnya tata kelola yang baik; integritas dan tanggung jawab dalam pengelolaan persembahan. Orang-orang yang dipilih bukan sembarangan, tetapi yang dikenal setia dan dapat dipercaya (ay. 15, 18). Persembahan harus disalurkan dengan tertib dan adil, agar tidak menjadi batu sandungan, melainkan sarana berkat bagi semua.
Ayat 20-21: Teladan Kepemimpinan Hizkia
Bagian ini menyimpulkan apa yang dilakukan Hizkia. Ia melakukan apa yang baik, lurus dan benar di hadapan Tuhan. Ia mencari Tuhan dan melakukan perintah Tuhan dengan segenap hati sehingga ia berhasil. Tuhan memberikan berkat dan keberhasilan atas ketaatan Hizkia dalam memulihkan ibadah, mengatur persepuluhan, dan mendorong umat memberi dengan sukarela. Ini bukan keberhasilan yang hanya bersifat materi, tapi juga keberhasilan rohani: umat kembali kepada Tuhan, ibadah dipulihkan, dan kehidupan bangsa diberkati. Kesuksesan Hizkia bukan karena kekuatan militernya, tetapi karena kesetiaannya kepada Tuhan. Ia setia dalam ibadah, setia dalam pengelolaan, dan setia dalam pelayanan. Inilah teladan Hizkia yang mendatangkan berkat.
Referensi lain dalam Alkitab: (TB2)
Mazmur 50:14 “Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!”
Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Kolose 3:23 "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Ilustrasi:
ü Seorang anak memegang ember terbalik saat hujan turun. Dia heran mengapa air tidak masuk dan tertampung. Ayahnya berkata, “Balikkan embermu, baru kamu bisa menampung berkat.” Demikian juga hidup kita, selama kita menutup hati dan tangan kita dari memberi, kita menolak berkat. Tapi saat kita membuka dan menyerahkan dengan sukacita, Tuhan mulai memenuhi kita dengan kelimpahan.
ü Sebuah saluran air di desa yang dulunya jernih kini mampet karena penuh sampah. Warga membersihkannya, dan air pun mengalir kembali. Begitu pula dengan persembahan yang dikelola buruk—saluran berkat bisa tersumbat. Tapi ketika dikelola dengan benar, berkat Tuhan mengalir dengan lancar bahkan berkelimpahan.
Aplikasi:
ü Tuhan adalah sumber berkat. Tuhan memulihkan umatNya yang bersedia dipulihkan Tuhan. Tuhan mencurahkan berkat dan memberi keberhasilan dalam segala hal ketika umat mau dipulihkan dalam ketaatan dan kesetiaan. Allah memanggil umat-Nya untuk taat dalam memberi dan melayani sesuai kehendak-Nya. Persembahan umat termasuk persepuluhan yang dibawa dengan ketaatan dan penuh sukacita akan membawa berkat dan keberhasilan.
ü Tuhan memelihara umat-Nya melalui sistem yang ditetapkan-Nya. Pengelolaan yang tertib membawa kepercayaan, dan menghasilkan dampak rohani yang nyata. Penatalayanan persembahan yang jujur, tertib dan benar menunjukan bahwa kita menghargai apa yang berasal dari Tuhan. Jangan sampai pelayanan menjadi rusak karena ketidakjujuran atau ketidakteraturan dalam mengelola berkat Tuhan.
ü Keberhasilan sejati adalah hasil dari hidup yang setia kepada Tuhan, bukan semata-mata usaha manusia. Apa pun bentuk pemberian kita—waktu, tenaga, uang, kepedulian—lakukan dengan sukacita, dengan hati yang rela dan penuh kasih.
ü Persepuluhan adalah ibadah, bukan kewajiban semata. Kita memberi karena Tuhan lebih dahulu memberi bagi kita. Persepuluhan membuka jalan berkat, baik secara pribadi maupun persekutuan. Persepuluhan adalah bagian dari penyembahan yang benar.
ü Jangan menganggap enteng pelayanan. Ambillah bagian dengan serius, terlibatlah dengan teratur, dan lakukan semuanya seperti untuk Tuhan, bukan manusia
ü Kepemimpinan yang setia menjadi alat pembaruan dan berkat.
Penutup:
Prioritaskan Tuhan maka Tuhanpun akan memprioritaskan kita. Carilah Tuhan dengan kerinduan yang sungguh. Bawalah persembahan dan persepuluhanmu dengan sukacita. Layanilah Tuhan dengan totalitas dalam ketaatan dan kesetiaan. Topanglah sistem yang tertib, jujur dan benar dalam pelayanan Gereja. Percayalah bahwa Tuhan sang sumber berkat melimpahkan berkatNya dengan berlimpah – limpah bagi kita. Tuhan yang kita layani adalah Tuhan yang hidup, yang sanggup melimpahkan lebih daripada yang kita minta atau pikirkan. Amin


Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN MEMBAWA BERKAT DAN KEBERHASILAN (2 Tawarikh 31:2-21)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.