KHOTBAH KEDUKAAN: TUHAN TEMPAT PERTEDUHAN TURUN TEMURUN (Mazmur 90:1-6)
Seorang pedagang kaya berambisi bekerja mencari uang sebanyak – banyaknya. Ketika ditanyakan untuk apa dia mencari begitu banyak uang padahal sudah kaya? Apakah untuk anak cucunya kelak? Ataukah dia mau membuat sebuah badan amal? Ternyata tidak, rupanya ia mencari uang sebanyak – banyaknya untuk pergi ke tempat yang sangat jauh, bukan untuk traveling, wisata tapi dia mau pergi ke tempat yang jauh dari kematian. Apakah kita manusia dapat berlari, menghindar dari kematian? Faktanya: Tidak ada tempat untuk bersembunyi dari kematian. Bila waktunya tiba, Tuhan memanggil kita, tak ada satupun yang dapat menghalangi. Pemazmur dalam bacaan ini, mengingatkan hidup manusia yang sementara saja di dunia ini: seperti rumput yang bertumbuh, diwaktu pagi berkembang, di waktu petang lisut dan layu. Jika demikian bagaimana manusia menjalani kehidupan agar tidak sia – sia baik saat hidup maupun saat mati? Pertama, pemazmur mulai dengan berbicara tentang Tuhan. Tuhan menjadi tempat perteduhan, tempat bernaung, rumah tempat berlindung manusia dari segala generasi. Seperti orang berlindung dari badai di bawah atap atau benteng, demikian juga manusia berlindung kepada Tuhan dari badai kehidupan. Dalam duka, kesedihan, penderitaan, atau ketakutan — Tuhan adalah tempat aman yang memberi ketenangan. Kedua, Tuhan adalah Sumber Penghiburan dan Kelegaan. Ketika kita berduka, Tuhan memberikan kelegaan jiwa. Ketika kita melepas kepergian orang terkasih, pernyataan ini menjadi penghiburan: meskipun orang yang kita cintai telah pergi, kita masih memiliki Tuhan sebagai tempat bersandar. Ketiga, Tuhan adalah Pendamping Setia Sepanjang Zaman. Kata “turun-temurun” menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya menjadi tempat perlindungan bagi satu generasi, tapi juga bagi semua generasi. Dia setia menyertai leluhur kita, orang tua kita, kita sendiri, bahkan anak-anak kita kelak. Ini menggambarkan kasih dan pemeliharaan-Nya yang abadi. Ini sungguh menguatkan suami, anak cucu yang ditinggalkan.
Keempat, Tuhan adalah Tempat Pulang yang Sejati. Dunia ini fana, tidak ada yang abadi. Rumah, harta, bahkan tubuh kita tidaklah abadi. Tapi Tuhan tidak berubah. Ia adalah tempat “pulang” yang kekal. Ketika seseorang meninggal dunia dalam iman, kita percaya bahwa ia sedang kembali ke "rumah sejati" tempat perteduhan abadi, dalam rangkulan Tuhan yang abadi. Kelima, Tuhan Memberi Keteguhan di Tengah Ketidakpastian. Dalam dunia yang terus berubah, dan hidup yang singkat seperti rumput (Mazmur 90:5-6), Tuhan adalah satu-satunya yang tetap, teguh, dan bisa diandalkan. Tuhan menjadi “tempat berdiri” yang kokoh bagi jiwa kita, ketika segala sesuatu di sekitar kita rapuh dan tidak pasti. Tuhan tempat perteduhan yang sungguh memberi penghiburan, pengharapan dan kekuatan dalam hidup. Kita percaya bahwa semua ada dalam pimpinan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan pencipta. Sebelum semua ada, Tuhan lebih dahulu ada. Tuhan adalah Tuhan yang kekal. Tuhan lebih besar dari alam semesta yang diciptakan. Sebelum alam semesta ada, Tuhan sudah ada. Oleh sebab itu bawalah semua dukacita kepada Tuhan yang memberi penghiburan kekal. Dalam dukacita ini tentu keluarga dan kita semua diingatkan bahwa kematian adalah pasti tapi dukacita orang Kristen adalah duka yang diwarnai oleh harapan karena kita memiliki Kristus. Yesus yang memberi keselamatan. Tuhan telah menjadi tempat perlindungan sepanjang hidup. Dalam suka dan duka, dalam kekuatan maupun kelemahan, marilah berlindung kepada Tuhan. Dan hari ini, kita dapat bersyukur karena hidupnya tidak dijalani sendiri, tetapi dijalani bersama Tuhan. Tuhan juga menjadi tempat perlindungan bagi suami dan anak cucu sekalian yang ditinggalkan. Allah yang kekal menjadi tempat kita berlindung dan pengharapan yang tidak pernah goyah. Hidup manusia memang seperti rumput yang tumbuh di pagi hari dan layu di sore hari (ayat 5-6). Namun bukan berarti tidak berarti. Yang membuat hidup berarti adalah apakah kita hidup dalam hubungan dengan Allah. Jadi setialah dalam Allah selagi hidup, bukan mati baru ingat Tuhan dan Gereja. Percaya kepada Yesus, hidup di dalam Yesus berarti mati juga selamat. Itu sebabnya Paulus, hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Namun, jika dia harus hidup di dunia ini, itu berarti bekerja memberi buah (Filipi 1:21). Hidup yang singkat bisa berdampak dan berarti bila dihidupi bersama Tuhan. Bukan sekadar mengenang, tetapi melanjutkan hidup dengan nilai yang sama: percaya, berserah, dan melayani Tuhan. Mazmur 90 mengingatkan kita bahwa hidup itu singkat, tetapi Allah itu kekal. Maka selama kita masih diberi waktu, mari kita hidupi setiap hari dengan iman, kasih, dan pengharapan. Kita melepaskan kepergian istri, mama, oma kekasih dalam kenangan cinta bersamanya dan dalam pengharapan kepada Tuhan. Allah yang telah setia menyertainya sampai akhir. Amin
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH KEDUKAAN: TUHAN TEMPAT PERTEDUHAN TURUN TEMURUN (Mazmur 90:1-6)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.