PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN MEMBAWA BERKAT DAN KEBERHASILAN (2 Tawarikh 31:2-21)
Seorang anak memegang ember terbalik saat hujan turun. Apakah dia bisa menampung air hujan? Tentu tidak. Ttidak ada air hujan yang tertampung jika embernya terbalik. Ayahnya berkata, “Balikkan embermu, baru kamu bisa menampung berkat.” Demikian juga hidup kita, selama kita menutup hati dan tangan kita dari memberi, kita menolak berkat. Tapi saat kita membuka dan menyerahkan hati dengan sukacita, Tuhan memenuhi kita dengan kelimpahan. Itu kunci hidup yang diberkati. Tema kita: Persembahan Persepuluhan Membawa Berkat dan Keberhasilan. Kita semua mau hidup diberkati dan berhasil. Tidak ada yang mau gagal. Tapi sering kali kita menjadi seperti anak kecil tadi, karena menutup tangan, mengeraskan hati dari Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Mari kita belajar dari Firman Tuhan. Hizkia seorang Raja di Yehuda, usianya 25 tahun, masih sangat muda. Tapi Hizkia adalah Raja yang melakukan apa yang baik, lurus, jujur dan benar di hadapan Tuhan. Hizkia juga menggerakan seluruh rakyatnya untuk hidup demikian. Hizkia melakukan reformasi besar-besaran dikerajaan Yehuda. Tidak hanya menghancurkan patung dan berhala tapi juga ia memperbaiki pelayanan di Bait Allah kembali seperti zaman Musa dan Daud. Hizkia menata kembali jabatan para imam dan orang Lewi sesuai dengan tugas masing-masing—untuk mempersembahkan korban bakaran dan syukur, untuk tugas pelayanan lain dalam bait Allah. Hizkia mengembalikan sistem pelayanan rumah Allah seperti yang diatur oleh Daud dan Musa. Hiskia sendiri melakukan ketetapan Tuhan tentang persembahan dengan memberi persembahan dari harta miliknya untuk seluruh korban bakaran menurut ketentuan Taurat. Hizkia memerintahkan umat untuk memberikan bagian khusus bagi para imam dan orang Lewi agar mereka bisa fokus pada tugas pelayanannya.
Bagaimana dengan umat? Umat merespons positif: mereka membawa persembahan sulung, persepuluhan, dan segala hasil ladang dengan limpah, bahkan sampai menumpuk-numpuk (ayat 6–7). Azarnya, imam kepala bilang: ada kelimpahan berkat luar biasa, para imam dan orang – orang lewi dapat hidup baik, makan kenyang dan pelayanan di Bait Allah lancar. Hizkia membangun sistem yang tertib dan dikelola dengan baik. Ada gudang penyimpanan dan ada orang – orang yang dipilih khusus untuk mengawasi dan membagikan persemabahan. Ada konaya, dan Simei yang mengawasi. Ada kore binYimna penjaga pintu gerbang yang mengatur pembagian. Nama – nama mereka tercatat. Orang-orang yang dipilih itu orang – orang yang setia dan dapat dipercaya. Apa hasilnya? Tuhan menyatakan kemurahanNya. Tuhan membuat Hizkia berhasil, bersama Israel mereka mengalami kelimpahan berkat. Berhasil bukan segi materi saja tapi seluruh kehidupan Yehuda sebagai bangsa. Ibadah dipulihkan, umat kembali pada cara hidup yang seharusnya termasuk persepuluhan diberikan dengan sukacita, dan Tuhan memberkati umat-Nya. Kesuksesan Hizkia bukan karena kekuatan militernya, tetapi karena kesetiaannya kepada Tuhan. Ia setia dalam ibadah, setia dalam pengelolaan, dan setia dalam pelayanan. Inilah teladan Hizkia yang mendatangkan berkat.
Berkat yang melimpah bukan karena jasa manusia, tapi karena kasih setia Tuhan. Tindakan memberi bukan mengurangi, tetapi justru membuka pintu berkat. Hidup yang berhasil dan diberkati tidak diukur dari siapa kita, bukan juga dari kekayaan yang kita miliki, pendidikan kita atau jabatan kita. Kunci keberhasilan dan berkat adalah relasi kita dengan Tuhan dan sikap kita terhadap pekerjaan Tuhan. Tuhan adalah sumber berkat. Tuhan memulihkan umatNya yang bersedia dipulihkan Tuhan. Tuhan mencurahkan berkat dan memberi keberhasilan dalam segala hal ketika umat mau dipulihkan dalam ketaatan dan kesetiaan. Dalam Kristus, berkat rohani dan damai sejahtera dijanjikan bagi mereka yang mencari Kerajaan Allah lebih dahulu (Matius 6:33). Kerja jujur maka akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain. Pengelolaan yang tertib membawa kepercayaan, dan menghasilkan dampak rohani yang nyata. Jangan menganggap enteng pelayanan. Ambillah bagian dengan serius, terlibatlah dengan teratur, dan lakukan semuanya seperti untuk Tuhan, bukan manusia. Jangan sampai pelayanan menjadi rusak karena ketidakjujuran atau ketidakteraturan dalam mengelola berkat Tuhan. Apa pun bentuk pemberian kita—waktu, tenaga, uang, kepedulian—lakukan dengan sukacita, dengan hati yang rela dan penuh kasih. Persepuluhan membuka jalan berkat, baik secara pribadi maupun persekutuan. Persepuluhan adalah bagian dari penyembahan yang benar. Jadi buka tangan, buka hati, buka hidup untuk Tuhan dan pekerjaanNya. Prioritaskan Tuhan maka Tuhanpun akan memprioritaskan kita. Carilah Tuhan dengan kerinduan yang sungguh. Bawalah persembahan dan persepuluhanmu dengan sukacita. Layanilah Tuhan dengan totalitas dalam ketaatan dan kesetiaan. Topanglah sistem yang tertib, jujur dan benar dalam pelayanan Gereja. Percayalah bahwa Tuhan sang sumber berkat melimpahkan berkatNya dengan berlimpah – limpah bagi kita. Tuhan yang kita layani adalah Tuhan yang hidup, yang sanggup melimpahkan lebih daripada yang kita minta atau pikirkan. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan Memberkati.
Belum ada Komentar untuk "PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN MEMBAWA BERKAT DAN KEBERHASILAN (2 Tawarikh 31:2-21)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.