PERSEPULUHAN ADALAH KESEHATIAN DALAM PENATALAYANAN DI GEREJA (Nehemia 9:38-10:29)
Ada peribahasa janji adalah hutang, maksudnya ketika berjanji ada tanggung jawab: janji harus ditepati, harus dipenuhi sama seperti hutang harus dibayar. Hubungan Tuhan dengan Israel juga diikat oleh perjanjian bahwa umat akan setia kepada Tuhan. Kenyataannya Israel tidak setia, karena itu mereka mengalami penghukuman dengan dibuang ke Babel. Setelah kembali dari Babel di masa Nehemia, tembok Yerusalem di bangun. Tapi pemulihan secara fisik saja belum cukup. Pada pasal 9:1-37 umat Israel mengaku dosa-dosa mereka dan bertobat, lalu memperbarui lagi perjanjian dengan Tuhan. Israel berjanji lagi untuk setia kepada Tuhan. Pada ayat 38, umat membuat keputusan penting yaitu mengikat perjanjian yang ditulis dan dimeterai oleh para pemimpin, orang-orang Lewi dan para imam. Perjanjian disebut "diikat" karena janji itu harus dipenuhi tidak boleh diputuskan seperti tali yang mengikat dua pihak menjadi satu kesatuan. Perjanjian itu mengikat hati, komitmen dan tindakan. Perjanjian itu ditulis dan dibubuhi meterai sebagai bukti kesungguhan komitmen bukan sekedar ucapan yang mudah dilupakan atau emosi sesaat tetapi benar – benar mengikat secara moral setiap pribadi dan seluruh bangsa Israel juga menjadi warisan bagi generasi selanjutnya.
Ada nama-nama orang yang membubuhkan tanda tangan atau meterai pada perjanjian itu. Pemimpin bangsa: Nehemia selaku kepala daerah dan Zedekia (ayat 1). Para imam, orang Lewi, 44 nama para pemimpin suku, para penunggu pintu gerbang, para penyanyi, para pelayan di bait Allah, bahkan orang asing yang ingin mengikuti hukum Allah bersama seisi keluarga mereka. Ini menunjukan semua orang Israel berjanji untuk mau setia kembali kepada Tuhan. Isi perjanjian mereka salah satunya adalah tentang kesetiaan membawa persembahan persepuluhan, komitmen untuk tidak membiarkan, tidak melalaikan, tidak menelantarkan rumah Allah. Umat Israel tidak hanya menangis dalam doa (pasal 9), tetapi berjanji, bertindak, dan sehati dalam penatalayanan. Jadi umat Israel berjanji untuk bersehati dalam penatalayanan rumah Allah. Tema kita minggu ini: Persepuluhan adalah kesehatian dalam penatalayanan di Gereja. Ketika umat mengaku dengan sungguh – sungguh, berkomitmen dengan setia maka pemulihan dan pembaruan dapat terjadi. Iman bukan saja mengaku percaya dengan mulut tapi juga tindakan nyata dalam komitmen untuk memperbaharui hidup dalam Tuhan, hidup taat dan kudus serta sehati dalam penatalayanan di Gereja. Pemulihan dan pembaruan hidup dimulai dari kesadaran atas dosa dan anugerah Allah dalam pengampunan dosa. Tuhanlah yang mengerjakan pemulihan dan pembaruan.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah Penggenapan Hukum Taurat (Matius 5:17) yang menjadi pengantara perjanjian yang baru (Ibrani 8:6,13). Yesus Kristus sang Juruselamat telah membarui perjanjian itu dalam karya pengorbananNya. Persepuluhan dan persembahan bukan sekadar kewajiban keuangan tapi ungkapkan kasih dan kesehatian dalam menopang rumah Tuhan. Persepuluhan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi merupakan bentuk kesehatian umat dalam penatalayanan kepada Tuhan. Persepuluhan bukan hanya tindakan memberi, tetapi merupakan ekspresi dari hati yang sehati dan sepikir dalam pelayanan gereja. Marilah kita hidup sebagai umat yang bersyukur atas kasih setia dan berkat Tuhan dengan pembaruan komitmen iman dan kesehatian dalam penatalayanan di Gereja. Bangunan Gedung gereja ini tersusun dari ribuan batu bata kecil. Setiap batu bata hanya kecil saja mungkin dipandang tidak berarti tapi tanpa batu – batu itu maka tidak akan ada bangunan yang kokoh. Persepuluhan kelihatannya kecil dibandingkan yang lain, tapi ketika umat menopang dengan setia, gereja menjadi kuat, pelayanan berjalan, dan nama Tuhan dipermuliakan. Tanpa kesehatian, pelayanan akan runtuh seperti bangunan yang kehilangan fondasi. Pemulihan dan pembaruan secara total dapat dialami bila menjadi komitmen dan gerak bersama bukan hanya peribadi atau sekelompok orang. Jika kita rindu untuk mengalami pemulihan secara total dalam kehidupan keluarga, persekutuan dan bersama dalam masyarakat maka kitapun mesti berkomitmen bersama dengan setia. Kita berkomitmen bersama, bergerak bersama. Marilah menjadi gereja yang sehati sebagai satu tubuh Kristus dan anggota – anggotanya saling bersinergi satu sama lain. Bersama sehati untuk tidak melalaikan rumah Allah. Gereja bukan dibangun oleh satu atau dua orang saja. Gereja bertumbuh oleh komitmen bersama. Persepuluhan adalah salah satu wujud praktis dari kesehatian itu. Ketika seluruh jemaat memberi dengan setia, pelayanan gereja dapat berjalan lancer. Mari kita tunjukkan komitmen itu melalui membawa persepuluhan yang setia, sukacita yang murni, dan kesehatian yang sejati; menjadi gereja yang setia, bertanggung jawab, dan sehati dalam persepuluhan. Karena dalam kesetiaan dan kesehatian itulah, kita bukan hanya menopang pelayanan, tetapi juga memuliakan Tuhan yang telah lebih dahulu memberi segala-galanya kepada kita. Amin
Belum ada Komentar untuk "PERSEPULUHAN ADALAH KESEHATIAN DALAM PENATALAYANAN DI GEREJA (Nehemia 9:38-10:29)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.