KHOTBAH 2: MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI SEBAGAI BENTUK KEBERSAMAAN (2 Korintus 9:1-5)
Dua orang muda – mudi yang sedang jatuh cinta tidak hanya butuh kata – kata penuh cinta I love u, I Love u mesti dibuktikan juga dengan memberi waktu untuk berjumpa, memberi perhatian untuk baku cek kabar, bahkan kesediaan untuk berkorban demi yang dicintai. Cinta sejati bukan hanya diucapkan, tetapi dibuktikan dengan tindakan. Memberi dan berkorban adalah wujud nyata dari tindakan kasih. Tema kita: Memberi dengan kemurahan hati sebagai bentuk kebersamaan. Memberi bukan hanya soal pribadi, melainkan wujud nyata tindakan kebersamaan. Memberi dengan kemurahan hati bukan sekadar soal berapa banyak yang kita keluarkan, melainkan soal hati yang tulus, murah hati, kesediaan untuk berbagi, dan semangat untuk saling menopang sebagai tubuh Kristus. Ini yang tergambar dalam bacaan kita. Paulus mendorong jemaat Kristen di Korintus untuk bertindak melakukan sesuatu, bukan hanya rencana – rencana saja, karena sudah setahun sebelumnya jemaat Korintus berencana menolong jemaat di Yerusalem yang sedang mengalami kesulitan ekonomi karena dampak kelaparan (KIs 11:27-30). Paulus sangat serius dengan hal ini. Karena jemaat Korintus sudah tahu pentingnya memberi, dan bahkan semangat mereka sudah menjadi teladan bagi jemaat lain di Makedonia. Paulus mengirim saudara-saudara sepelayanan salah satunya Titus (2 Kor 8:16-24) untuk memastikan bahwa persembahan yang dijanjikan sudah siap. Tuhan tidak melihat besar kecilnya nominal yang kita berikan, tetapi sikap hati di balik pemberian itu. Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7). Memberi dengan kemurahan hati artinya kita tidak terikat pada harta, melainkan sadar bahwa semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Kita hanyalah pengelola. Ketika kita memberi, kita sedang memercayai bahwa Tuhan sanggup mencukupkan segala kebutuhan kita.
Kebersamaan dalam Kristus bukan hanya terjadi ketika kita duduk bersama di gereja atau menyanyi bersama dalam ibadah, melainkan juga ketika kita saling menopang dalam kebutuhan. Memberi dengan tulus menjadi kesaksian iman yang membangkitkan semangat kebersamaan, sehingga gereja Tuhan menjadi kuat bukan karena kekayaan materi, melainkan karena ikatan kasih yang nyata. Tuhan sang sumber berkat telah lebih dahulu memberi kepada kita. Ia memberi nafas kehidupan, kesehatan, kekuatan dan yang tak ternilai pemberianNya adalah mengaruniakan anakNya yang tunggal: Yesus Kristus yang mati untuk kita. Kita memberi karena Allah telah lebih dahulu memberi. Kita memiliki kemurahan hati karena Allah kita murah hati. Memberi adalah pelayanan kasih dari Tuhan. Dengan memberi, mereka bukan hanya membantu secara materi, tetapi juga menyatakan persatuan tubuh Kristus lintas budaya dan latar belakang. Memberi dengan kemurahan hati menghapus jarak dan mempererat persaudaraan. Kita dipanggil untuk saling menopang. Memberi dengan tulus bukan hanya meringankan beban mereka, tetapi juga menguatkan rasa kebersamaan dalam jemaat. Di Gereja kita memberi diri, waktu, tenaga untuk melayani. Dengan memberi, kita ikut serta dalam karya Allah. Kita juga dipanggil menyatakan kebaikan bagi semua orang sebagai kesaksian tentang Kristus yang sudah memberi. Satu batang lidi sangat mudah dipatahkan, tetapi ketika lidi-lidi itu diikat menjadi satu, sangat sulit untuk dipatahkan. Demikianlah kebersamaan orang percaya. Ketika kita hanya mementingkan diri sendiri, kita rapuh. Tetapi ketika kita saling menopang dengan kemurahan hati, kita menjadi kuat. Memberi dengan kemurahan hati ibarat mengikat lidi-lidi itu bersama-sama. Semakin kita rela berbagi, semakin erat ikatan kebersamaan itu, dan semakin kuatlah tubuh Kristus.
Hari ini sebagai bagian dari bangsa dan negara orang Kristen, termasuk warga GKI, turut memperingati dan merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-80. Kemerdekaan kita yang paling mendasar bukan kemerdekaan politik, merdeka dari suatu bangsa penjajah, melainkan kemerdekaan dari dosa dan kejahatan yang menguasai hati dan kehidupan ini. Kalau hati kita masih dikuasai kebencian, permusuhan, kecurigaan dan berlaku jahat bagi orang lain itu tanda kita belum hidup dalam kemerdekaan yang sesungguhnya. Marilah kita menjadi teladan kemerdekaan dengan hidup dalam kerendahan hati, saling membatu satu dengan yang lain; saling mengasihi satu terhadap yang lain; dan saling tolong-menolong.Saudara-saudara, dari 2 Korintus 9:1-5 kita belajar bahwa memberi dengan kemurahan hati adalah wujud nyata dari kebersamaan. Memberi adalah bentuk kasih, sebuah kesaksian yang menguatkan, dan tindakan sukarela yang menumbuhkan ikatan persaudaraan dalam tubuh Kristus. Marilah kita tidak memberi dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela dan penuh sukacita. Sebab ketika kita memberi dengan kemurahan hati, kita sedang membangun kebersamaan yang memuliakan Tuhan dan menguatkan sesama. Kiranya kita semua dikuatkan untuk menjadi jemaat yang murah hati, jemaat yang saling menopang, dan jemaat yang menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan Memberkati
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI SEBAGAI BENTUK KEBERSAMAAN (2 Korintus 9:1-5)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.