RANCANGAN KHOTBAH: MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI SEBAGAI BENTUK KEBERSAMAAN (2 Korintus 9:1-5)

Gagasan Utama:

Allah sang sumber berkat menghendaki umat memberi dengan kemurahan hati dalam kebersamaan sebagai tubuh Kristus.   

 

Tujuan yang akan dicapai:

Agar jemaat memiliki kerelaan memberi dengan kemurahan hati sebagai bentuk kebersamaan.  

 

Konteks saat itu:

Rasul Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Jemaat di Korintus. Korintus adalah sebuah kota besar di provinsi Akhaya (Yunani selatan). Salah satu tujuan penulisan surat yang kedua ini adalah untukmmenguatkan jemaat dalam pelayanan kasih, khususnya pengumpulan bantuan bagi orang percaya di Yerusalem. Pada saat itu, jemaat Kristen di Yerusalem sedang mengalami kesulitan ekonomi yang berat akibat kelaparan (Kis. 11:27-30) dan penganiayaan. Paulus menggalang bantuan dari jemaat-jemaat non-Yahudi di Makedonia, Akhaya, dan Asia Kecil untuk membantu saudara-saudara mereka di Yerusalem (1 Kor. 16:1-4; Rom. 15:25-27). Surat 2 Korintus pasal 8–9 berbicara tentang pelayanan kasih sebagai bagian dari pelayanan Injil. Paulus melihat pemberian bukan sekadar transaksi sosial, melainkan tindakan rohani yang mengalir dari kasih karunia Allah.

 

Kaitan dengan PL:

Dalam Perjanjian Lama, Allah memerintahkan umat Israel untuk tidak mengeraskan hati atau menutup tangan terhadap saudara yang miskin, melainkan memberi dengan hati yang rela. Hidup persaudaraan dalam kesatuan dan saling tolong-menolong juga menajdi tanda berkat Tuhan. Paulus mempraktikkan hal ini dengan menghubungkan jemaat non-Yahudi (Korintus, Makedonia) membantu jemaat Yahudi di Yerusalem sebuah bentuk kebersamaan dalam kesatuan tubuh Kristus.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 1-2: Memberi Adalah Ekspresi Kasih dan Kebersamaan

Paulus membuka bagian perikop ini dengan mengatakan bahwa ia sebenarnya tidak perlu lagi menulis tentang pelayanan kepada orang-orang kudus. Mengapa? Karena jemaat Korintus sudah tahu pentingnya memberi, dan bahkan semangat mereka sudah menjadi teladan bagi jemaat lain di Makedonia. Pelayanan (διακονία / diakonia) di sini berarti pelayanan kasih yang sifatnya praktis, seperti membantu kebutuhan material orang percaya. Orang-orang kudus maksudnya adalah saudara-saudara seiman, khususnya jemaat Yerusalem yang menderita karena kemiskinan dan penganiayaan. Paulus tahu kerelaan hati jemaat Korintus. Kerelaan hati menggunakan kata prothymia (προθυμία) yang berarti: kesediaan yang lahir dari keinginan sendiri; semangat atau antusiasme untuk melakukan sesuatu tanpa dipaksa. Kerelaan hati adalah sikap batin yang mau memberi atau melayani karena cinta, bukan karena tekanan atau kewajiban semata. Antusiasme jemaat Korintus telah mendorong jemaat lain untuk ikut memberi. Jadi kerelaan hati ini menular dan membangkitkan semangat kebersamaan antar jemaat. Dalam pelayanan kasih, memberi adalah bukti nyata kasih. Kasih yang sejati bukan hanya diucapkan, tetapi diwujudkan dalam tindakan. Memberi menunjukkan bahwa kita satu tubuh di dalam Kristus — jika satu anggota tubuh menderita, seluruh tubuh ikut merasakannya (1 Korintus 12:26).

 

Ayat 3-4: Memberi perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan Baik

Paulus mengirim saudara-saudara sepelayanan salah satunya Titus (2 Kor 8:16-24) untuk memastikan bahwa persembahan yang dijanjikan sudah siap. Ia tidak mau jemaat Korintus terlihat seperti tidak siap. Kata Yunani yang dipakai untuk istila kemegahan adalah καύχημα (kauchēma), yang berarti kebanggaan, kemegahan, atau sesuatu yang menjadi alasan untuk bersukacita dan merasa terhormat. Jadi frasa “kemegahan kami” bukan berarti kesombongan yang negatif, melainkan kebanggaan secara rohani dari Paulus dan tim pelayanannya karena sikap jemaat Korintus yang murah hati dan bersemangat memberi. Kebanggaan ini menjadi kesaksian yang memuliakan Tuhan. Kata “sia – sia” (Yun: kenos - κενός) berarti: kosong, tidak berisi, tidak berguna, gagal mencapai tujuan, hampa atau tidak menghasilkan apa-apa. Paulus tidak mau kebanggaannya terhadap jemaat Korintus menjadi kosong maknanya atau terbukti tidak benar ketika diuji. Kata “siap sedia” dari kata Yunani hetoimos (τοιμος) berarti: sudah dipersiapkan, dalam keadaan siap untuk digunakan; siap secara mental, hati, dan tindakan; tidak menunda, tetapi sigap untuk bertindak. Ini menunjuk pada kesiapan yang nyata, bukan hanya niat atau rencana di pikiran. Prinsipnya jelas: memberi yang berkenan kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang dilakukan asal-asalan, melainkan direncanakan dan dipersiapkan. Memberi dengan persiapan menunjukkan bahwa kita menghargai kesempatan berbagi, sama seperti kita mempersiapkan sesuatu yang berharga untuk orang yang kita kasihi.

 

Ayat 5: Memberi Dengan Kerelaan, Bukan Terpaksa

Paulus mengingatkan supaya persembahan mereka tidak dianggap sebagai pemberian yang dipaksakan, tetapi sebagai berkat yang diberikan dengan kerelaan. Persembahan yang dipaksakan akan kehilangan nilai rohaninya. Tuhan tidak melihat besar kecilnya nominal yang kita berikan, tetapi sikap hati di balik pemberian itu. Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7). Memberi dengan kemurahan hati artinya kita tidak terikat pada harta, melainkan sadar bahwa semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Kita hanyalah pengelola. Ketika kita memberi, kita sedang memercayai bahwa Tuhan sanggup mencukupkan segala kebutuhan kita.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

"Haruslah engkau memberi dengan tangan terbuka, dan janganlah engkau biarkan hatimu merasa berat..." (Ul. 15:10)

"Janganlah menahan kebaikan dari orang yang berhak menerimanya..." (Ams. 3:27)

 

Ilustrasi:

ü Dalam kesatuan sebagai satu tubuh saat sedang makan maka tangan yang mengambil makanan, mulut yang menerima suapan, gigi yang mengunyah masing – masing bekerja bukan untuk kepentingan agar perut kenyang melainkan untuk kepentingan seluruh tubuh. Kitapun dipanggil untuk saling menopang sebagai satu kesatuan tubuh Kristus.

ü Kisah Yesus memberi makan 5.000 orang dalam Lukas 9:10-17, kita dapat melihat bahwa kelimpahan berkat Allah atau mujizat dari Allah dimulai dari kesediaan memberi apa yang ada pada kita. Ketika kita bersedia dalam kemurahaan hati untuk memberi dan menopang pelayanan maka kitapun akan mengalami kelimpahan berkat Allah dalam hidup persekutuan.

 

Aplikasi:

ü Tuhan sang sumber berkat telah lebih dahulu memberi kepada kita. Ia memberi nafas kehidupan, kesehatan, kekuatan dan yang tak ternilai pemberianNya adalah mengaruniakan anakNya yang tunggal: Yesus Kristus yang mati untuk kita. Kita memberi karena Allah telah lebih dahulu memberi. Kita memiliki kemurahan hati karena Allah kita murah hati.

ü Memberi adalah pelayanan kasih dari Tuhan. Dengan memberi, mereka bukan hanya membantu secara materi, tetapi juga menyatakan persatuan tubuh Kristus lintas budaya dan latar belakang. Memberi dengan kemurahan hati menghapus jarak dan mempererat persaudaraan.

ü Sisihkan secara khusus dari berkat yang kita terima, sehingga memberi menjadi kebiasaan, bukan reaksi sesaat. Banyak orang berpikir bahwa memberi hanya soal spontanitas. Memang, kadang Roh Kudus mendorong kita memberi secara spontan. Namun, di sisi lain, memberi juga adalah tindakan yang perlu direncanakan: kita mengatur anggaran, menyiapkan persembahan, dan melakukannya dengan sadar.

ü Dengan memberi, kita bukan kehilangan apa yang kita miliki, tetapi menjadi investasi rohani yang membangun kebersamaan dan mendatangkan sukacita.

ü Topanglah dalam pemberian bukan hanya kepada yang kita kenal, tetapi juga kepada mereka yang berbeda latar belakang.

 

Penutup:

Memberi dengan kemurahan hati bukan sekadar tentang uang atau barang. Itu adalah bahasa kasih yang mengikat kita sebagai satu tubuh Kristus. Mari kita belajar memberi bukan hanya ketika kita berkelimpahan, tetapi juga ketika kita dalam keterbatasan, sebab Tuhan yang memanggil kita untuk memberi adalah Tuhan yang setia memelihara kita. Biarlah setiap pemberian kita menjadi saluran berkat, mempererat persaudaraan, dan memuliakan nama Tuhan. Amin

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: MEMBERI DENGAN KEMURAHAN HATI SEBAGAI BENTUK KEBERSAMAAN (2 Korintus 9:1-5)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed