KHOTBAH 2: KURBAN KESELAMATAN (Imamat 7:11-21)

Saat kita membeli produk elektronik yang baru, biasanya kita mendapat buku panduannya. Kita mesti membaca dan melakukan dengan cermat apa yang tertulis di dalam buku panduan. Contohnya kalau membeli kulkas, pertama kali dipakai dengan dihubungkan ke listrik, tidak boleh langsung diisi makanan dan minuman, tetapi harus didiamkan dalam keadaan tertutup dan kosong minimal 2 – 4 jam bahkan ada merek yang harus didiamkan 24 jam. Jika kita tidak mengikuti panduan seperti itu maka dapat merusak produk atau tidak dapat dipakai sesuai fungsinya. Persembahan korban juga ada panduannya seperti dalam bacaan kita Imamat 7:11-21 dengan Tema: Kurban Keselamatan.

 

Kitab Imamat menjelaskan berbagai macam korban yang dipersembahkan oleh umat Israel agar mereka bisa hidup dalam persekutuan dengan Allah yang kudus. Tuhan adalah kudus, Tuhan menghendaki umat pilihanNya yang sudah dibebaskan dari perbudakan di Mesir mesti hidup juga sebagai umat yang Kudus. Kitab Imamat berfokus pada ibadah, kekudusan, dan hukum-hukum bagi bangsa Israel, terutama mengenai peraturan bagi para imam (dari situ nama “Imamat”). Imam mengatur ibadah dan umat yang beribadah tidak boleh sembarangan, ada kekudusan dan tertib yang mencerminkan karakter Allah yang kudus dan teratur. Kurban keselamatan (Ibrani: zevach shelamim) adalah jenis persembahan yang mengekspresikan relasi damai dan syukur umat kepada Allah. Kurban keselamatan dapat berupa: Kurban syukur (ayat 12): Persembahan karena berkat atau perbuatan tertentu dari Tuhan. Kurban nazar (ayat 16): persembahan karena janji umat kepada Tuhan yang dipenuhi dan kurban sukarela (ayat 16): persembahan secara sukarela sebagai ungkapan kasih dan hormat kepada Tuhan. Kurban syukur dipersembahkan berserta roti bundar tidak beragi yang diolah dengan minyak, roti tipis tidak beragi yang diolesi minyak, roti bundar dari tepung terbaik yang teraduk, diolah dengan minyak. Tidak beragi menandakan kemurnian, ketulusan, dan ketiadaan dosa. Dalam Alkitab, ragi sering melambangkan dosa atau pengaruh yang jahat. Tepung terbaik melambangkan kemurnian dan minyak adalah simbol pimpinan Tuhan dalam hidup. Roti bundar beragi untuk dimakan umat melambangkan keberdosaan sebagai manusia. Roti yang menjadi persembahan khusus (terumah): dipisahkan, bagian yang dikuduskan untuk Tuhan. Daging kurban syukur harus dimakan hari itu juga tidak boleh ditinggalkan sampai pagi karena fokusnya adalah Tuhan dalam rasa syukur itu, bukan keinginan makan orang yang mempersembahkan kurban syukur. Kurban syukur dimakan bersama, artinya ada unsur persekutuan. Kurban ini untuk menghubungkan tiga relasi: Manusia dan Allah: sebagian kurban dibakar bagi Tuhan; Imam: sebagian menjadi bagian imam; Umat dan keluarganya: dimakan bersama dalam suasana persekutuan yang bersyukur. Kurban keselamatan dagingnya boleh dimakan oleh orang yang mempersembahkan, berbeda dari kurban bakaran yang dibakar seluruhnya. Kurban nazar dan sukarela dapat dimakan keesokan harinya tetapi tidak boleh lebih dari dua hari, pada hari ketiga harus diibakar habis dengan api. Jika ada yang memakan akan menanggung kesalahannya sendiri. Daging kurban tidak boleh bersentuhan dengan sesuatu yang najis, jika terjadi harus dibakar habis – tidak boleh dimakan. Yang najis itu antara lain mayat, hewan najis, darah haid, penyembahan berhala. Orang tahir yang boleh makan daging kurban. Orang tahir bersih secara ritual sehingga layak untuk beribadah dan mendekat kepada Allah. Karena Allah itu kudus, umat yang mendekat kepada-Nya juga harus kudus. Makan dari kurban keselamatan (korban pendamaian) bukan sekadar makan bersama, tapi tindakan ibadah dan persekutuan dengan Allah. Bila dilakukan dalam keadaan najis, itu sama artinya menghina kekudusan Tuhan.

 

Seluruh kurban dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada satu kurban, yaitu Kristus, yang selama-lamanya menghapus dosa seluruh dunia. Kurban-kurban itu menjadikan kematian Kristus penting dalam rencana keselamatan dari Allah. Jika dalam Perjanjian Lama penebusan dan keselamatan terjadi melalui kurban, saat ini kita bersyukur karena Yesus sudah melunaskan semuanya. Ia sudah menebus dan menyelamatkan kita sepenuhnya. Yesus adalah kurban keselamatan yang sejati. Betapa ketat aturan tentang kurban keselamatan dalam Perjanjian Lama  menjadi pengingat bagi kita untuk menghargai anugerah Tuhan. Yesus Kristus sudah mencurahkan darah-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya; ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa kita bayarkan kembali kepada-Nya. Jangan sampai karena kita merasa kita bisa mendapatkannya dengan mudah, kita menyia - nyaikannya. Ketika kita telah dilayakkan untuk menikmati berkat dan hidup kekal di dalam Tuhan, patutlah kita menghargai dan memeliharanya. Mengingat mahalnya keselamatan yang telah diberikan Tuhan bagi kita, marilah kita kerjakan keselamatan itu dari hari ke hari. Peraturan-peraturan dalam kitab Imamat tidak bisa dianggap sebagai jalan keselamatan seakan-akan taat kepada semua peraturan itu membuat orang mampu masuk hubungan yang benar dengan Allah dan mendapat hidup yang sungguh-sungguh dan kekal. Orang menerima keselamatan sebagai hasil dari kasih karunia Allah, bukan sebagai imbalan karena dia menaati hukum Taurat. Jemaat Tuhan, keselamatan sudah kita terima namun kekudusan dan ketaatan adalah bagian dari kurban keselamatan yang kita persembahkan bagi Allah Tritunggal. Jangan lupa kerjakan dan lakukan dengan kudus kurban keselamatan kita dalam hidup keseharian di minggu kerja yang baru. Tuhan menolong kita dengan kebenaran firman-Nya. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KURBAN KESELAMATAN (Imamat 7:11-21)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

IMAMAT 7:11-21 AKTIVITAS DAN GAMES DALAM IBADAH

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed