ALLAH SETIA KEPADA JANJI-NYA (Ulangan 7:1-11)

Kita pasti pernah mendengar ungkapan: “ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang”. Ungkapan itu menggambarkan sebuah relasi antar manusia yang diikat oleh uang. Kasih, kesetiaan, perhatian dalam relasi itu ditentukan oleh keuntungan material (uang). Jika ada uang maka ikatan kuat tapi jika di dompet hanya tersisa KTP dan kertas – kertas nota, rekening kosong, usaha bangkrut, hutang melilit maka ikatanpun terlepas. Relasi Allah dengan Israel tidaklah demikian. Relasi Allah dan Israel tidak diikat oleh hal duniawi. Karena relasi Allah dan Israel diikat oleh perjanjian. Allah setia kepada janjiNya. Allah menghendaki Israel juga berlaku setia. Kesetiaan Israel terhadap perjanjian dengan Allah terlihat dalam sikap hidup yang melakukan kehendak Allah. Dalam Ulangan 7:1-11 ini sikap terhadap penduduk Tanah Kanaan menjadi sebuah peringatan keras bagi Israel. Seperti apakah sikap hidup yang memegang perjanjian dengan Allah?

 

Tema khotbah kita saat ini adalah ALLAH SETIA KEPADA JANJINYA. Hal tentang kesetiaan Allah kepada janjiNya itu sudah pasti, mutlak, tak diragukan dan tak tergoyahkan. Allah adalah Allah yang setia. Tapi bagaimana dengan Israel? Bagaimana dengan kita? Sebagai manusia betapa mudahnya tergoda, hati berpaling lalu setiapun luntur. Oleh sebab itu Israel diingatkan agar tetap setia. Israel dinasihati agar hati – hati dalam sikap terhadap penduduk Kanaan. Jangan tergoda dan jangan berkompromi. Israel adalah bangsa pilihan Allah maka Israel mesti menjaga kualitas hidup sebagai bangsa pilihan. Israel sudah mengalami kebaikan Allah. Israel sudah menyaksikan perbuatan Allah yang penuh mujizat. Allah sudah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Karena itu, Israel mesti hidup kudus ditengah bangsa – bangsa yang tidak kudus. Israel harus setia kepada Allah di tengah  bangsa – bangsa penyembah dewa – dewa.

 

Dalam Ulangan 7:1-11 ini, Israel mendapat peringatan keras bagaimana menjalani kehidupan di Tanah Perjanjian Kanaan dan bagaimana bersikap dalam hal relasi dengan bangsa – bangsa yang mendiami Tanah Kanaan. Kitab Ulangan berisi wejangan Musa kepada Israel sebelum bangsa itu memasuki Kanaan. Di tanah Kanaan, Israel akan hidup bersama bangsa - bangsa yang mendiami Kanaan. Ada tujuh bangsa yang kuat dan banyak penduduknya yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Allah akan memberikan kemenangan bagi Israel dengan memukul kalah bangsa - bangsa itu. Jadi Israel harus setia kepada perjanjian dengan Allah. Israel diingatkan: tidak boleh mengadakan perjanjian dengan bangsa – bangsa itu. Israel tidak boleh kompromi dengan mereka atau mengasihani mereka. Israel tidak boleh memberi celah kecil untuk berkompromi dengan mereka bahkan Israel dilarang tegas agar tidak kawin mawin dengan bangsa – bangsa itu dan harus menumpas mezbah dan tugu berhala mereka. Semua peringatan ini dimaksud agar Israel hidup kudus dan tetap setia pada perjanjian dengan Allah. Relasi dengan Tuhan menjadi yang utama dalam menjaga kesetiaan dan kekudusan Israel. Jika Israel gagal dalam bergaul, penghukuman juga akan diberikan kepada mereka. Jadi Israel harus tetap menjaga relasi mereka dengan Tuhan dalam sebuah hubungan yang akrab dan dekat denganNya. Ini bukan berarti Israel “membenci” bangsa – bangsa itu tetapi oleh karena Israel mengasihi Allah dalam ketaatan, kesetiaan dan kekudusan maka Israel membenci perbuatan dosa. Israel tidak boleh kompromi dengan godaan – godaan yang menyebabkan mereka tidak setia.

 

Israel diingatkan bahwa Allah mengasihi Israel dan mengikat perjanjian dengan mereka bukanlah karena kelebihan mereka tetapi karena kasih dan setia Allah. Allah itu setia, memegang perjanjian dan kasih setiaNya, kepada orang-orang yang mengasihi dan berpegang pada perintahNya. Perjanjian dan kasih setianya tidak dibatasi pada generasi tertentu, melainkan sampai beribu-ribu keturunan. Akan tetapi terhadap setiap orang yang membenci-Nya,  Allah mengadakan pembalasan dan penghukuman bagi orang – orang yang membenciNya. Israel diajak untuk berpegang pada perintah: ketetapan dan peraturan, bukan saja untuk di pegang, tetapi hal yang terpenting adalah untuk dilakukan sebagai bangsa pilihan.

 

Saudaraku, sebuah lagu mengingatkan kita: “bukan karena kebaikanmu, bukan karena fasih lidahmu, bukan karena kekayaanmu, kau dipilih dan dipanggilNya”. Bukan karena kehebatan dan kepintaran kita atau sesuatu apapun yang kita miliki sehingga kita dapat menikmati hidup. Bukan karena kita lebih saleh dan suci sehingga kita masih hidup sampai hari ini. Semua adalah karena anugerah Tuhan. Allah tetap setia kepada janjiNya. Bagaimana dengan kita? Pantaskah kita kita menyombongkan diri? Tidak saudaraku, jika kita ada hari ini dan di tengah badai kehidupan bahkan badai bencana di mana – mana tapi kita masih mengalami kasih Allah maka marilah kita setia. Setia tidak ditentukan oleh keadaan yang menguntungkan saja, setia tidak boleh berkurang kadarnya di tengah kesulitan. Setia berarti tetap berkomitmen untuk hidup di dalam Allah. Setia itu mahal, sebab terlalu banyak godaan yang menggiurkan kita untuk berpaling dari kesetiaan. Kita bisa berubah tidak setia saat doa – doa kita belum dijawab. Kita dapat berubah tidak setia ketika hal – hal duniawi memberi kesenangan yang lebih nikmat. “Saat susah ingat Tuhan, saat senang lupa Tuhan”. Kita dapat berubah tidak setia karena kompromi dengan situasi. Tapi ingatlah bahwa keberadaan Israel bergantung pada kasih dan ketaatan kepada Allah. Seperti Allah setia kepada janjiNya maka tetaplah setia memegang perjanjian dengan Allah. Tangan Tuhan yang kuat yang telah memberikan perlindungan, pertolongan kepada Israel juga terulur untuk menopang kita. Setialah kepada Allah sebagai identitas kehidupan di tengah dunia. Sebagaimana Israel dipakai untuk menjadi saksi Allah bagi bangsa-bangsa lain di sekitarnya maka kitapun menjadi saksi Kristus di tengah badai bencana yang sedang melanda dunia, Indonesia dan Papua. Amin. SELAMAT HARI MINGGU. TUHAN MEMBERKATI.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "ALLAH SETIA KEPADA JANJI-NYA (Ulangan 7:1-11)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed