BERHARAP DALAM DUKACITA (Mazmur 130:1-8)

Kenyataan hidup banyak kali tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita menaruh banyak harapan saat memulai tahun 2024. Harapan pribadi, keluarga, persekutuan, harapan agar orang – orang kekasih kita sembuh dari sakit, harapan keluarga bisa merayakan Ulang Tahun almarhum pada tanggal 26 Januari nanti. Tapi kenyataan yang terjadi berbeda. Pada anak tangga ke 2 Tahun 2024, Tuhan memanggil kembali hambaNya ini.  Perjalanannya sudah mencapai garis finish, pertandingan imannya telah selesai, penderitaan sakitnya berakhir, harapannya yang kuat kepada Tuhan, Tuhan jawab dengan merangkulnya dalam keabadian. Kita yang ditinggalkan mengalami dukacita, bersedih karena kehilangan. Seperti Pemazmur, kita merasakan hidup bagaikan jatuh atau terkapar di jurang yang dalam. Dalam dukacita ini, satu – satunya harapan bagi Keluarga besar yang ditinggalkan dan bagi kita semua hanyalah kepada Tuhan. Tuhan yang telinga-Nya peka mendengar seruan minta tolong setiap orang bahkan seruan minta tolong dari dalam jurang yang dalam.

 

Sahabatku, kata jurang yang dalam dalam bacaan kita ini menunjuk pada dasar lautan, laut yang dalam dan lumpur yang dalam. Jadi bukan jurang dengan kondisi tanah yang biasa. Itu berarti untuk bisa bebas dari dasar lautan atau lumpur yang dalam pasti jauh lebih sulit. Dukacita karena kematian orang yang kita kasihi, kehilangan ayah, kehilangan suami adalah kehilangan yang berat. Tapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Apapun keadaan kita, bagaimanapun situasi kesesakan yang kita alami atau di manapun kita terkapar oleh karena berbagai pergumulan hidup; Tuhan menolong kita saat kita berharap kepada Tuhan, saat kita berseru dalam dukacita ini. Mazmur bacaan kita ini adalah sebuah nyanyian ziarah. Mazmur bacaan kita adalah mazmur ziarah yang berisi kumpulan mazmur doa dan nyanyian saat bangsa Israel berziarah ke Yerusalem juga berisi komitmen iman pemazmur untuk selalu berharap kepada Tuhan. Bukan hanya pikiran saja tapi juga jiwa. Jiwa yang mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi. Pengawal yang sepanjang malam harus terjaga pasti menginginkan pagi segera datang. Berharap itu berarti kita berserah dan mengandalkan pertolongan TUHAN saja. Kita memang harus berharap kepada Tuhan karena dalam banyak kesempatan, ternyata manusia sering berharap kepada hal yang lain. Juga karena Tuhan tahu hal yang paling baik bagi kita adalah berharap kepada-Nya. Jadi harapan kepada Tuhan adalah kekuatan bagi jiwa kita. Pemazmur mengakui, tanpa harapan akan sulit untuk bertahan dalam jurang yang dalam itu. Dalam pengharapan dalam Tuhan, Allah bertindak menyatakan kasih setianya. Tindakan Allah, jawaban Allah walaupun berbeda dengan keinginan dan harapan kita tetapi mengandung kebaikan bagi kita.  Dalam dukacita, penghiburannya berlimpah bahkan air mata dapat dirangkaiNya menjadi permata, kain kabung diubahkan menjadi ungkapan syukur.   Bagi istri dan anak – anak yang ditinggalkan. Tapi tetaplah berharap kepada Tuhan meskipun dirundung oleh dukacita. Hope in God (tulisan pada baju yang dipakai) ini adalah sikap iman Almarhum. Saat kami datang mendoakannya, ia bergumul dalam sakitnya kurang lebih setahun ini, tapi selama pergumulan sakitnya ini pengharapannya kepada Tuhan tidak pernah goyah, kerinduannya untuk melayani, bahkan dalam sakitnya ia berusaha datang ibadah, proses sakit dari almarhum telah membentuknya menjadi pribadi yang menaruh percaya hanya bagi Tuhan. Ia memang bukan orang yang sempurna tapi teladan dalam hal menaruh pengharapan kepada Tuhan menjadi warisan imannya bagi istri, anak – anak dan keluarga besar yang ditinggalkan. Karena itu keluarga yang ditinggalkan mesti tetap berharap kepada Tuhan. Tetaplah setia dalam Tuhan untuk pekerjaan pelayanan yang dikerjakan dan dilanjutkan. Bagi rekan – rekan sepelayanan, kita kehilangan seorang hamba yang bersama ada dalam barisan pelayanan ini. Tapi dalam pengharapan kepada Tuhan mari kitapun tetap setia melayani Tuhan sampai pada batas kehidupan yang Tuhan tetapkan. Kehidupan orang percaya bukanlah kehidupan yang santai melainkan kehidupan yang mau berjuang untuk taat, setia dalam iman kepada Tuhan sampai akhir hidup. Hargailah nafas, kehidupan dan kesempatan melayani yang Tuhan beri. Allah yang setia menggenggam tangan kita sampai akhir. Di dalam tangan-Nya ada penghiburan dan berkat. Sekelam apa pun dukacita yang kita alami, cinta Tuhan tetap abadi dan rencana Tuhan selalu indah, waktu Tuhan pasti yang terbaik dan janji Tuhan tak pernah terlambat digenapi. Berharaplah selalu pada Tuhan. Mzm 56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung – hitung, air mataku kau taruh dalam KirbatMu. Tuhan menghibur dan menguatkan keluarga serta kita semua.

Berdukacita bersama Kel. Soumokil - Titihalawa atas berpulangnya hamba Tuhan Alm. Pnt. Jan Soumokil dari tengah - tengah pekerjaan Tuhan di GKI Zoar Klaligi pada 2 Januari 2024.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "BERHARAP DALAM DUKACITA (Mazmur 130:1-8)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

KEKASIHKU, KASIHKU, KEHIDUPANKU (Kidung Agung 2:8-17)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed