YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA DALAM PERJANJIAN BARU (Ibrani 9:11-28)

Tema khotbah kita hari ini adalah “Yesus Kristus menjadi pengantara dalam Perjanjian Baru”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengantara adalah orang (negara) yang menjadi penengah (dalam perselisihan) atau menjadi penghubung (dalam perundingan). Pengantara ibarat jembatan yang menghubungkan kedua belah pihak yang berkepentingan. Sebuah jembatan yang terbuat dari kayu akan mudah rusak sehingga harus berkali – kali diganti dan diperbaiki. Tapi sebuah jembatan yang kuat tentu lebih mantap agar jarak dan perbedaan dapat terhubung. Demikianlah dibutuhkan  pengantara yang handal dan mantap.

 

Dalam pembacaan kita saat ini yaitu Ibrani 9:11-28, Yesus adalah satu-satunya Pengantara dari suatu Perjanjian Baru. Hanya Yesus yang dapat mengerjakan apa yang tidak dapat dikerjakan oleh para imam dan korban persembahan di dalam Perjanjian Lama. Jika kita membaca Kitab – kitab Taurat khususnya Imamat, kita akan menemukan betapa banyaknya ketentuan atau peraturan untuk penebusan salah, penghapusan dosa dan berbagai bentuk upacara korban. Tapi ternyata segala korban dan ritus – ritus dalam Perjanjian Lama yang sedemikian rumit tidak dapat menghapus dosa manusia. Korban – korban dan ritus itu hanya menjadi lambang dari apa yang akan dilakukan Yesus dalam Perjanjian Baru.

 

Pada masa Perjanjian lama, peran pengantara dilakukan oleh Imam. Sang Imam akan mengorbankan hewan yaitu hewan seperti Domba jantan dan Lembu. Dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri menjadi Imam yang Agung sekaligus menjadi anak Domba yang sejati. Dalam Perjanjian Lama, Imam akan masuk kemah suci (ruang Kudus) buatan manusia untuk melakukan upacara korban itu. Tetapi dalam Perjanjian Baru, Yesus yang melakukan pendamaian dan penebusan dosa masuk ke ruang kudus yang bukan buatan tangan manusia. Ia masuk ke dalam sorga, Rumah yang Kekal.  Jalan menuju tempat kudus Sorga dibuka oleh Yesus sendiri.

 

Dalam Perjanjian Lama, pengudusan dilakukan dengan memakai darah binatang sebagai kurban yang dipercikkan pada kemah suci, perabotan, dan orang-orang di dalam kemah itu. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Yesus sendiri mempersembahkan diriNya. Yesus mencurahkan darahNya sendiri. Tubuh dan darah Kristus menjadi korban yang agung.

 

Dalam Perjanjian Lama para Imam masuk ke kemah suci (ruang Kudus) setahun sekali untuk memohon pengampunan atas dosa-dosa umat. Jadi ibaratnya setiap tahun, upacara korban yang dilakukan imam adalah untuk mencicil penebusan dosa umat. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, sebagai Imam Besar Agung, Yesus hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk pengampunan dosa. Tapi satu kali untuk selamanya. Satu kali yang berdampak terus menerus. Pengorbanan Yesus adalah satu – satunya pengorbanan yang sempurna.

 

Dengan demikian Perjanjian Baru menggenapkan tradisi Perjanjian Lama. Dosa yang sebelumnya dicicil setiap tahun oleh Imam, dibayar lunas oleh Kristus. Pengampunan yang sebelumnya dilakukan Imam bagi bangsa Israel telah menjadi keselamatan yang dikerjakan Yesus sebagai anugerah bagi seluruh umat manusia. Jika sebelumnya dibutuhkan biaya untuk hewan korban baik dipelihara atau dibeli, maka sekarang anugerah itu kita peroleh gratis dari Allah.

 

Sekarang kita sedang menikmati anugerah pengorbanan Yesus. Kita dibebaskan dari dosa dan berhak mendapat warisan kekal dalam Kristus. Pengorbanan  yang  di  bayar  Yesus  melalui  darah-Nya begitu besar dan mahal. Darah Kristus memberi kita kehidupan. Kita menjadi sembuh oleh bilur – bilurnya. Kita selamat karena pengorbananNya. Oleh karena itu, janganlah menyia – nyiakan pengorbanan Kristus. Jangan main – main dan jangan anggap sepele darah Kristus yang telah dicurahkan bagi kita.

 

Melalui pembacaan ini, kita diajak untuk menghargai pengorbanan darah Kristus dengan cara mengarahkan hidup kepada Kristus serta berpegang teguh pada kepercayaan dan pengharapan kita di dalam Kristus. Perikop selanjutnya dalam Kitab Ibrani menguraikan secara kongkrit kehidupan yang terarah pada Kristus itu. “Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, saling memperhatikan, saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik” (Ibrani10:23-25); berusaha hidup damai dan hidup kudus (12:14).

 

Marilah ucapkan syukur kepada Allah yang sudah membuat Kristus menjadi pengantara kita, hingga dengan penuh keberanian kita masuk ke tempat kudus. Hiduplah berkenan kepada-Nya  dan saksikanlah pengorbanan-Nya kepada orang lain agar mereka pun mengalami pengampunan dan penyucian Yesus. Hiduplah berpadanan dengan Injil Kristus, bukan saja karena pada 5 Februari mendatang kita akan merayakan HUT ke – 166 Pekabaran Injil di  Tanah Papua tetapi karena memang sepanjang hidup kita dan sepanjang sejarah di Tanah Papua, kita semua sudah dimenangkan oleh Injil itu.

 

Jadikan setiap keluarga menjadi mezbah di mana Kristus sang Imam Agung hadir dan berperkara. Jadikan kehidupan kita sebagai ibadah yang sejati. Ingatlah bahwa Yesus satu – satunya pengantara Perjanjian yang Baru, tidak ada yang dapat disamakan dan dibandingkan dengan Yesus. Yesus telah menjadi pengantara dan jembatan bagi kita. Maka tinggallah di dalam Yesus dan lakukanlah perbuatan yang berpadanan dengan InjilNya. Jika jembatan sudah kuat dan handal, jangan menyusahkan diri untuk menyelam atau berenang. Percayakanlah hidup kepada Kristus yang memberi kita hidup. Ia yang menyertai kita menjalani tahun baru, memasuki bulan baru, menyambut segala rahmat dan tantangan dalam hidup.  AMIN!

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

6 Komentar untuk "YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA DALAM PERJANJIAN BARU (Ibrani 9:11-28)"

  1. Shaloom Ipen... ketika kami masuk di blog Dear Pelangi
    kami sangat senang karena banyak pencerahan Firman Tuhan lewat renungan-renungan di buat,sangat berguna dan bermanfaat untuk kami menjadi refensi-refensi buat kami dalam pemahaman kebenaran Firman Tuhan,sehingga menjadi berkat juga buat sesama kami.
    Tuhan berkati Ipen dalam tugas dan Pelayanan sebagai hamba Tuhan,
    Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ...
      Terima kasih sudah mengunjungi blog DEAR PELANGI.
      Tuhan berkati senantiasa dan tetap menjadi saluran berkat yah ...

      Hapus
  2. Shalom, terima kasih atas berkat rohani ini. Kiranya Allah sumber hikmat didalam Kristus Yesus Tuhan kita, memberkati agar terus setia membagi berkat rohani bagi sekalian kita, amin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syalom ,,,
      Terima kasih sahabat DEAR PELANGI yang sudah mengunjungi blog ...
      Berkat Tuhan melimpah bagi kita dan terus menjadi berkat bagi sesama.
      Amin ...

      Hapus
  3. Syaloom Ibu Pendeta, terima kasih untuk berkat renungan Firman Tuhan yang telah memberi pemahaman bagi saya sebagai warga jemaat tentang Pengorbanan Yesus Kristus untuk menebus dosa kita. Tuhan berkati Ibu Pendeta selalu diberkati dan melalui Blog Dear Pelangi banyak orang diberkati. Amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin ...
      Syaloomm ... Terima kasih telah menjadi sahabat DEAR PELANGI dan menginjungi blog. Tetap berakar, bertumbuh dan berbuah dalam Kristus dengan setia mendalami FirmanNya. Berkat Tuhan melimpahi hidup kita untuk terus menjadi berkat bagi banyak orang. Amin

      Hapus

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed