MENUTUP MALU DENGAN DUSTA? (Matius 28:11-15)
Kita bersyukur karena Tuhan sudah menuntun kita sampai minggu terakhir Bulan April ini. Kita ada dengan Busana Etnik Jawa dalam Ibadah Kontekstual Minggu ke 4. Bersama saudara – saudara kita asal jawa, kita bersukacita sebagai orang percaya karena kita punya Allah yang sudah bangkit dan hidup. Dalam suasana minggu-minggu Paskah, kita membaca lanjutan dari pembacaan minggu lalu, minggu ini kita baca dari Matius 28:11-15. Tema kita: Menutup malu dengan dusta? Para prajurit penjaga kubur Yesus dan para perempuan (Maria Magdalena dan beberapa perempuan lain) sesungguhnya mereka sama – sama saksi mata dari peristiwa Yesus bangkit. Tapi respons para prajurit dan para perempuan sangat berbeda. Para penjaga kubur yang, setelah menyaksikan peristiwa luar biasa kebangkitan Yesus, mereka justru bersekongkol dengan imam-imam kepala untuk menyebarkan dusta. Mereka dibayar untuk menutupi kebenaran dengan kebohongan.
Kubur sudah kosong. Itu bukti kebangkitan Yesus. Yesus menampakan diri dan berbicara dengan para perempuan dan murid-muridNya. Yesus Allah yang hidup. Sama – sama saksi mata tetapi para murid Yesus memberitakan tentang Yesus yang bangkit, menjadi saksi kebenaran sedangkan para prajurit justru sebaliknya, menjadi saksi dusta, memilih jalan aman: mereka menutup rasa malu mereka dengan dusta. Para prajurit bersekongkol dengan imam – imam kepala dan menyebarkan dusta bahwa Yesus tidak bangkit, bahwa mayat Yesus dicuri. Persekongkolan yang sudah berlangsung sejak awal. Kebohongan itu bahkan dipercaya bukan saja sampai di masa Kitab Injil Matius tapi juga sampai sekarang. Berbeda halnya dengan para wanita dan murid Yesus yang dengan berani menceritakan kisah kebangkitan Yesus apa pun risikonya. Kuasa kebangkitan Kristus mengubah mereka. Dari ketakutan menjadi berani. Sedih menjadi bersukacita. Putus asa menjadi penuh semangat. Keberanian mereka dipicu oleh rasa sukacita menyaksikan janji Yesus mengenai kebangkitan tubuh dan hidup kekal.
Dalam pembacaan ini, kita melihat seolah-olah uang dapat membungkam kebenaran dan hati nurani seseorang dapat dibeli. Demi keselamatan jiwa, para prajurit penjaga menutup mulut dan melakukan upaya memutarbalikkan kebenaran menjadi dusta.Memang lidah tak bertulang. Sangat mudah bagi manusia untuk memutarbalikkan fakta, sekalipun itu melanggar hati nurani dan kebenaran Tuhan. Uang membungkam kebenaran. Dusta menutup malu. Mengapa mereka berdusta? Ada dua alasan utama: takut dan malu. Mereka takut hukuman dari atasan mereka. Mereka malu karena tidak bisa menjaga kubur seperti yang diperintahkan. Alih-alih menghadapi kebenaran dan bertanggung jawab, mereka memilih jalan pintas: berbohong. Mereka bahkan dibayar untuk melakukannya!
Firman Tuhan hari ini memberi pesan penting untuk kita. Kebangkitan Yesus adalah fakta, bukan dusta. Musuh-musuh Yesus berusaha menutup-nutupi kebenaran, tetapi sejarah membuktikan: kubur itu kosong! Dusta manusia tidak bisa mengalahkan kuasa Allah. Kebenaran akan selalu menang pada akhirnya. Jangan pernah menjual kebenaran untuk keuntungan sesaat. Para penjaga itu menerima suap. Dunia hari ini juga diwarnai dengan hoax yang begitu cepat menyebar. Dunia hari ini sering menawarkan "suap": mungkin dalam bentuk pujian, uang, promosi, atau kenyamanan. Tapi ingat, apa gunanya mendapatkan dunia tetapi kehilangan jiwa kita? (Markus 8:36). Firman Tuhan mengingatkan kita: dusta tidak pernah menyelesaikan masalah. Dusta mungkin seolah-olah menutupi rasa malu kita untuk sesaat, tetapi pada akhirnya dusta akan membawa akibat yang lebih berat. Amsal 12:19 berkata: "Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya sekejap mata." Kebenaran itu kekal. Dusta itu sementara. Mereka mungkin menikmati uang suap untuk waktu tertentu. Mereka mungkin merasa aman sementara. Jadi jangan ada dusta diantara kita.
Sebagai anak-anak Tuhan yang telah mengalami kuasa kebangkitan Yesus, hendaknya hanya kebenaran Tuhan saja yang diberitakan, bukan kebohongan maupun dusta. Tuhan memanggil kita untuk menjadi saksi-saksi kebenaran, bukan saksi-saksi dusta. Jadilah saksi kebenaran meski di tengah hoax. Dunia mungkin lebih nyaman menerima kebohongan, tetapi murid-murid Kristus dipanggil untuk berani berdiri di atas kebenaran. Datanglah pada Yesus, sang kebenaran sejati. Dia tidak akan membuang kita. Dia mengampuni. Dia memulihkan. Dia memberi kita kekuatan untuk hidup dalam terang kebenaran. Mari kita belajar dari kegagalan para penjaga kubur ini. Jangan menutup malu dengan dusta. Sebaliknya, mari kita buka hati kita di hadapan Tuhan, mengakui kelemahan kita, dan berjalan dalam kebenaran yang memuliakan nama-Nya. Sebab Yesus yang bangkit adalah kebenaran itu sendiri. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Belum ada Komentar untuk "MENUTUP MALU DENGAN DUSTA? (Matius 28:11-15)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.