PERSAUDARAAN YANG MENGATASI KRISIS (Kejadian 45:1-15)


Kisah hidup Yusuf dapat kita baca dalam Kitab Kejadian pasal 37-50. Namun puncak dari cerita tentang Yusuf terdapat pada Kejadian 45 pembacaan kita saat ini. Yusuf adalah anak kesayangan Yakub, ayahnya. Keistimewaan Yusuf membuat ia dibenci oleh saudara – saudara se-bapanya. Apalagi mimpi – mimpi Yusuf yang membuat para saudaranya itu merasa hidup mereka terancam. Mereka melihat Yusuf sebagai saingan. Mereka berusaha menyingkirkan Yusuf.

Dengan 20 Syikal Perak, Yusuf dijual oleh saudara – saudaranya kepada Saudagar Midian. Yusuf kemudian menempuh kehidupan penuh liku. Fitnahan istri Potifar membuat Yusuf dijebloskan ke dalam penjara. Tapi kehidupan dalam penjara justru menjadi awal karier yang cemerlang. Karunia menafsirkan mimpi akhirnya membawa Yusuf masuk ke dalam kehidupan istana Firaun. Di istana Firaun, Yusuf bukan sekedar pegawai biasa tapi menjadi tangan kanan kepercayaan Firaun.

Kebijakan – kebijakan Yusuf dibidang ekonomi yang sangat mengagumkan membuat Mesir terbebas dari bahaya kelaparan. Kelaparan melanda seluruh daerah termasuk Kanaan.  Dan keadaan itu mempertemukan Yusuf kembali dengan saudara – saudaranya.  Suasana perjumpaan itu dapat kita rasakan ketika kita membaca Kejadian 45 ini.

Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi sehingga ia menyuruh pegawai – pegawai istana untuk keluar meninggalkannya bersama para saudaranya (ayat 1). Dan setelah itu Yusuf menangis dengan suara keras sambil memperkenalkan dirinya bahwa dialah Yusuf yang pernah dijual oleh saudara – saudaranya. Yusuf juga bertanya tentang keadaan Yakub, ayah mereka.

Kenyataan itu membuat para saudara Yusuf menjadi takut dan gemetar. Mereka berpikir bahwa bisa saja Yusuf akan membalas dendam. Memang biasanya dalam posisi seperti Yusuf, orang cenderung untuk membalas dendam. Tapi Yusuf tidak bersikap demikian. Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Yusuf justru mempunyai inisiatif untuk memperbaiki hubungan dengan saudara – saudaranya. Yusuflah yang mengajak saudara – saudaranya untuk mendekat agar menghilangkan ketakutan dan keragu – raguan mereka.

Yusuf mengajak saudara – saudaranya untuk melihat masa lalu dari perspektif yang baru. Ia mengajak saudara – saudaranya agar tidak bersusah hati dan menyesali apa yang pernah terjadi. Sebaliknya, mereka harus mengakui bahwa apa yang pernah mereka lakukan terhadap Yusuf justru dipakai Allah untuk memelihara kehidupan keluarga mereka. Juga untuk menjamin kelanjutan keturunan anak cucu Abraham, Isak dan Yakub. Bagi Yusuf, masa lalu bukan untuk disesali  tapi masa lalu perlu direnungkan dimasa kini untuk melangkah ke masa depan. Yusuf mencium semua saudaranya dan sambil menangis ia memeluk mereka. Sikap Yusuf ini membuat ketegangan dan krisis persaudaraan mereka berakhir dengan damai.

Kisah Yusuf memperlihatkan suatu fakta bahwa kehidupan persekutuan tidak pernah terlepas dari krisis, kesalahpahaman, perselisihan dan ketegangan. Banyak hal berpotensi untuk memecah belah kehidupan persekutuan. Ada banyak bentuk sesama saudara saling menjual satu dengan yang lain. Hal – hal itu tidak hanya muncul dari luar persekutuan saja tetapi juga muncul dari dalam persekutuan. Krisis terbesar justru lebih banyak muncul dari dalam keluarga/persekutuan. Tetapi belajar dari sikap Yusuf maka kita diajak untuk mengatasi krisis dalam persekutuan. Siapapun kita tanpa memandang bahwa kita berada pada posisi yang benar, kita mesti mempunyai inisiatif  untuk mewujudkan persaudaraan yang mengatasi krisis. Krisis dapat muncul kapan saja tetapi tidak membuat persekutuan itu terpecah belah.

Kisah Yusuf juga memberi pelajaran penting agar krisis dalam keluarga diselesaikan secara kekeluargaan. Yusuf menyuruh semua orang yang lain keluar ketika ia hendak menyelesaikan krisis dalam kehidupan keluarganya. Masalah dalam keluarga cukup diselesaikan dalam keluarga. Ini memberi contoh penting ketika jaman ini, masalah pribadi, masalah keluarga, masalah persekutuan begitu mudah diumbar di media sosial dan menjadi konsumsi publik.

Kisah Yusuf juga mau menyadarkan kita bahwa Allah turut bekerja dalam proses kehidupan kita. Sama seperti Allah menuntun jalan hidup Yusuf yang penuh liku untuk suatu maksud yang besar, begitu pula Allah sementara menuntun jalan hidup saya dan saudara. Ini menjadi kekuatan dan pengharapan bagi kita dalam menjalani hidup dengan berbagai pergumulan dan tantangan.

Sikap Yusuf menjadi teladan bagi kita tentang menggunakan jabatan dan kekuasaan. Yusuf memakai jabatan dan kekuasaannya di Mesir untuk kepentingan bangsanya; untuk memelihara kehidupan anak cucu Abraham, Isak dan Yakub. Yusuf memakai hikmat untuk kepentingan seluruh Mesir terbebas dari kelaparan. Ini menjadi koreksi bagi kita. Betapa sering jabatan dan kekuasaan membuat kita lupa diri dan lupa Tuhan. Acapkali jabatan dan kekuasaan dipakai hanya untuk memuaskan hasrat dan keserakahan pribadi.

Menyongsong Pesta Demokrasi Pemilihan Umum pada 17 April mendatang, bagian ini perlu menjadi perenungan bagi kita. Kekuasaan dan jabatan hendaknya dipakai untuk memberi manfaat yang seluas – luasnya bagi banyak orang. Pada minggu – minggu sengsara Yesus Kristus, kitapun diingatkan agar tidak terjebak dalam “kuasa uang” dalam Pemilihan Umum nanti baik sebagai pemilih maupun yang dipilih. Marilah kita menjadi saksi “kuasa Salib” yang menyelamatkan dan menjadi berkat. Kuasa Salib yang memampukan kita mewujudkan kehidupan persaudaraan yang mengatasi krisis. Kuasa Salib yang memampukan kita menjadi berkat bagi banyak orang. Tuhan memberkati. 

_WarOpen, 0304'19_






Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "PERSAUDARAAN YANG MENGATASI KRISIS (Kejadian 45:1-15)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed