MAKNA KEBANGKITAN YESUS BAGI PEREMPUAN (MATIUS 28:1-10)


Perempuan melakukan lebih dari sekedar melahirkan sebab Tuhan juga memberi perempuan keperkasaan untuk tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Tuhan memberi perempuan memiliki kesabaran, untuk melayani keluarganya tanpa berkeluh kesah, walau lelah dan sakit. Tuhan memberi perempuan perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai suami dan anak-anaknya dalam kondisi dan situasi apapun meski terkadang hatinya terluka. Tuhan memberi perempuan kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankan tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Bukankah dibalik kesuksesan seorang laki-laki selalu ada wanita hebat yang mendampinginya. Tuhan juga memberi kepada perempuan kebijaksanaan untuk mengerti dan memahami setiap situasi yang dialami. Tuhan menjadikan perempuan berharga sebab baik perempuan maupun laki – laki adalah gambar Allah.

Peristiwa Paskah diawali oleh Injil Matius dengan suatu kesaksian, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria lainnya, menengok kubur itu” (Matius 28:1). Para perempuan itu datang ke kubur Yesus dengan hati pilu. Mereka merasa sedih, berduka dan sangat kehilangan dengan kematian Yesus. Peristiwa Paskah justru diawali dengan tiadanya harapan.  Kematian dan kehilangan tentu menyebabkan dukacita dan kesedihan tapi juga hilangnya harapan.

Yesus adalah Allah yang bangkit dan hidup. Yesus memberi harapan bagi yang kehilangan harapan. Seorang Malaikat Tuhan memberitakan kabar kebangkitan Yesus, “Janganlah kamu takut sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring” (Matius 28:5-6). Harapan para perempuan yang tadinya hanya ingin menengok untuk mengurapi jenazah Yesus dengan rempah-rempah dan minyak wangi berubah menjadi harapan yang baru dan penuh sukacita. Di depan kubur Yesus itulah harapan para perempuan berubah. Yesus sudah bangkit.

Para perempuan itu, awalnya datang dengan hati dirundung pilu sekarang “mereka segera pergi dari kubur itu dengan takut dan sukacita yang besar berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya pada murid-murid Yesus “ (Matius 28:8). Peristiwa Paskah bermakna transformasi pengalaman iman yang mengubah kesedihan menjadi sukacita dan mampu mengubah kehidupan yang penuh keputusasaan menjadi penuh pengharapan.

Yesus yang bangkit itu berjumpa dengan mereka. Perkataan pertama dari Yesus yang bangkit adalah, “Salam bagimu” (Matius 28: 9). Salam ini memiliki makna ynag dalam. Tuhan Yesus telah bangkit dan menyatakan realita “syalom” dari Allah yaitu realita Damai Sejahtera. Yesus menjumpai para murid dalam keadaan damai untuk membebaskan mereka dari rasa takut. Yesus melanjutkan perkataanNya, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu supaya mereka pergi ke Galilea dan disanalah mereka akan melihat Aku” (Matius 28:10).

Yesus menyuruh mereka berjumpa lagi denganNya di Galilea. Galilea adalah daerah yang dianggap terbelakang dan lemah secara ekonomi. Tapi awal pelayanan Yesus dimulai dari Galilea dan ketika bangkit, Yesus berada kembali di Galilea. Galilea menjadi simbol keberpihakan Yesus bagi mereka yang lemah. Itu berarti Yesus yang pernah hidup, mati dan kemudian bangkit dari antara orang mati pada hakikatnya menjadi juruselamat bagi setiap orang yang lemah dan terbuang termasuk perempuan.

Peristiwa Kebangkitan menempatkan kaum perempuan sebagai pilar Iman. Para perempuan, dalam hal ini Maria Magdalena dan Maria “yang lain” telah menjadi saksi-saksi pertama dari kubur kosong (Mat 28.6). Mereklah yang berjumpa dengan Yesus yang Bangkit (28.9-10). Dalam suatu masyarakat yang menomor sekiankan perempuan, peristiwa Kebangkitan justru menomor satukan perempuan dan meletakkan tugas kesaksian yang pertama di mulut para perempuan (Mat 28.7, 10).
Perempuan adalah saksi mata pertama peristiwa kebangkitan dan menjadi pembawa berita sukacita tentang Yesus yang bangkit. Dan para murid (yang semuanya laki-laki) disebutkan sebagai penerima pertama berita  dari perempuan – perempuan itu. Yesus membuka jalan baru dan sikap baru terhadap perempuan. Saat Ia mempersiapkan dua belas murid laki - laki, Ia juga memersiapkan para perempuan yang memilih untuk mengikut Dia di sepanjang pelayanan-Nya.

Dunia ini memang tidak berubah hanya oleh Paskah. Akan tetapi, kitalah yang diubah oleh Paskah. Kita diubah menjadi manusia baru. Mari teruskan kesaksian para perempuan. Bersaksi tentang Kristus yang bangkit adalah tugas semua orang percaya, laki-laki maupun perempuan, sebagaimana keselamatan yang dibawa Yesus  dalam  pelayanan-Nya adalah untuk semua orang, laki-laki maupun perempuan. Jadilah saksi-saksi Kristus yang setia mulai dari keluarga, jemaat dan masyarakat. Yesus telah bangkit!!! Selamat Paskah. Selamat Hari Kartini. Amin.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "MAKNA KEBANGKITAN YESUS BAGI PEREMPUAN (MATIUS 28:1-10)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed