PERCAYA DAN BERSYUKUR DALAM DUKACITA (Mazmur 13:1-6)

Walaupun masih diliputi dukacita tapi kita berhimpun saat ini untuk bersyukur kepada Tuhan. Dukacita memang membawa kesedihan. Kita bersedih kehilangan orang terkasih. Istri yang mendampingi dalam susah dan senang. Mama yang melahirkan dan membesarkan anak – anak dengan cinta. Nenek yang penuh kasih sayang bagi cucu – cucu. Tapi kita tak pernah kehilangan cinta Tuhan. Tuhan justru sedang menenun derita kita dalam rencanaNya.

 

Pemazmur dalam bacaan kita ini, mengalami tekanan penderitaan yang sangat hebat. Empat kali ia berseru kepada Tuhan, "Berapa lama lagi ...?". Tuhan seakan membisu dan melupakannya. Namun, di tengah pergumulan itu, keyakinan si pemazmur tidak goyah. Ia percaya kepada kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan yang menyelamatkan. Tuhan adalah Allah yang menyatakan kebaikanNya sepanjang masa.

 

Pemazmur belajar berseru dengan iman kepada Allah. Iman pemazmur dilatih untuk percaya teguh meski belum melihat. Pengharapannya dilatih bukan fokus pada situasinya tetapi kepada Allah yang sanggup mengubah segala situasi menurut rencanaNya. Walaupun Mazmur ini diawali dengan ratapan, tetapi diakhiri dengan tekad iman yang teguh. Pemazmur percaya kepada kasih setia Tuhan yang menyelamatkannya. Iman pemazmur bangkit. Pemazmur  bahkan bertekad akan menyanyi bagi Tuhan karena kebaikan-Nya nyata dalam hidupnya. Iman pemazmur telah membawa kemenangan.

 

Dalam kesulitan, Tuhan mau kita mencariNya, percaya kepadaNya dan bersyukur agar Ia menyatakan kemuliaan-Nya yang lebih besar daripada kesulitan - kesulitan kita.  Saat putus asa melanda hidup kita, berserulah kepada Tuhan.  Ingat segala kebaikan Tuhan pada masa lampau. Imanilah bahwa dukacita yang terjadi ini akan membawa kita pada maksud – maksud Tuhan yang baik dan rencanaNya yang indah.

 

Ada seorang pelukis sedang melukis di puncak sebuah gedung yang tinggi dan terbuka. Saat lukisannya hampir selesai, pelukis itu berdiri memandang hasil karyanya. Tanpa sengaja ia terus berjalan mundur untuk memastikan bagaimana hasil karyanya itu jika dilihat dari jauh. Ia terus berjalan mundur dan tidak menyadari bahwa ia telah berdiri diujung gedung. Selangkah lagi ia mundur maka ia akan jatuh dari gedung tinggi itu. Seorang rekannya memperhatikan posisi pelukis yang sangat berbahaya. Rekannya itu ingin berteriak tapi khawatir sebab jika dia berteriak maka si pelukis akan kaget dan bisa jadi malah mundur lalu jatuh.

 

Akhirnya si rekannya itu secepatnya mengambil kuas dan mencoret – coret lukisan si pelukis. Si pelukis secara otomatis, maju, berlari mendekat bahkan hendak memukuli rekannya. Sementara si pelukis berlari mendekat, rekannya berteriak dan menjelaskan bahwa ia harus melakukan hal itu agar si pelukis selamat dari bahaya yang tidak disadarinya. Akhirnya si pelukis sadar bahwa dengan cara itulah, rekannya sedang menyelamatkannya.

 

Demikian Tuhan kita, kadang Ia 'merusak' gambaran dan keinginan - keinginan yang kita impikan. Mengambil orang yang kita cintai dan memberikan hal-hal yang sulit dalam hidup kita. Cara Tuhan seringkali melawan logika dan cara pikir manusia, tetapi justru cara Tuhan adalah cara terbaik. Rencana Tuhan indah pada waktunya. Tuhan menolong keluarga dan kita semua untuk tetap bersyukur meskipun berduka. Amin. Tuhan memberkati.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "PERCAYA DAN BERSYUKUR DALAM DUKACITA (Mazmur 13:1-6)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed