RANCANGAN KHOTBAH: KETAATAN IMAN YANG MEMBAWA KESEMBUHAN (2 Raja - raja 5:1-27)

Gagasan Utama:

Tuhan yang memberi kesembuhan dan keselamatan menghendaki umatNya memiliki ketaatan iman.

 

Tujuan yang akan dicapai:

Jemaat memahami bahwa bahwa keselamatan, kesembuhan dari sakit penyakit, maupun semua berkat kesuksesan yang diperoleh, semuanya anugerah Allah dan jemaat merespons dengan ketaatan iman.

 

Konteks saat itu:

Kitab 1–2 Raja-raja berisi sejarah bangsa Israel dan Yehuda setelah masa Salomo hingga pembuangan. Kitab ini berisi kisah kesetiaan atau ketidaksetiaan para raja terhadap Tuhan. Tindakan Tuhan dalam sejarah melalui nabi-nabi-Nya dan menunjukan bahwa Tuhan tetap bekerja dalam kehidupan umat.  Nabi Elisa yang melanjutkan pelayanan nabi Elia. Pelayanan Elisa memperlihatkan kuasa Tuhan yang tidak terbatas dan kasihNya yang menjangkau bangsa – bangsa di luar Israel seperti dalam kisah kesembuhan Naaman panglima Raja Aram. Kerajaan Aram/siria dengan kerajaan Israel, sering terlibat peperangan. Raja Israel saat itu Yoram anak Ahab (2 Raja – raja 3:1), tidak taat kepada Allah, ia menyembah baal. Akibatnya, Tuhan ijinkan Israel sering mengalami kekalahan dari raja Aram. Raja Aram adalah Benhadad (2 Raja – raja 6:24).  Allah memberi kemenangan kepada Raja Aram melalui Naaman adalah sebagai rencana Allah untuk mendisiplinkan Israel dan menunjukkan belas kasih, serta kuasaNya kepada bangsa bangsa lain diluar Israel / dunia.

Penyakit kusta masa itu dipandang sebagai aib. Kusta (Ibr “tzara’at”; Yunani: “lepra” adalah istilah umum untuk berbagai penyakit kulit atau kondisi fisik yang membuat seseorang najis secara ritual, seperti: bercak putih pada kulit, luka melepuh, kulit mengelupas, infeksi yang menetap, bahkan jamur pada pakaian dan tembok (Imamat 13–14). Naaman menderita sakit kusta bisa jadi kusta tahap awal sebab ia masih dapat bekerja dan hidup di tengah masyarakat. Di Israel penyakit kusta membuat penderita menjadi najis, tidak boleh masuk ke Bait Allah dan dikucilkan.

 

Kaitan dengan PB:

Kesembuhan Namaan menunjukan bahwa keselamatan dan kesembuhan terjadi karena kuasa dan anugerah Allah bukan karena usaha manusia. Keselamatan dan kesembuhan sejati terjadi di dalam Yesus Kristus Juruselamat manusia. Keselamatan di dalam Yesus juga dinyatakan bagi semua bangsa sebagaimana dalam kisah Naaman, orang Aram mengalami kesembuhan karena kuasa Tuhan.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 1-3: Namaan seorang besar dengan kekurangan besar

Naaman adalah panglima Raja Aram yang dihormati, sukses, dan terkenal. Ia menjadi kesayangan dan kebanggaan raja. Tuhan bahkan memberikan kemenangan kepada orang Aram melalui Naaman. Tapi Namaan sakit kusta. Namaan pasti sudah melakukan berbagai cara agar sembuh tapi tidak berhasil. Di tengah ketidakberdayaan itu, Tuhan memakai seorang anak perempuan tawanan Israel yang yang menjadi pelayan Isteri Namaan. Anak perempuan itu menyampaikan tentang nabi di Samaria yang dapat menolong Namaan. Harapn untuk kesembuhan Naaman dimulai bukan dari istana atau pasukan, tetapi dari suara tawanan. Dari seseorang yang tidak dianggap, Tuhan membuka jalan bagi mujizat besar.

 

Ayat 4-12: Cara Tuhan tidak sama dengan cara manusia

Naaman pergi membawa surat dari raja serta persembahan emas, perak, dan pakaian mahal. Raja Israel mengoyakkan pakaianNya karena berpikir Raja Aram mencari gara – gara. Raja Israel sadar ia tidak dapat menyembuhkan penyakit kusta, sebab di Israel penyakit Kusta adalah kutukan Tuhan dan tidak ada obatnya. Elisa mengirim pesan kepada Raja Israel agar Namaan datamg kepada Elisa. Ketika Naaman tiba, Elisa tidak keluar menyambutnya. Elisa hanya mengutus seorang suruhan untuk menyampaikan instruksi sederhana: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan.” Naaman gusar dan panas hatinya. Kata gusar (Ibr: qatsaph) berarti menjadi sangat marah, meledak dalam kemarahan, tersinggung. Namaan merasa diperlakukan tidak hormat. Ia menganggap cara itu terlalu sederhana, terlalu biasa, terlalu tidak masuk akal. Ia lebih percaya kepada sungai-sungai besar di negerinya sendiri, seperti Abana dan Parpar, daripada sungai kecil Yordan.

 

Ayat 13-14: Mujizat terjadi ketika ada kerendahan hati dan ketaatan

Pegawai – pegawai Namaan mengingatkannya agar melakukan instruksi Elisa. Hati Naaman luluh. Ia menanggalkan gengsi, ia merendahkan hati dan memilih taat. Ia turun ke sungai Yordan, menceburkan diri tujuh kali dan ia pulih. Kesembuhan terjadi ketika Naaman melakukan apa yang diperintahkan.

 

Ayat 15-19: Ketaatan Iman berdampak Pengakuan Iman

Setelah sembuh, Naaman kembali kepada Elisa dengan sikap yang berbeda. Ia tidak lagi angkuh. Ia tidak lagi mengandalkan pangkat dan kekuatan. Kesembuhan membawanya pada pengakuan iman: “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.” Kesembuhan membawa Naaman kepada iman yang sejati. Naaman bahkan bertekad untuk tidak menyembah allah lain. Namaan meminta pengampunan ketika kembali ke negerinya dan harus menjadi pengapit Raja Aram saat masuk ke kuil Rimon. Kuil Rimon adalah tempat ibadah resmi untuk penyembahan kepada Dew Rimon, dewa utama Aram (Siria). Elisa merespons dengan berkata: “Pergilah dengan selamat”; Elisa tidak memaksa Naaman keluar dari pekerjaannya. Elisa mengerti posisi Namaan sebagai panglima Raja dan melihat kesungguhan Namaan yang telah dipulihkan. Hatinya Namaan berubah, hidupnya berbalik, dan imannya menjadi nyata. Naaman memberikan persembahannya kepada Elisa, tetapi Elisa menolak dengan bersumpah kepada Tuhan.

 

Ayat 20-27: Bahaya Ketidaktaatan

Kisah ini diakhiri dengan nada yang sangat berbeda. Bila Naaman disembuhkan karena ketaatan. Maka Gehazi, bujang Elisa mengalami hukuman karena ketidaktaatan dan keserakahan. Gehazi mengejar Naaman untuk memperoleh hadiah yang sudah ditolak Elisa. Ia menipu atas nama Elisa dan pekerjaan kenabian. Ia berbohong ketika ditanya Elisa. Pada akhirnya Gehazi mendapat penyakit Kusta.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Lukas 17:12–14 Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta—kesembuhan terkait ketaatan tapi juga iman bangsa lain (orang Samaria)

1 Samuel 15:22 “Ketaatan lebih baik dari korban.”

2 Petrus 2:3 - Karena keserakahan, orang menipu dengan kata-kata licik—dan Tuhan menghukum.

Kisah Para Rasul 5:1–11 Ananias & Safira—paralel dengan Gehazi: kebohongan + penyalahgunaan kepercayaan = hukuman Tuhan.

 

Ilustrasi:

ü Seorang pemuda mengalami depresi berat. Ia merasa hidupnya gelap dan tidak ada arah. Ia mendatangi konselor terkenal, berharap ada terapi canggih. Tetapi konselor menyarankannya melakukan hal sederhana: setiap pagi duduk tenang 10 menit, baca satu ayat Alkitab, dan tulis tiga hal yang disyukuri.” Pemuda itu kecewa: “Hanya itu? Saya pikir ada metode hebat dan modern!” Ia hampir tidak mau melakukannya. Tetapi ketika akhirnya taat, perlahan-lahan hatinya pulih. Ia mendapatkan kedamaian yang hilang bertahun-tahun. Sama seperti Naaman yang menantikan sesuatu yang besar namun disuruh melakukan sesuatu yang sederhana, pemulihan sering datang melalui langkah kecil yang dilakukan dengan taat.

 

Aplikasi:

ü Tuhan adalah Allah yang berkuasa atas penyakit. Tuhan adalah Allah yang berkuasa menyatakan kasihnya kepada semua bangsa. Allah berdaulat bukan hanya atas Israel, tetapi atas bangsa-bangsa lain, termasuk Aram yang sering menjadi musuh Israel. Kemenangan bukan hasil kekuatan manusia, tetapi Allah bekerja bahkan melalui orang yang berkenan bagiNya.

ü Sehebat apa pun seseorang di mata dunia, tetap ada kelemahan, luka, atau pergumulan yang tidak dapat diatasi dengan kekuatan diri sendiri. Kita dapat memiliki jabatan, uang, relasi, tetapi tetap menyimpan “penyakit” yang menggerogoti kehidupan kita. Hanya Tuhan yang dapat memulihkan kita. Keselamatan dan pemulihan Allah terjadi karena anugerahNya bukan karena status, suku, atau posisi sosial. Pertolongan sejati adalah dari Tuhan melalui ketaatan kepada firman, bukan dari usaha manusia.

ü Iman sejati menghasilkan tindakan taat, meskipun tampak sederhana atau tidak masuk akal. Allah memakai hal-hal yang rendah dan sederhana untuk menunjukkan kuasa-Nya. Allah dapat memakai orang yang kita anggap tidak terpandang untuk menyatakan kasih dan rencanaNya.

ü Pemulihan dialami ketika hati bersedia tunduk, bukan melalui keinginan dan cara manusia.  Seringkali kita mau disembuhkan, tetapi kita ingin Tuhan bekerja sesuai kehendak kita. Kita ingin mujizat, tetapi kita tidak mau merendahkan diri. Kita ingin berkat, tetapi mau mengatur Tuhan. Kita tidak mengalami pemulihan bukan karena Tuhan tidak mau menolong, tetapi karena kita tidak mau merendahkan hati dan taat kepada Tuhan.

ü Percaya mesti diikuti ketaatan. Banyak orang tahu Firman, tahu kehendak Tuhan, tahu apa yang benar tetapi tidak taat. Mujizat datang bukan kepada orang yang banyak mengetahui, tetapi kepada orang yang mau mempercayakan hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.

ü Allah menghendaki ketaatan dan integritas dalam pelayanan. Jangan memperdagangkan kuasa Allah. Pelayan Tuhan yang hidup dalam dosa dapat membawa hukuman bagi dirinya sendiri.

 

Penutup:

Tuhan memanggil kita untuk merendahkan hati, meninggalkan cara berpikir dunia, dan berjalan dalam ketaatan penuh kepada Firman-Nya. Jika kita sedang membawa pergumulan, luka, atau “penyakit” yang menggerogoti hidupmu, datanglah kepada Tuhan dengan hati yang taat. Tuhan akan memimpinmu, membentukmu, dan memulihkanmu. Dan seperti Naaman, kita akan melihat bahwa Tuhan sanggup mengubah hidup kita menjadi baru—bukan karena kehebatan, tetapi karena ketaatan iman yang membuka pintu mujizat-Nya. Amin

 

Usulan Untuk Ibadah Rayon dan Unsur:

Metode sesuai Buku Manna: Renungan

 

Aktivitas/Games: “Rantai Ketaatan”

Proses:

ü Peserta membuat lingkaran besar.

ü Satu orang memulai gerakan (tepuk tangan, melompat, acungkan tangan).

ü Gerakan itu disalurkan ke orang berikutnya sampai kembali ke yang pertama.

ü Jika ada yang tidak meniru dengan benar, rantai putus ulangi.

Pesan: Ketaatan seseorang bisa menguatkan keluarga / jemaat.

Ketidaktaatan bisa “memutus rantai” damai & berkat (contoh: Gehazi yang serakah).

 

Aktivitas/Games: “Kesaksianku Hari Ini”

Proses:

Minta 2–3 orang (yang siap) membagikan: Situasi ketika mereka belajar taat dan bagaimana Tuhan memulihkan atau menolong mereka.

Pesan: Menguatkan satu sama lain.

Kesaksian tentang kesembuhan datang melalui pengalaman nyata ketaatan iman.

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: KETAATAN IMAN YANG MEMBAWA KESEMBUHAN (2 Raja - raja 5:1-27)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed