RANCANGAN KHOTBAH: HIDUP YANG BERBUAH DALAM KRISTUS (Yohanes 15:1-8)

Gagasan Utama:

Yesus adalah pokok anggur yang benar, umat harus tinggal di dalam Yesus agar hidupnya berbuah.  

 

Tujuan yang akan dicapai:

Agar jemaat setia tinggal di dalam Yesus dan memiliki hidup yang terus berbuah bagi kemuliaan Tuhan.  

 

Konteks saat itu:

Yohanes 15 adalah perkataan atau pengajaran Yesus pada malam sebelum Ia disalibkan. Yesus mengucapkannya setelah Perjamuan Terakhir bersama murid-murid-Nya, sesaat sebelum mereka menuju ke taman Getsemani. Yesus tahu bahwa sebentar lagi Ia akan meninggalkan mereka (melalui penyaliban dan kebangkitan). Maka Ia menegaskan pentingnya hubungan yang erat antara Dia dan murid-murid-Nya setelah kepergian-Nya. Perumpamaan tentang Pokok Anggur yang benar menjadi cara Yesus menjelaskan bagaimana murid-murid dapat tetap “terhubung” dengan-Nya dan menghasilkan buah meski Ia tidak lagi hadir secara fisik.

 

Kaitan dengan PL:

Kaitan Yohanes 15:1–8 dengan Perjanjian Lama sangat kuat, terutama melalui simbol “pokok anggur” yang sudah lama digunakan sebagai lambang hubungan antara Allah dan umat-Nya. Yesus memakai gambaran yang sudah dikenal oleh bangsa Israel, menegaskan hidupNya sebagai pusat kehidupan rohani umat.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 1a: Yesus Pokok Anggur yang benar

Yesus menyebut diri-Nya pokok anggur yang benar. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel sering diibaratkan sebagai pokok anggur yang ditanam Allah (Yes. 5:1–7; Mzm. 80:9–17). Namun, mereka gagal menghasilkan buah yang baik karena tidak setia kepada Tuhan. Maka Yesus datang sebagai pokok anggur yang benar, yang sempurna, yang menjadi sumber kehidupan baru bagi umat-Nya. Dengan menyebut diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar, Yesus menegaskan bahwa hanya melalui Dia manusia dapat memiliki hidup rohani yang sejati. Dunia menawarkan banyak “pokok anggur” palsu—kenyamanan, karier, kekuasaan, atau hobi—yang seolah memberi kepuasan, tetapi akhirnya kering dan tidak menghasilkan buah kekal. Hanya Kristus yang menjadi sumber kehidupan rohani yang sejati. Jika kita tidak bersatu dengan Dia, hidup kita akan kering dan tidak berbuah.

 

Ayat 1b-3: Bapa adalah Pengusaha

Ayat 2 berkata, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya, dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Allah Bapa sebagai pengusaha kebun anggur dengan penuh kasih memelihara umat-Nya. Ia memotong ranting yang tidak berbuah—yakni mereka yang mengaku percaya, tetapi tidak hidup dalam ketaatan kepada Kristus. Namun, Ia juga membersihkan ranting yang berbuah agar menghasilkan buah yang lebih banyak. Proses pembersihan ini adalah proses pendisiplinan Tuhan. Tuhan membentuk karakter umat supaya semakin menyerupai Kristus.

 

Ayat 4-5: Tinggallah dalam Yesus

Kunci utama hidup yang berbuah adalah tinggal di dalam Kristus. Tinggal di dalam Kristus berarti memiliki hubungan yang terus-menerus dengan-Nya—hubungan yang hidup, bukan sekadar formalitas agama. Ini mencakup doa yang tekun, membaca dan merenungkan Firman setiap hari, hidup dalam ketaatan, dan bergantung kepada Roh Kudus dalam segala hal. Tanpa Kristus, semua hal sia-sia. Tapi jika tinggal dalam Yesus, maka kuasa-Nya bekerja dan hidup akan terus mengahsilkan buah.

 

Ayat 6-7: Konsekuensi Hidup diluar Kristus

Sama seperti ranting yang terlepas dari pohon tidak lagi bisa hidup atau berbuah, demikian pula orang yang terlepas dari Kristus kehilangan sukacita, damai, dan kekuatan rohaninya. Hidupnya menjadi “kering”—tidak ada kasih, pengharapan, dan pertumbuhan rohani. “Dikumpulkan dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar” adalah simbol penghakiman Allah. Dalam konteks Yohanes, ini adalah peringatan tentang kebinasaan kekal bagi mereka yang menolak Kristus.

 

Ayat 8: Tujuan berbuah agar Tuhan dimuliakan

Buah yang kita hasilkan bukan untuk kebanggaan pribadi, melainkan untuk kemuliaan Allah. Tuhan melihat hati yang taat dan setia yang menghasilkan buah kasih, pengampunan, dan ketaatan, nama Allah dipermuliakan. Hidup yang berbuah adalah hidup yang memantulkan karakter Kristus kepada dunia. Ketika orang lain melihat kasih, kesabaran, dan sukacita kita di tengah tantangan, mereka melihat Kristus yang hidup di dalam kita. Itulah tujuan sejati hidup beriman—bukan supaya kita terkenal, melainkan supaya Kristus dikenal.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Kolose 1:10 – “...supaya kamu berbuah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah.

”Matius 7:17–20 – Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik.

Galatia 5:22–23 – “Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”

 

Ilustrasi:

ü Bayangkan sebuah lampu yang terhubung dengan kabel ke sumber listrik. Selama kabel itu terhubung, lampu menyala terang. Tetapi begitu kabel dicabut dari sumbernya, lampu itu langsung padam. Yesus adalah sumber kehidupan rohani, seperti arus listrik bagi lampu. Selama kita “tinggal di dalam Dia”, hidup kita akan bercahaya dan memberi dampak. Tetapi jika kita terlepas dari Kristus, kita kehilangan kekuatan dan terang rohani itu.

ü Sebuah aplikasi peta di ponsel hanya berfungsi jika terhubung dengan internet/data. Tanpa koneksi, aplikasi itu tidak bisa menampilkan arah, meski tampak “aktif.” Hidup kita seperti aplikasi itu. Kita butuh koneksi terus-menerus dengan Kristus—melalui doa, firman, dan ketaatan—agar kita tahu arah hidup dan bisa “berbuah” dalam tindakan nyata.

 

Aplikasi:

ü Yesus sebagai Pokok Anggur yang Benar. Tetap tinggal di dalam Kristus sebagai sumber kehidupan dalam ketekunan doa, pembacaan Alkitab, dan ketaatan setiap hari. Menjadikan Yesus pusat dari setiap keputusan dan motivasi hidup, bukan hanya di hari Minggu tetapi dalam keseharian. Ketika menghadapi kesulitan, tetaplah bersandar pada Kristus, bukan pada kekuatan sendiri.

ü Hidup rohani bukan sekadar melakukan kegiatan agama, tetapi berakar pada relasi yang hidup dengan Kristus. Beri hidup bersedia dikoreksi oleh Firman Tuhan dan terbuka terhadap teguran Roh Kudus. Dalam keluarga; pangkaslah hal-hal yang tidak sehat dalam hubungan keluarga: ego, amarah, atau komunikasi yang buruk. Mari jadikan rumah tangga tempat bertumbuh bersama dalam kasih dan kesabaran.

ü Hidup berbuah bukan hasil kerja keras manusia, melainkan hasil hubungan yang terus-menerus dengan Kristus. Seperti ranting yang tak bisa hidup tanpa pokok anggur, demikian juga kita tidak bisa menghasilkan apa pun tanpa Kristus. Maka jangan biarkan kesibukan memutus hubungan dengan Tuhan.

ü Hidup berbuah dalam kesaksian nyata dengan menjadi terang dan garam di mapaun berada. Menceritakan kasih Kristus melalui tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Keselamatan tidak berhenti pada iman yang mengaku, tetapi nyata dalam buah kehidupan — kasih, ketaatan, dan pelayanan. Hidup berbuah menjadi tanda nyata bahwa seseorang sungguh hidup dalam keselamatan Kristus.

Penutup:

Hidup yang berbuah dalam Kristus — bukan karena kemampuan manusia, tetapi karena keterhubungan yang terus-menerus dengan Sang Sumber kehidupan. Hidup berbuah dalam Kristus berarti hidup yang berakar dalam hubungan dengan-Nya, dibersihkan oleh-Nya, dipimpin oleh Firman-Nya, dan menghasilkan kasih yang nyata dalam dunia. Amin

 

Usulan Untuk Ibadah Rayon dan Unsur:

Metode sesuai Buku Manna: Renungan

 

Aktivitas/Games: "Ranting dan Pokok Anggur"

Tujuan: Menunjukkan perlunya hubungan erat dengan Kristus.

Alat: Tali panjang atau pita.

Proses:

ü Pilih satu orang sebagai “pokok anggur”.

ü Peserta lain berbaris memegang tali yang dipegang pokok anggur (mereka adalah ranting).

ü Fasilitator memberi perintah cepat:

ü “Pokok anggur bergerak ke kanan!” — semua harus ikut bergerak ke kanan.

ü “Pokok anggur berhenti!” — semua berhenti.

ü Jika ada “ranting” yang terlepas dari tali, ia dianggap “terputus”.

ü Ulangi beberapa kali dengan kecepatan meningkat.

Makna:

Tanpa tetap melekat pada pokok (Yesus), ranting kehilangan arah dan akhirnya “mati”.

 

Aktivitas/Games: “Sambung Ranting”

Tujuan: Menunjukkan pentingnya terhubung dengan Yesus.

Alat: Sedotan atau stik es krim, tali, dan penjepit kecil.

Proses:

ü Setiap peserta mendapat satu “ranting” (sedotan atau stik).

ü Mereka harus menyambungkan ranting satu sama lain dengan tali sehingga membentuk satu pohon besar atau rangkaian panjang.

ü Jika ada satu yang terlepas, pohon akan roboh.

ü Setelah selesai, fasilitator merefleksikan: Apa yang terjadi jika ranting tidak tersambung? Apa artinya jika kita tidak “terhubung” dengan Yesus?

Makna: Ranting yang terlepas akan mati. Begitu juga iman kita jika tidak melekat pada Kristus.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: HIDUP YANG BERBUAH DALAM KRISTUS (Yohanes 15:1-8)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed