HIDUP YANG BERBUAH DALAM KRISTUS (Yohanes 15:1-8)
Kalau kita mencermati tipe-tipe orang Kristen, termasuk warga GKI, maka paling sedikit ada dua tipe orang Kristen. Pertama, orang Kristen bersama Kristus, dan kedua, orang Kristen di dalam Kristus. Atau seperti pernyataan Yesus, dalam Yohanes 15:1-8, orang Kristen yang “tinggal di dalam Aku”, dan orang Kristen yang “tidak tinggal di dalam Aku” (ayat 5-6). Orang Kristen yang tidak tinggal di dalam Aku, adalah orang Kristen bersama Kristus. Sedangkan orang Kristen yang tinggal di dalam Aku, adalah orang Kristen yang benar-benar ada di dalam persekutuan dan kesatuan dengan Kristus, sebab bukan hanya orang itu ada di dalam Kristus, tetapi Kristus dan firman-Nya juga ada di dalam dia. Sementara itu, orang yang tidak tinggal di dalam Kristus, ia tentu masih bersama Kristus, tetapi tidak memiliki karekter Kristus, dia adalah orang Kristen tanpa Kristus.
Dalam tataran yang lebih luas, di Indonesia hari ini kita mengalami kondisi orang beragama, tetapi tidak berTuhan. Lihat saja yang merusak tempat-tempat ibadah itu orang beragama, tetapi tidak berTuhan. Yang melakukan kekerasan dan pembunuhan terhadap manusia yang lain, itu orang beragama tetapi tidak berTuhan. Yang korupsi sampai triliunan itu orang beragama, tetapi tidak berTuhan. Yang memutarbalikan keadilan dan kebenaran saat Pilkada, itu orang beragama, tetapi tidak berTuhan. Jadi kita boleh katakana banyak orang di Indonesia ini beragama, tetapi tidak berTuhan. Bagaimana dengan Papua? Apakah Papua juga sudah ketularan penyakit agama tanpa Tuhan? Bagaimana dengan GKI, apakah juga sudah terjangkit dengan penyakit Kristen tanpa Kristus?
Saya dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa hari ini GKI sedang berhadapan dengan kekafiran baru. Apa itu kekafiran baru? Kristen tetapi kafir. Kafir artinya menutup diri terhadap Tuhan, bahkan bukan hanya menutup, tetapi menyingkirkan Tuhan dari diri dan hidup ini. Dan ini yang disebut EGO (exit God Out), menyingkirkan Allah dari pikiran, prilaku dan rancangan kehidupan. Di kalangan murid-murid Yesus pernah terjadi prilaku kafir dan ego tersebut. Waktu itu Yesus bertanya kepada murid-murid, menurut kamu’ siapa aku ini, dan Petrus menjawab engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat 16:16). Kemudian Yesus mengatakan kepada murid-murid, bahwa Dia akan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus dan bilang, hal itu tidak akan terjadi. Ini Yesus yang bilang, tetapi Petrus, seorang murid melawan apa yang Yesus katakan. Lalu reaksi Yesus: “Enyalah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”(Mat 16:23). Hari ini Yesus mengingatkan kita, bahwa orang Kristen, warga GKI “yang tidak tinggal di dalam Yesus, dan firman-Nya tidak ada di dalam orang itu, maka dia menjadi batu sandungan, penghambat pekerjaan Yesus, dan kepada orang seperti itu, Yesus katakan, “enyahlah iblis”. Kalau dalam jemaat ini ada iblis, maka harus bertobat, sebab lambat atau cepat akan diusir dengan cara Yesus sendiri. Perhatikan ayat 6: “siapa yang tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar”! jadi kalau tidak mau disebut iblis, dan diusir maka sebaiknya membarui diri dari warga GKI bersama Kristus menjadi warga GKI di dalam Kristus.
Kita harus bertobat dari orang Kristen bersama Yesus menjadi orang Kristen di dalam Yesus. Kalau selama ini kita tidak jalani hidup ini dalam pikiran dan kehendak Allah, maka mulai hari ini kita buang jauh-jauh ego, kita tinggalkan sikap kekafiran baru pada kita, dan kita jalani hidup pribadi, keluarga dan jermaat berdasarkan firman Allah. Apa yang akan terjadi kalau kita hidup di dalam Kristus? Ini yang terjadi pada kita. Perhatikan ayat 7: “jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa yang kamu kehendaki, maka akan diberikan kepadamu”. Kalau kita ada di dalam Kristus dan hidup menurut firman-Nya, maka permintaan yang menjadi kebutuhan kita, akan dikabulkan dan diberikan kepada kita.
Dari pengalaman kita jalani kehidupan sehari-hari, kita marasakan dan mengalami bahwa tuntutan kebutuhan hidup semakin kompleks. Ada hal-hal yang selama ini tidak begitu menjadi perhatian kita, tetapi akhir-akhir ini justru menuntut perjuangan dn kerja keras untuk memenuhinya. Ini hendaknya menyadarkan kita, bahwa dengan kekuatan dan potensi diri, betapa pun hebatnya potensi itu, namun kalau kita tidak tinggal di dalam Yesus dan firman-Nya tidak ada di dalam kita, maka mustahil kita dapat memenuhi tuntutan kebutuhan hidup ini. Karena itu, setiap orang Kristen patut menghayati kebenaran dan kuasa firman Tuhan ini, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti carang tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku”. Tinggal di dalam Yesus bukan hanya sekedar slogan, tetapi benar-benar harus menjadi budaya hidup warga GKI. Sejak gereja ini berdiri 1956, kita telah mengaku bahwa Yesus Kristus ada Tuhan dan Kepala gereja yang memerintah dan memelihara gereja ini dengan firman dan Roh-Nya. Pengakuan ini merupakan sebuah penegasan atas keberadaan warge gereja sebagai umat Tuhan yang ada di dalam Kristus, yang setiap waktu dituntun dan diperlihara oleh firman dan Roh Kudus. Jadi sesungguh dalam GKI tidak orang Kristen bersama Kristus, melainkan orang Ktisten di dalam Kristus. Dan ini lebih dipertegas dengan hakikat GKI sebagai tubuh Kristus (Pengakuan Iman GKI Alinea ke-5). Dalam hakikat sebagai tubuh Kristus inilah GKI dan setiap warga GKI menjalakan misinya mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang adil, damai dan sejahteran. Tanda-tanda Kerajaan Allah itu dapat terjadi kalau dilakukan oleh mereka yang ada di dalam Kristus. Kerajaan Allah, Raja-Nya ialah Yesus Kristus sendiri, maka hanya bisa diwujudkan tanda-tandanya kalau kita ada di dalam Kristus, di luar Kristus kita tidak bisa berbuat apa-apa. Yesuslah yang mengajar kita berdoa, “datanglah kerajaan-Mu”(Mat 6:10), maka di luar Yesus kerajaan itu dan keselamatannya tidak mungkin hadir dan menjadi bagian dari kehidupan kita.
Kalau orang Kristen ada di dalam Kristus dan hidup menurut firman-Nya, maka hidup ini akan diberkati dengan segala kebaikan Tuhan, dan kita pun menjadi kemuliaan bagi Allah (ayat 8). Kita dapat memuliakan Allah dengan benar kalau kita ada di dalam Kristus. Kita dapat memuliakan Allah kalau kita jalani hidup ini menurut pikiran dan kehendak Allah, bukan menurut ego kita. Kita tampil menyanyi dalam paduan suara, trio, solo, dalam ibadah jemaat, lalu kita bilang memuliakan Allah, belum tentu. Selama ada ego pada kita, maka bukan kemuliaan Tuhan yang terjadi tetapi kemuliaan manusia. Karena itu dalam liturgi GKI paduan suara selesai menyanyi tidak ada tepuk tangan, sebab paduan suara dalam ibadah bukan perlombaan tetapi penyembahan. Ketika kita ada di dalam Kristus, dan menjalani hidup ini di dalam firman-Nya, maka hal itu tidak saja menjadi kemuliaan bagi Allah, tetapi juga menjadi petunjuk dan kesaksian bahwa kita adalah murid Yesus (ayat 8). Yang disebut murid Yesus adalah dia yang ada di dalam Kristus dan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Orang bersama Yesus, bukan murid Yesus. Lihat saja Petrus itu, dia salah satu pengikut Yesus, tetapi ketika dia tidak memikirkan apa yang Allah pikirkan Yesus menyebutnya iblis. Mulai hari ini mari kita lepaskan segala ego kita, dan jalani hidup ini sesuai dengan firman dan kehendak Allah untuk menjadi kesaksian bahwa kita adalah murid Yesus, untuk menunjukkan bahwa kita adalah orang Kristen, warga GKI, yang ada di dalam Kristus. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)


Belum ada Komentar untuk "HIDUP YANG BERBUAH DALAM KRISTUS (Yohanes 15:1-8)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.