KESETIAAN ALLAH PADA JANJI-NYA (Yosua 10:7-28)

Manusia mudah membuat janji tapi mudah juga ingkar janji. Janji manusia itu manis di bibir, enak di telinga, menyenangkan hati tapi dapat berakhir mengecewakan. Janji manusia mudah diobral tapi sulit ditepati. Faktanya: banyak hati menjadi tersakiti karena janji yang tidak terbukti. Tapi janji Tuhan berbeda dengan manusia. Janji Tuhan tidak pernah mengecewakan sebab Tuhan adalah Allah yang setia. Jika Tuhan sudah berjanji maka janji Tuhan tidak pernah terlambat digenapi. Tema Khotbah kita dari pembacaan Alkitab dalam Yosua 10:7-28 adalah “KESETIAAN ALLAH PADA JANJINYA”.

 

Ketika Yosua dipilih menggantikan Musa. Tuhan memberi perintah bagi Yosua untuk merebut Tanah Kanaan. Tuhan berjanji bahwa Tuhan akan menyertai Yosua ke manapun Yosua pergi. Janji Tuhan bukan janji omong kosong. Dalam kisah yang kita baca hari ini, kita dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan yang luar biasa dalam menggenapi janjiNya.  

 

Yosua dan umat Israel membantu Gibeon. Mereka maju berperang melawan 5 Raja orang Amori dengan pasukan mereka. Raja Yerusalem: Adoni – Zedek. Raja Hebron: Hoham, Raja Yarmut: Pire-am. Raja Lakhis: Yafia dan Raja Eglon: Debir. Yosua maju dalam pertempuran itu dengan memegang janji Tuhan bahwa Tuhan akan menyerahkan semua yang melawan Yosua (ayat 8). Sesungguhnya Bpk/Ibu/Saudara, prajurit yang maju berperang pasti menghitung kekuatan pasukannya dan kekuatan lawannya. Di atas kertas, mustahil bagi Israel untuk menang. Penduduk Kanaan itu orang – orang yang gagah perkasa, pahlawan – pahlawan perang yang terkenal. Apalagi yang maju melawan Israel ini berjumlah lima Raja sekaligus. Medan pertempuran, daerah Kanaan bagia selatan adalah daerah penggunungan. Raja – raja Amori ini lebih menguasai medan pertempuran itu. Sedangkan orang Israel baru saja mengenal daerah itu. Tetapi Tuhan berkata: Jangan takut. Jangan tawar hati. Jangan berhenti.

 

Tuhan menepati janjiNya. Tuhan mengacaukan lawan Israel. Tuhan melempari mereka dengan batu – batu besar dari langit. Yang mati kena hujan batu lebih banyak daripada yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang. Yosua berdoa meminta matahari dan bulan berhenti. Tuhan menjawab doa Yosua. Matahari dan bulan tidak bergerak selama sehari penuh. Tuhan membuat sebuah mujizat yang belum pernah terjadi. Kelima Raja orang Amori itu dibunuh Yosua dengan cara panglima perang Yosua injak tengkuk raja – raja itu sebagai bukti bahwa yang hebat sekalipun takluk dibawah kuasa Tuhan. Bukan hanya kelima Raja Amori tapi juga Raja Makeda Bersama pasukannya juga dikalahkan. Sebelumnya Kota Yerikho dan Kota Ai juga ditaklukan.

 

Janji Allah digenapi. Semua musuh takluk kepada Yosua dan Tanah Kanaan dapat direbut. Ada satu faktor kunci kemenangan Yosua dan Israel. Itu disebutkan pada ayat 14, Israel beroleh kemenangan sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan. Israel menang bukan karena kehebatan Yosua dan kekuatan pasukan perangnya. Israel menang bukan karena jumlah mereka banyak. Israel menang bukan karena strategi perang yang mantap. Israel menang karena Tuhan berpihak pada mereka. Ketika Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita?.

 

Janji Tuhan dapat digenapi karena Yosua dan Israel percaya. Mereka pegang janji Tuhan. Tapi mereka bukan sekedar percaya lalu menjadi penonton saja. Yosua dan Israel tidak berpangku tangan menyaksikan kedahsyatan Tuhan menghancurkan musuh. Yosua dan Israel turut melainkan mengambil bagian dalam karya Tuhan itu, dengan sungguh – sungguh dan dengan tidak kenal lelah. Yosua dan pasukan Israel maju dan terus mengejar dan memusnahkan musuh. Mereka menaklukkan satu demi satu wilayah selatan Kanaan sampai seluruhnya menjadi milik Israel.

 

Kita saat ini juga sedang berperang, bukan dengan mengangkat senjata tapi berperang untuk menyatakan damai sejahtera Allah. Berperang untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi. Berperang untuk menjadi garam dan terang dunia. Di Waropen kita berperang dalam pergumulan dan kerja keras menuju Sidang Sinode XVIII. Semakin dekat waktunya maka semakib hebat juga tantangannya. Tapi kita mengimani, penyertaan Tuhan sempurna. Karena itu, Mari kita lakukan seperti yang dilakukan Israel. Tekun berdoa. Jangan ragukan doa – doa yang kita naikan setiap saat di mimbar Gereja ini maupun dalam setiap Keluarga. Tidak ada persoalan yang terlalu besar kalau diperangi dengan doa.

 

Mari tetap sehati bekerja sama. Jangan memakai ukuran – ukuran manusia dalam pekerjaan Tuhan. Dalam kisah Israel, seandainya Yosua memikirkan perhitungan di atas kertas, mereka pasti mundur sebelum berperang. Jika itu yang dilakukan maka Israel tidak akan mengalami mujizat Tuhan.  Jadi kalua kita mau mengalami mujizat Tuhan, bertindaklah dengan iman

 

Penyertaan Tuhan sungguh sempurna bagi setiap orang percaya. Tuhan masih memberi kesempatan. Tuhan masih menunjukkan kesetiaan dan kasih-Nya kepada kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan turut bekerja di tengah – tengah kita kerja dan perjuangan kita.

 

Jika Allah sedang bekerja maka mari kitapun setia melakukan tanggung jawab kita. Setia sebagai Pelayan Firman, Majelis Jemaat, Pegawai, Badan Pelayan Unsur, Panitia. Masihkah kita setia? Ingatlah bahwa mujizat Tuhan membutuhkan iman dan ketaatan (fokus) pada Tuhan. Campur tangan Allah akan memberikan kemenangan bagi setiap orang yang berharap kepada-Nya. Amin. SELAMAT HARI MINGGU. TUHAN MEMBERKATI.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "KESETIAAN ALLAH PADA JANJI-NYA (Yosua 10:7-28)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed