STATUS DAN IDENTITAS GEREJA SEBAGAI GARAM DAN TERANG DUNIA (Matius 5:13-16)

Sepanjang sejarah, manusia membutuhkan garam. Bahkan sekitar tahun 400 – 500M garam menjadi lebih penting daripada emas sehingga ungkapan yang terkenal waktu itu adalah: “sebagian orang tak memerlukan emas tapi tak seorangpun dapat hidup tanpa garam”. Ya, kita semua membutuhkan garam. Garam selalu ada di dapur juga di meja makan. Garam berfungsi memberi rasa pada makanan. Bagi kebanyakan orang makanan yang tawar tanpa garam sangat tidak enak. Makanan yang kelebihan garam atau asin juga tidak enak. Lidah dapat mengecap dengan baik rasa pada makanan. Selain itu, garam juga berfungsi sebagai pengawet dan membantu dalam proses penyembuhan.

 

Yesus berkata: “Kamu adalah garam dunia”. Para muridNya, setiap orang percaya, kita sekalian memiliki status dan identitas sebagai garam dunia. Seperti halnya garam, yang tidak kelihatan dalam masakan tetapi dapat memberi rasa yang enak dan tidak tawar demikian hendaknya kehidupan setiap orang percaya, kehadiran kita mesti menjadi berkat. Pelayanan kita mesti memberi harapan ketika sekeliling kita sudah tawar hati. Pekerjaan kita mesti membawa sukacita walaupun melelahkan dan menguras energi. Jadi percayalah, sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan itu tidak akan sia – sia.

 

Seperti garam yang bersedia larut di dalam masakan, demikian pula kita mesti bersedia memberi hati bagi pekerjaan Tuhan bukan untuk mencari pujian apalagi keuntungan. Seperti garam yang bersedia larut bersama bahan – bahan lain demikian kita juga bersedia bekerja sama dengan sehati dalam tanggung jawab yang menjadi berkat. Garam tidak meminta dipuji secara khusus tapi garam tetap menjalankan tugasnya. Seperti garam, kita mesti setia dalam panggilan menjadi berkat di tengah keluarga, pekerjaan, pelayanan, dalam pembangunan di tengah jemaat bahkan di tengah dunia.  Jangan mengharapkan dunia berubah tanpa kita memulainya dari diri kita sendiri. Dunia yang saat ini diwarnai perilaku saling menjatuhkan. Dunia saat ini dalam kegalauan karena situasi sulit secara ekonomi. Dunia yang sedang tawar hati karena situasi covid yang mengguncang. Dunia membutuhkan peran kita sebagai garam yang memberi kesegaran dan makna baru.

 

Yesus berkata: “Kamu adalah terang dunia”. Kita semua membutuhkan terang. Saat lampu padam, hal pertama yang kita lakukan adalah mencari sesuatu yang dapat memberi terang entah senter, lampu chas, lilin dan lain sebagainya. “Daripada mengutuk kegelapan lebih baik menyalakan sebuah lilin yang dapat memberi terang dalam kegelapan”. Sebuah cahaya sangat berharga. Seperti kota yang terletak di atas gunung dan dapat terlihat dengan jelas. Seperti pelita di atas kaki dian yang menerangi seluruh ruangan, demikianlah perbuatan – perbuatan yang baik dari orang percaya mesti nyata bagi semua orang. Seperti listrik yang membutuhkan sumber listrik, lilin membutuhkan sumbu dan sumber api maka kitapun mesti hidup di dalam Kristus agar hidup kita terus memancarkan terang Kristus.

 

Terang berfungsi untuk membimbing. Terang dibutuhkan agar orang tidak terjatuh atau menabrak sesuatu pada saat gelap. Orang Kristen harus bersandar pada Tuhan dan menjadi teladan bagi orang lain. Terang seperti apa yang kita nyatakan bagi suami, isteri dan anak – anak kita? Mari mulai dari diri kita sendiri, nyatakan terang mulai dari tengah keluarga.

Jadi garam dan terang dikenal karena identitasnya. Garam identitasnya garam. Terang identitasnya terang. Garam dan terang bagaimanapun akan dikenali sebagai garam dan terang. Apabila garam tanpa rasa asin, orang tidak mungkin menyebutnya sebagai garam. Begitu juga terang, kalau tidak terlihat cahayanya, tidak akan disebut sebagai terang. Yang terpenting di manapun kita berada jangan biarkan garam kita menjadi tawar, dan terang kita menjadi redup. Berkaryalah melalui kebaikan dan kasih yang kita wujudkan sehingga banyak orang bisa mengalami kemuliaan dan kasih Bapa. Jadilah garam di tengah dunia, bersinarlah dan pancarkan terang Kristus. Karena status dan identitas kita sebagai Gereja adalah sebagai garam dan terang di tengah dunia. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati kita. Amin

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "STATUS DAN IDENTITAS GEREJA SEBAGAI GARAM DAN TERANG DUNIA (Matius 5:13-16)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed