RANCANGAN KHOTBAH: PENEBUSAN RUMAH (Imamat 25:29-34)
Gagasan Utama:
Tuhan sebagai pemilik memberikan hak dan ketetapan penebusan rumah di kota, di desa dan di kota orang Lewi.
Tujuan yang akan dicapai:
Agar jemaat mensyukuri rumah yang dimiliki sebagai anugerah Tuhan, menjadikan rumah tinggal masing – masing sebagai laboratorium kasih dan pemulihan, menjaga kekudusan tubuh sebagai Rumah Allah, memiliki hidup yang tidak melekat pada rumah dan harta benda tetapi setia bersaksi dan menantikan rumah kekal yang Yesus sediakan bagi orang percaya.
Konteks saat itu:
Kitab Imamat ditulis untuk memberikan pedoman kehidupan kudus bagi bangsa Israel setelah mereka keluar dari Mesir dan hidup di Tanah Perjanjian. Bagian ayat 29–34 adalah lanjutan dari aturan mengenai penebusan tanah (ayat 23–28), tetapi kali ini fokus pada rumah di kota bertembok dan desa serta rumah/harta milik orang Lewi.
Kaitan dengan PB:
Imamat 25:29-34 berbicara tentang penebusan rumah di kota bertembok, rumah di desa dan rumah di kota – kota orang Lewi. Bagian ini menegaskan prinsip Allah tentang pemulihan kepemilikan, hak untuk menebus, dan keadilan sosial bagi umat Israel. Prinsip penebusan digenapi di dalam Yesus. Karya Yesus yang datang untuk menebus manusia dari kehilangan yang diakibatkan dosa. Penebusan rumah di Imamat menunjuk kepada Kristus yang memulihkan “rumah rohani” kita. Ia menjadikan kita kembali layak menjadi bait Allah di mana Roh Kudus berdiam. Dalam Kristus, kita mendapat tempat tinggal kekal (Rumah Bapa Yoh 14:6). Jadi, penebusan rumah dalam Imamat menjadi gambaran dari pemulihan relasi dengan Allah dan kepastian bahwa kita punya tempat dalam kerajaan-Nya. Yesus adalah Penebus Sejati yang memulihkan “rumah rohani” kita (hidup, identitas, relasi). Yesus menggenapi Tahun Yobel, memberi pembebasan dan pemulihan rohani. Yesus membentuk kita menjadi keluarga Allah dan memastikan kita memiliki tempat tinggal kekal di rumah Bapa.
Penjelasan Teks:
Ayat 29-30: Penebusan rumah di kota bertembok
Kata yang dipakai untuk “rumah” adalah בַּיִת (bayit), jamak: batim (בָּתִּים) (dipakai di ayat 31 -“rumah-rumah di desa”). Kata bayit memiliki makna yang luas yakni rumah secara fisik / bangunan tempat tinggal; Keluarga / keturunan / dinasti – misalnya “Bayit Dawid” = “Rumah Daud” (2 Sam. 7:11); Tempat ibadah – Bayit Adonai = Rumah TUHAN (Mazmur 122:1); Sebuah kelompok atau komunitas – bisa berarti “rumah tangga” secara social. Jadi rumah tidak hanya berarti bangunan, tetapi mencakup kehidupan keluarga, warisan, identitas, dan hubungan dengan Allah. Dalam Imamat 25:29-34, rumah bukan hanya bermakna tempat tinggal secara fisik di kota bertembok atau desa sebab makna rumah juga berarti warisankeluarga. Menjual rumah berarti risiko kehilangan identitas keluarga di komunitas. Menebus rumah adalah bentuk pemulihan identitas dan kedudukan sosial. Ayat 29 – 30 secara khusus mengatur tentang penebusan rumah di kota bertembok. "Kota bertembok" (Ibrani: עִיר חוֹמָה – ‘ir chomah) berarti kota yang dikelilingi tembok pertahanan. Tembok kota berfungsi melindungi penduduk dari serangan musuh dan binatang buas. Kota bertembok biasanya menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, dan aktivitas sosial. Kota bertembok di Alkitab contohnya Yerikho (Yos. 6:1), Yerusalem (2Sam. 5:9). Kota bertembok biasanya dihuni oleh pedagang, pejabat, dan pengrajin. Mereka tidak tergantung pada lahan pertanian, jadi rumah di kota lebih seperti tempat usaha atau hunian kerja. Tuhan menetapkan aturan yang berbeda supaya perdagangan tetap berjalan wajar, tetapi tetap ada kesempatan menebus rumah jika keluarga jatuh miskin. Hak penebusan hanya dalam jangka waktu satu tahun penuh untuk menebus rumah yang dijual. Jika si pemilik rumah dapat mengumpulkan uang selama periode itu, ia boleh membeli kembali rumah tersebut dari pembeli dengan harga yang adil. Namun, batas waktunya jelas: setelah satu tahun lewat, hak tebus hilang dan rumah itu menjadi milik pembeli secara permanen.
Ayat 31: Penebusan rumah di desa - desa
Kata desa menggunakan kata Ibrani חָצֵר (ḥatser) yang berarti halaman, pekarangan, kampung, atau desa kecil. Kata ini menunjuk pada permukiman terbuka tanpa tembok yang biasanya terhubung dengan lahan pertanian. Pada ayat 31 ada hukum yang membedakan rumah di desa dari rumah di kota bertembok. Rumah di desa dipandang sama dengan tanah (warisan keluarga). Di desa, kehidupan lebih bergantung pada musim, panen, dan berkat Tuhan – melambangkan ketergantungan penuh pada-Nya. Rumah di desa boleh ditebus kapan saja (tidak dibatasi hanya satu tahun). Jika belum ditebus sampai tahun Yobel, rumah itu kembali secara otomatis kepada pemilik asal pada tahun Yobel. Tahun Yobel di desa mengandung makna janji pemulihan. Tuhan memberi jaminan bahwa tidak ada keluarga yang selamanya kehilangan tempat di tengah umat Allah.
Ayat 32-34: Penebusan rumah dan padang penggembalaan di kota orang Lewi
Suku Lewi tidak menerima tanah warisan seperti suku-suku lain (Bil. 18:20-24). Tuhan sendiri menjadi bagian mereka. Sebagai gantinya, mereka diberi kota-kota Lewi (Yosua 21) dan tanah penggembalaan di sekeliling kota. Kota-kota ini menjadi pusat pelayanan rohani bagi seluruh Israel. Rumah-rumah di kota Lewi selalu bisa ditebus. Tidak ada batas waktu seperti rumah di kota biasa. Hal ini memastikan orang Lewi tidak kehilangan tempat tinggal mereka secara permanen. Bahkan jika rumah itu tidak ditebus, pada tahun Yobel rumah itu kembali secara otomatis kepada pemilik Lewi. Ini menjaga supaya kota-kota Lewi tetap dimiliki suku Lewi, sehingga mereka dapat terus melayani umat. Tanah di sekitar kota Lewi bersifat tidak dapat dijual. Ini melindungi sumber penghidupan mereka (ternak) sehingga mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan fokus melayani dalam Bait Allah. Dalam Yosua 21 dicatat ada 48 kota orang Lewi (termasuk 6 kota perlindungan). Kota-kota ini dibagikan kepada 3 kelompok utama suku Lewi: Kehat, Gerson, dan Merari. Kota – kota orang kehat: dari Yehuda & Simeon: Hebron (kota perlindungan), Libna, Yattir, Eshtemoa, Holon, Debir, Ain, Yuta, Betsemes (9 kota). Dari Benyamin: Gibeon, Geba, Anatot, Almon (4 kota) dll.
Referensi lain dalam Alkitab:
Mazmur 24:1 - "Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya."
Lukas 4:18-19 - "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Yohanes 14:2-3 – “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal … Aku akan pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”
Ilustrasi:
ü Seorang anak kehilangan warisan karena kesalahannya sendiri, tetapi ayahnya menyiapkan jalan untuk memulihkannya. Ini seperti kisah anak yang hilang (Lukas 15) – rumah dan relasi yang hilang dipulihkan. Imamat 25:29-34 mengajarkan prinsip pemulihan. Tuhan selalu menyediakan jalan kembali untuk umat-Nya.
ü Seseorang terlilit hutang kartu kredit sampai rumahnya hampir disita. Temannya menolong dan melunasi seluruh hutang. Rumah itu aman dan ia bisa tenang tinggal di situ. Penebusan Yesus seperti itu—bukan hanya mencegah kita kehilangan segalanya, tetapi memberi kita kesempatan baru untuk hidup tanpa beban hutang dosa.
Aplikasi:
ü Syukuri rumah dan keluarga yang Tuhan berikan. Jadikan rumah kita tempat di mana nama Tuhan dimuliakan. Jangan hanya fokus pada kemewahan, tetapi pada hadirat Tuhan di dalamnya.
ü Waktu penebusan menggambarkan kesempatan yang Allah sediakan untuk memperbaiki keadaan. Jika kesempatan itu tidak dipakai, maka haknya hilang. Sama seperti masa penebusan rumah di kota bertembok hanya setahun, kita tidak boleh menunda-nunda untuk kembali kepada Tuhan. Gunakan kesempatan penebusan yang Tuhan beri. Jika ada relasi yang rusak dalam keluarga, dosa yang belum diakui maka bertobatlah.
ü Hiduplah menjaga kekudusan tubuh sebagai rumah Allah. Jadikan hidup kita tempat tinggal Allah yang kudus. Hidup kita adalah “rumah” bagi Allah (1 Kor. 6:19). Kita harus memastikan rumah rohani ini tetap kudus. Kristus menebus kita supaya kita kembali menjadi “rumah Allah” yang hidup (Ef. 2:19-22). Sama seperti rumah di Israel adalah warisan, iman kita juga adalah warisan yang harus dijaga dan diteruskan kepada generasi berikutnya.
ü Jangan terlalu terikat dengan rumah duniawi. Pandanglah kepada rumah yang disediakan Kristus di surga.
ü Tuhan memelihara para hambaNya. Para pelayan mesti bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan pelayanan dalam Gereja. Pelayanan Allah harus dipelihara, dan jemaat mesti mendukung para pelayan Tuhan.
Penutup:
Imamat 25:29-34 mengingatkan kita bahwa Tuhan peduli pada rumah kita, memberi kesempatan untuk menebus rumah kita, dan menunjuk kepada Kristus yang menebus kita dan menyiapkan rumah kekal bagi kita. Mari kita datang kepada Yesus, Penebus kita, dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Biarlah rumah kita menjadi rumah bagi kemuliaan Tuhan, dan biarlah kita hidup menantikan rumah kekal yang disediakan bagi kita. Amin
Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: PENEBUSAN RUMAH (Imamat 25:29-34)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.