RANCANGAN KHOTBAH: TAHUN PEMBEBASAN (Imamat 25:1-22)

Gagasan Utama:

Tuhan adalah pembebas karena itu umat menikmati pembebasan Tuhan dengan melakukan perintahNya baik dalam hal mengelola tanah, ekonomi dan relasi sosial. 

 

Tujuan yang akan dicapai:

Agar jemaat hidup bergantung sepenuhnya kepada Allah dengan mengasihi alam ciptaan dan sesama manusia.

 

Konteks saat itu:

Kitab Imamat adalah bagian dari Taurat yang berisi hukum-hukum Allah yang diberikan kepada Israel melalui Musa di Gunung Sinai. Fokus utama kitab ini adalah kekudusan Allah dan bagaimana umat-Nya harus hidup dalam kekudusan, baik dalam ibadah maupun kehidupan sosial. Kehidupan mereka di tanah perjanjian harus mencerminkan kasih, keadilan, dan pembebasan yang mereka alami dari Tuhan. Relasi umat denga Allah bukan hanya soal ibadah di Kemah Suci, tetapi juga bagaimana mereka mengelola tanah, ekonomi, dan relasi sosial. Tuhan menghendaki umat-Nya hidup dalam kekudusan, keadilan, dan ketergantungan penuh kepada-Nya. Tahun Sabat dan Tahun Yobel mengingatkan Israel bahwa Allah adalah pemilik tanah, sumber berkat, dan pembebas sejati.

 

Kaitan dengan PB:

Imamat 25:1-22 berbicara tentang tahun sabat (tanah berhenti berproduksi setiap tahun ketujuh) dan tahun Yobel (tahun ke-50, tahun pembebasan, pemulihan milik pusaka, dan pembebasan budak). Bagian ini menekankan istirahat, pembebasan, dan pemulihan. Dalam Perjanjian Baru dan karya Yesus, makna rohaninya digenapi dan ditarik ke arah keselamatan yang lebih besar. Yesus adalah penggenapan tahun Yobel! Melalui salib-Nya, kita dibebaskan dari dosa, dilepaskan dari belenggu maut, dan diberikan hidup baru.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 1-7: Perintah Tuhan atas Tanah

Tuhan berbicara kepada Musa di Gunung Sinai, tempat hukum Taurat diberikan. Perintah ini berlaku setelah bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian — artinya, tahun sabat bagi tanah dan tahun Yobel adalah bagian dari kehidupan mereka sebagai umat Allah di negeri yang Tuhan berikan. Sama seperti manusia butuh sabat, tanah pun butuh istirahat. Tanah pun harus merayakan sabat, yaitu perhentian untuk menghormati Tuhan. Ini menunjukkan bahwa segala ciptaan berada di bawah otoritas Tuhan. Tahun ketujuh disebut sabat tanah, dan itu adalah “bagi Tuhan”. Jadi bukan hanya demi ekologi atau pertanian, tapi terutama untuk menyatakan iman bahwa Allah yang memelihara. Pada tahun sabat, umat Israel tidak menabur, tidak merantingi kebun anggur, dan tidak mengusahakan ladang seperti biasa. Jika ada tanaman yang tumbuh sendiri dari benih sisa tahun sebelumnya, itu tidak boleh diperlakukan sebagai milik pribadi. Semua hasil spontan itu dianggap milik bersama, bukan untuk diperdagangkan atau ditimbun. Ini untuk mengingatkan umat bahwa mereka tidak hidup dari kerja keras semata, tetapi dari pemberian Allah. Hasil tanah pada tahun sabat tetap boleh dimakan, tetapi tidak boleh dipanen secara komersial. Semua orang boleh menikmatinya: pemilik tanah, budak, pekerja, pendatang, bahkan ternak dan binatang liar. Prinsipnya adalah keadilan dan kemurahan Tuhan. Semua orang, tanpa memandang status sosial, berhak menikmati berkat Tuhan.

 

Ayat 8-17: Tahun Yobel: Tahun Pembebasan

Setelah siklus tujuh tahun sabat dilakukan sebanyak tujuh kali (7 × 7 = 49 tahun), maka pada tahun berikutnya (tahun ke-50)adalah tahun Yobel. Yobel. Tahun Yobel dimulai dengan pembunyian sangkakala (shofar) pada Hari Pendamaian (Yom Kippur). Ini menjadi simbol bahwa pembebasan sejati berakar pada pengampunan Allah. Tanpa pendamaian, tidak ada kebebasan yang sejati. Bunyi sangkakala menandai dimulainya masa sukacita, kelepasan, dan pembaruan. Tahun Yobel adalah tahun kudus, dipisahkan untuk Tuhan untuk memaklumkan kebebasan (pembebasan dari hutang, perbudakan, dan pengembalian tanah). Pada tahun Yobel orang kembali ke miliknya masing-masing. Hak milik keluarga dipulihkan. Ini menjaga agar tanah (warisan suku-suku Israel) tetap sesuai dengan pembagian Tuhan dan tidak ada keluarga yang kehilangan warisannya untuk selamanya. Aturan jual beli tanah di Israel bukan jual putus, tetapi sewa berdasarkan jumlah tahun sampai Yobel berikutnya.Tahun Yobel menekankan pemulihan hubungan sosial, ekonomi, dan keluarga (Bukan hanya pembebasan atas tanah tapi juga pembebasan sosial). Tuhan menegaskan: jangan menindas atau mengambil keuntungan berlebihan dari sesama.Pada saat itu, orang-orang Israel yang terpaksa menjual tanah atau dirinya sebagai budak harus dilepaskan. Tanah dikembalikan kepada keluarga pemilik asal, dan semua orang bebas kembali ke rumahnya. Dengan begitu, tidak ada yang dirugikan. Prinsipnya adalah keadilan, kejujuran, dan rasa takut akan Allah.Bangsa Israel harus belajar bahwa hidup mereka bukan bergantung pada ladang, tetapi pada Tuhan yang mencukupkan.

 

Ayat 18-22: Tuhan menjamin pemeliharaan

Ketaatan kepada perintah Tuhan tentang sabat tanah dan tahun Yobel membawa keamanan dan ketenteraman. Keamanan di tanah perjanjian bukan hasil kekuatan militer atau strategi ekonomi, melainkan buah dari ketaatan kepada Allah. Janji berkat Tuhan: jika umat taat maka tanah akan tetap berbuah walaupun mereka tidak mengolahnya pada tahun sabat atau Yobel.

Kata kuncinya: kenyang dan aman. Bukan hanya cukup, tapi berkelimpahan dalam damai sejahtera. Tuhan memelihara umatNya dengan berkat yang mencukupkan bahkan berkemlimpahan. Panen tahun keenam akan berlipat ganda, cukup untuk tahun keenam, ketujuh (tahun sabat), bahkan sampai tahun kedelapan saat mereka mulai menanam lagi. Ketika umat mulai menanam kembali di tahun kedelapan, mereka masih punya cukup dari hasil tahun keenam sampai panen baru datang. Berkat Tuhan tidak hanya cukup, tetapi juga berkelanjutan.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Matius 6:33 Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”

Lukas 4:18-19 Yesus mengutip Yesaya 61 dan menyatakan misi-Nya: “untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tawanan... untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Ini jelas merujuk pada Yobel rohani yang Yesus genapi.

 

Ilustrasi:

ü Seorang petani biasanya memberi sawahnya waktu untuk tidak ditanami selama satu musim. Ia tahu tanah itu perlu beristirahat agar kembali subur. Jika dipaksa terus ditanami, hasilnya akan menurun, bahkan tanah bisa menjadi tandus. Begitu juga Tuhan mengajarkan Israel memberi tanah itu “istirahat” pada tahun Sabat. Itu bukan sekadar aturan pertanian, tetapi pelajaran iman: bahwa hidup tidak bergantung pada kerja keras manusia semata, melainkan pada pemeliharaan Tuhan.

ü Anak-anak sekolah punya waktu belajar, tapi juga ada libur panjang. Liburan bukan berarti malas, melainkan waktu untuk memulihkan semangat, supaya bisa kembali belajar dengan baik. Tanah yang diberi istirahat setahun adalah cara Allah mengajarkan umat-Nya: ada ritme bekerja dan beristirahat, ada saat menanam dan ada saat mempercayai Tuhan untuk mencukupkan

 

Aplikasi:

ü Allah adalah pemilik segala sesuatu. Allah adalah pemilik tanah, umat, dan segala ciptaan. Manusia diberi kuasa mengelola, tapi tetap tunduk pada Allah sebagai Pemilik sejati. Jangan biarkan hati kita diperbudak oleh harta, jabatan, atau ambisi. Ingat, kita hanyalah pengelola. Semua akan kembali kepada Tuhan.

ü Pengelolaan atas alam bukan untuk eksploitasi tetapi mesti dalam kerangka tanggung jawab. Relasi dengan sesama mesti dilandasi kasih dan keadilan. Seluruh ciptaan—bukan hanya manusia, tetapi juga alam—memiliki hak untuk mengalami pembebasan. 

ü Allah menekankan bahwa setiap orang punya martabat yang sama di hadapan-Nya. Kita dipanggil untuk memperjuangkan mereka yang lemah, membela hak orang miskin, dan menjadi saluran kelepasan bagi mereka yang terikat oleh kemiskinan, hutang, atau bahkan keterikatan dosa.

 

 

 

ü Bukan hanya soal tanah dan alam tapi juga waktu adalah milik Allah. Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk beribadah, beristirahat, merayakan. hidup umat Allah harus selalu terhubung dengan kalender Allah, bukan hanya kalender ekonomi atau politik.

ü Allah peduli pada kelestarian ciptaan, dan manusia dipanggil menjaga keseimbangan ekologis.

ü Kita mesti percaya dan bergantung penuh kepada pemeliharaan Allah, bukan pada usaha sendiri atau produktivitas ekonomi. Tuhan sanggup mencukupi hidup kita. Jangan sampai kita diperbudak oleh ketakutan akan masa depan, tapi hiduplah dengan iman dan ucapan syukur.

ü Dalam Yesus ada pembebasan dan pemulihan sejati dari dosa. Kita menantikan pembebasan dan pemulihan kekal melalui hidup kekal dalam Yesus. 

 

Penutup:

Tahun pembebasan dalam Imamat 25 bukan sekadar aturan hukum bagi bangsa Israel, tetapi juga gambaran besar tentang karya Allah bagi umat-Nya. Melalui Yesus Kristus, tahun rahmat Tuhan telah datang! Kita dibebaskan dari dosa, diberikan hidup yang baru, dan dipanggil untuk membawa kabar pembebasan itu bagi orang lain. Mari kita hidupi kebebasan itu dengan iman, syukur, dan kasih. Jangan lagi diperbudak oleh dosa atau kekuatiran dunia, tetapi hiduplah sebagai orang yang merdeka dalam Kristus. Amin

 

Metode sesuai Buku Manna: Aktivitas

 

Aktivitas/Games: "“Puzzle Pumulihan"

Alat: puzzle bergambar keluarga yang utuh atau ladang yang subur.

Peserta susun kembali sampai utuh simbol bahwa Tahun Yobel memulihkan apa yang hancur.

 

Aktivitas/Games: “Angka Sabat”

Alat: Buat angka 1 sampai 7 di kertas yang digulung. Angka 1 sampai 6 berisi perintah yang harus dilakukan misalnya: Menyanyi, Pantomim, Membuat pantun, Menyanyi dengan Gerakan (perintah bisa dikreasikan sekreatif mungkin).

Proses:

ü Peserta dibagi dalam kelompok

ü Setiap kelompok memilih kertas tanpa melihat angka (angka ditutup)

ü Bila kelompok beroleh angka 1-6 maka dipersilahkan melakukan perintah

ü Bila kelompok mendapatkan angka 7 yakni angka Sabat maka kelompok berdiam dan berdoa - bersyukur

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: TAHUN PEMBEBASAN (Imamat 25:1-22)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

YANG PALING BARU

RANCANGAN KHOTBAH: TAHUN PEMBEBASAN (Imamat 25:1-22)

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed