KHOTBAH 2: KONSEKUENSI DARI SUATU PILIHAN (2 Tawarikh 7:11-22)
Tema kita: Konsekuensi dari suatu pilihan. Konsekuensi artinya akibat, dampak, pengaruh dari sebuah pilihan yang kita buat. Setiap hari kita diperhadapkan dengan pilihan mulai dari pilihan mau masak apa atau mau makan apa hari ini? Hujan seperti ini mau ke gereja atau tetap tidur? Setiap pilihan punya konsekuensi, begitupun soal hidup beriman dengan Tuhan. Pilihan kita dapat membawa dampak besar bagi pribadi kita, keluarga, bahkan generasi setelah kita. Alkitab sudah memberi contoh tentang itu. Adam dan Hawa memilih memakan buah yang terlarang, konsekuensinya kejatuhan ke dalam dosa. Nuh memilih untuk taat membangun bahtera, akibatnya seisi keluarga selamat dari air bah. Abraham memilih untuk percaya pada janji Tuhan, dampaknya keturunannya diberkati. Dalam 2 Tawarikh 7:11–22, setelah pembangunan Bait Allah selesai. Tuhan memberikan janji berkat, tetapi juga peringatan ada konsekuensi dari setiap pilihan. Memilih taat berarti berkat, tidak taat berarti kehancuran.
Salomo telah menyelesaikan rumah Tuhan dan istananya sendiri. Segala sesuatu yang direncanakan di hati Salomo berhasil. Tuhan menepati janji-Nya kepada Daud. Tuhan berkenan kepada Bait Allah yang dibangun itu dan menjadikannya rumah persembahan. Tapi keberhasilan itu bukan berarti semuanya akan baik – baik saja selamanya. Hanya jika Salomo bersama umat Israel setia di dalam Tuhan maka hidup mereka diberkati. Israel diingatkan tentang siapa Tuhan itu? Tuhan itu sumber berkat. Tuhan itu pegang kendali atas semua yang terjadi. Tuhan dapat membuat langit tertutup, belalang memakan hasil bumi, dan penyakit datang menimpa umat. Tapi Tuhan juga penuh kasih, siapa yang datang dalam kerendahan hati, pertobatan, maka Tuhan akan memulihkan. Kuncinya adalah pilihan: apakah umat akan merendahkan diri dan berbalik kepada Tuhan, atau tetap keras hati dan berjalan di jalan mereka sendiri? Tuhan menjanjikan bahwa mata dan hati-Nya akan ada di dalam baitNya, apakah hati kita juga selalu merindukan bait Tuhan, persekutuan dengan Tuhan, apakah kita juga setia berjumpa dengan Tuhan? Ataukah hari minggu tanjung dan pasar lebih rame daripada gereja? Firman Tuhan bukan mainan, kata – kata Tuhan bukan hanya gertakan. Salomo yang awalnya setia memilih hikmat dan bukan kekayaan ia diberkati. Tetapi ketika Salomo menyimpang dalam penyembahan berhala karena pengaruh dari isteri – isterinya dan gundik – gundiknya. Salomo punya 700 istri dan 300 gundik. Bait Allah yang megah itu menjadi reruntuhan, dan bangsa itu dicabut dari tanah yang dijanjikan. Kerajaan Israel terpecah dan bahkan sesudah itu konsekuensi memilih meninggalkan Tuhan membuat Israel dikalahkan Asyur dan Yehuda dibuang ke Babel. Lihatlah, konsekuensi tidak setia hanya menuai kehancuran tapi kalau setia membuka pintu berkat.
Tiap hari kita juga punya pilihan, untuk taat atau tidak, tekun berdoa atau mengabaikan Tuhan, setia dalam persekutuan atau sibuk dengan urusan pribadi, hidup jujur atau kompromi dengan dosa, bersyukur atau bersungut. Tuhan mengenal hati yang mau setia melayani, yang setia pikul salib. Jika kita memilih untuk setia, Tuhan berjanji mendengar, mengampuni, dan memulihkan. Namun jika kita memilih untuk berpaling, konsekuensinya juga ada. Hidup adalah pilihan jangan salah memilih. Karena satu pilihan dapat menentukan arah hidup kita: berkat atau penyesalan. Pilihlah setia — karena di dalam kesetiaan, Tuhan memulihkan segalanya. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan Memberkati.
Belum ada Komentar untuk "KHOTBAH 2: KONSEKUENSI DARI SUATU PILIHAN (2 Tawarikh 7:11-22)"
Posting Komentar
Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.