RANCANGAN KHOTBAH: YESUS GEMBALA YANG BAIK, PEMIMPIN YANG MENGASIHI (Yohanes 10:1-21)

Gagasan Utama:

Yesus adalah Gembala yang baik dan pemimpin yang mengasihi.

 

Tujuan yang akan dicapai:

Agar jemaat menjalani hidup dalam percaya pada tuntunan dan pemeliharaan Yesus sang Gembala baik.

 

Konteks saat itu:

Injil Yohanes ditulis untuk menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dan bahwa dengan percaya kepada-Nya, orang memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 20:31). Pasal 10 berada dalam rangkaian panjang yang menunjukkan pertentangan antara Yesus dan para pemimpin agama Yahudi, terutama mengenai siapa sebenarnya Yesus itu. Yesus berbicara tentang gembala yang baik untuk menggambarkan diri-Nya sebagai pemimpin sejati, berlawanan dengan para pemimpin agama Yahudi yang bertindak seperti “pencuri dan perampok” (10:1). Dengan demikian, Yohanes 10 bukanlah perumpamaan yang berdiri sendiri, tetapi respons Yesus terhadap penolakan para pemimpin Yahudi terhadap-Nya di Yohanes 9. Gambaran gembala dan kawanan domba sangat akrab bagi orang Yahudi. Gembala berjalan di depan domba - domba, bukan di belakang—simbol kepemimpinan berdasarkan kasih. Yohanes 10:1–21 adalah pengajaran Yesus tentang kepemimpinan yang sejati dan kasih yang rela berkorban. Yesus menegaskan bahwa Dialah Gembala sejati, berbeda dari pemimpin-pemimpin palsu yang hanya mengejar kehormatan dan kekuasaan.

 

Kaitan dengan PL:

Kaitan Yohanes 10:1–21 dengan Perjanjian Lama sangat kuat, karena Yesus menggunakan gambaran “gembala”, sebuah simbol yang sangat dikenal dalam tradisi Israel. Melalui bagian ini, Yesus memperlihatkan bahwa Ia adalah penggenapan dari janji-janji dan nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang Allah sebagai Gembala dan tentang pemimpin sejati umat Allah.

 

Penjelasan Teks:

Ayat 1-6: Yesus, Gembala yang mengenal domba - domba

Yesus memulai dengan perumpamaan tentang kandang domba. Ada pencuri dan perampok yang datang bukan melalui pintu, tetapi dengan cara curang. Sebaliknya, gembala yang sejati masuk melalui pintu, dan pintu itu dibukakan oleh penjaga. Domba-domba mengenal suaranya, dan ia memanggil mereka satu per satu menurut namanya. Gembala mengenal setiap dombanya, bukan sekadar jumlahnya. Ia tahu karakter, kebutuhan, bahkan luka-luka yang ada pada domba itu. Relasi antara Gembala dan domba: bukan hubungan formal, melainkan hubungan kasih yang intim.

 

Ayat 7-10: Yesus, Pintu bagi domba - domba

Setelah mendengar bahwa para pendengar-Nya tidak mengerti perumpamaan itu, Yesus menjelaskan lebih lanjut: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” (ay. 9) Dalam budaya Timur Tengah, seorang gembala sering berbaring di depan pintu kandang di malam hari. Tidak ada domba yang bisa keluar, dan tidak ada serigala yang bisa masuk tanpa melewati dia. Dengan kata lain, gembala itu sendiri menjadi “pintu”. Yesus menjadi satu-satunya jalan menuju keselamatan. Pencuri di sini menggambarkan pemimpin-pemimpin palsu—mereka yang memanfaatkan umat untuk keuntungan sendiri. Tetapi Yesus datang untuk memberi hidup, bukan mengambilnya.

 

Ayat 11-15: Yesus, Gembala baik yang rela berkorban

Inilah inti dari seluruh bagian ini. Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (ay. 11). Kata “memberikan nyawanya” menunjukkan kasih yang aktif dan total. Yesus bukan hanya berkata bahwa Ia mengasihi kita, tetapi Ia membuktikannya di kayu salib. Berbeda dengan “orang upahan” yang hanya bekerja demi bayaran dan lari ketika bahaya datang. Di salib, Yesus menjadi perisai yang menanggung serangan maut agar kita selamat. Itulah kepemimpinan sejati—bukan dilayani, tetapi melayani; bukan menuntut kesetiaan, tetapi memberikan diri terlebih dahulu.

 

Ayat 16-18: Yesus, Gembala untuk semua domba

Yesus berkata, “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; mereka juga harus Kutuntun.” Ini adalah nubuatan tentang bangsa-bangsa lain—bahwa keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk kita semua dari berbagai bangsa dan latar belakang. Yesus ingin ada satu kawanan dengan satu Gembala.

 

Ayat 19-21: Respons terhadap Gembala yang baik

Ketika Yesus menyampaikan kebenaran ini, reaksi orang banyak terbelah. Ada yang berkata Ia kerasukan setan, dan ada pula yang berkata, “Itu bukan perkataan orang kerasukan setan! Dapatkah setan membuat mata orang buta melek?” (ay. 21)

Percaya dam mempercayakan hidup kepada Gembala adalah pilihan dan keputusan hidup.  Kasih-Nya terbuka bagi semua, tetapi tidak semua mau mengikuti suara-Nya.

 

Referensi lain dalam Alkitab:

Mazmur 23:1-4 – “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”

1 Petrus 5:4 – “Apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan.”

1 Yohanes 3:16 – “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus: Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.”

 

Ilustrasi:

ü Di Timur Tengah, beberapa kawanan domba sering digembalakan bersama di satu padang. Namun, ketika saatnya pulang, setiap gembala hanya perlu bersiul atau memanggil dengan suara khasnya. Domba-domba mereka segera keluar dari kerumunan dan mengikuti suara yang mereka kenal, walau ada banyak gembala lain di tempat itu. Begitu juga dengan umat Tuhan — kita mengenal suara Yesus di tengah banyak suara dunia yang menyesatkan. Kita tahu siapa yang memanggil kita dengan kasih, bukan dengan tipu daya.

ü Kita sering bergantung pada GPS untuk menemukan arah. Namun, jika kita tidak memperbarui aplikasinya, arah yang diberikan bisa salah. Begitu pula dengan hidup rohani: kita harus terus mendengar dan memperbarui hati kita melalui suara Sang Gembala, bukan mengikuti “suara dunia” yang kadang menyesatkan. Suara Yesus adalah panduan yang pasti. Ia menuntun kita ke jalan keselamatan dan kehidupan.

 

Aplikasi:

ü Yesus adalah Gembala yang sejati, pemimpin yang penuh kasih, rela berkorban, dan mengenal umat-Nya secara pribadi. Yesus mengenal kita secara pribadi—nama kita, pergumulan kita, dan isi hati kita. Sebagai orang percaya, kita tidak berjalan sendirian. Dunia mungkin tidak memahami kita, tetapi Yesus mengenal kita. Ia tahu ketika kita takut, lelah, atau tersesat. Suara-Nya berbicara melalui firman dan Roh Kudus, memanggil kita untuk kembali ke jalan yang benar. Apakah kita masih peka mendengarkan suara Gembala yang baik itu?

ü Keselamatan hanya melalui Yesus. Yesus adalah pintu dan jalan satu-satunya menuju kehidupan kekal. Yesus adalah satu-satunya jalan kepada Bapa. Tidak ada keselamatan di luar Yesus. Namun lebih dari sekadar keselamatan kekal, Yesus ingin kita mengalami kehidupan yang berlimpah yakni hidup dalam damai, sukacita, dan kasih yang sejati. Sebagai umat Tuhan, kita diajak untuk hidup dalam perlindungan-Nya, tidak mencari “jalan pintas” lain di luar kebenaran firman.

ü Kepemimpinan sejati ditandai oleh kasih dan pengorbanan, bukan kekuasaan atau kepentingan diri.

ü Kasih Yesus melampaui batas-batas suku, ras, atau golongan. Gereja dipanggil untuk mencerminkan kasih universal itu—menjangkau yang terpinggirkan, mengasihi yang berbeda, dan menjadi satu tubuh di bawah Gembala yang sama. Dalam dunia yang terpecah karena kebencian, Yesus mempersatukan kita melalui kasih dan pengorbanan-Nya.

 

Penutup:

Sebagai murid-murid Kristus, kita dipanggil meneladani kepemimpinan Yesus; menjadi gembala kecil di tempat kita masing-masing—bagi keluarga, teman, rekan kerja, atau jemaat kita. Marilah percaya tuntunan sang Gembala. Ia tidak hanya menuntun dari depan, tetapi berjalan bersama di tengah kawanan domba-Nya. Biarlah kita semua hidup dalam kasih dan perlindungan Gembala yang baik, serta menjadi pemimpin yang mencerminkan hati-Nya di dunia ini.Amin

 

Usulan Untuk Ibadah Rayon dan Unsur:

Metode sesuai Buku Manna: PA

 

Aktivitas/Games: "Siapa Gembalaku"

Tujuan: Menolong peserta merenungkan hubungan pribadi dengan Yesus.

Proses:

ü Bagikan kertas bertuliskan pertanyaan:

a.  Bagaimana aku mendengar suara Yesus dalam hidupku?

b.  Kapan aku merasa dijaga oleh Tuhan?

c.   Apa yang bisa aku lakukan untuk lebih setia mengikuti Gembala yang Baik?

ü Peserta menulis jawaban dan menyampaikan hasil

ü Tutup dengan doa bersama, menyerahkan hidup untuk terus dituntun oleh Yesus.

 

Aktivitas/Games: “Diskusi: Bangun Kandang Gembala”

Tujuan: Menumbuhkan kebersamaan dan pengertian bahwa Yesus mengumpulkan umat-Nya dalam kasih dan persatuan.

Alat: Sedotan, stik es krim, atau balok kayu kecil, lem, kertas

Proses:

ü Tiap kelompok diberi bahan untuk membuat “kandang domba” kecil dalam waktu tertentu.

ü Setelah jadi, setiap kelompok menulis di dinding kandangnya atau pada kertas: nilai-nilai yang mau dibangun untuk menjaga komunitas Kristen.

Makna rohani: Sebagai domba Yesus, kita dipanggil untuk hidup dalam komunitas yang penuh kasih, bukan sendirian.

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "RANCANGAN KHOTBAH: YESUS GEMBALA YANG BAIK, PEMIMPIN YANG MENGASIHI (Yohanes 10:1-21)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed