PUJI, SEMBAH DAN SYUKUR HANYA KEPADA TUHAN SELAMANYA (Mazmur 100:1-5)

Umat Tuhan, entah itu bangsa Isreal, maupun kita hari ini yang menjadi umat Tuhan karena iman kepada Yesus Kristus, adalah umat yang senantiasa, beribadah dan bersyukur kepada Tuhan. Bahkan beribadah dan bersyukur kepada Tuhan tidak terbatas untuk umat pilihan dan yang beriman kepada Kristus, melainkan seluruh bumi patut memuliakan Tuhan. Perhatikan ajakan ini: “bersorak-soraklah bagi Tuhan hai segenap bumi” (ayat1). Segenap bumi, jadi seluruh ciptaan, patut memuliakan Tuhan. Karena itu, ajakan “datanglah ke hadapan-Nya”, bukan sebuah basa-basi keagamaan, melainkan prinsip hidup umat. Umat Tuhan senantiasa harus ada di hadapan Tuhan, bukan karena terpaksa, melainkan “dengan sorak-sorai” dan dalam sukacita.

 

Ada alasan yang mendasar, mengapa umat Tuhan, bahkan segennap bangsa, harus ada di hadappan Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Sebab, “ketahuilah bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan milik Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (ayat 3). Sebagai yang diciptakan Tuhan, dan yang menjadi milik-Nya, tidak ada alasan untuk absen di hadapan Tuhan. Penting ada di hadapan Tuhan, bukan karena semata-mata umat itu milik-Nya, tetapi umat itu disebut sebagai “domba gembalaan-Nya”, yang dijaga hidupnya dari berbagai ancaman kebinasaan dan dituntun untuk senantiasa ada dalam kebenaran.

 

Ini pelajaran penting bagi orang Kristen, dan secara khusus bagi warga GKI di tanah Papua. Penting bagi warga GKI, karena hakikat kepemilikan Tuhan atas warga GKI dinyatakan dalam pengakuan gereja ini, bahwa “Yesus Kristus adalah Tuhan dan Kepala yang memelihara dan memerintah dengan Firman dan Roh-Nya (Tata Gereja, Bab I, pasal 1:2). Yesuslah yang menjadi Tuhan, dan yang memimpin serta menjaga GKI dan warganya. Inilah tugas kegembalaan Tuhan atas umat-Nya, karena itu warga GKI harus selalu ada di hadapan Tuhan, agar senantiasa mengalami pemeliharaan Tuhan. Jauh dari hadapan Tuhan warga GKI tidak akan mengalami keselamatan Tuhan, justru sebaliknya, yaitu kebinasaan. Satu abad yang lalu domine I.S, Kijne sudah mengingatkan bangsa Papua, siapa yang setia, jujur dan dengar-dengaran pada Injil, maka akan berjalan dari tanda heran satu kepada tanda heran yang lain. GKI tanggal 26 Oktober 2025 telah 69 tahun berjalan di dalam Tuhan, kiranya pengalaman di dalam Tuhan ini semakin mendorong warga GKI untuk berkomitmen selalu ada di hadapan Tuhan, sang Kepala gereja ini. Kita bukan hanya merayakan 69 tahun GKI, tetapi juga dapat memperingati dan merayakan satu abad peradaban bangsa Papua (25 Oktober 1925 – 25 Oktober 2025). Dan dalam 100 tahun ini benar-benar Tuhan menjaga bangsa ini, sehingga sekalipun banyak hal yang mengecewakan dan membuat bangsa Papua menyesal, tetapi sang kepala Gereja ini tetap memimpin dan memelihara bangsa Papua untuk bisa melanjutkan perjalanan pada satu abad yang kedua. Ini adalah fakta historis yang menyatakan bahwa Tuhan itu baik dan sangat baik untuk bangsa Papua. Oleh sebab itu, biarlah kita berkomitmen untuk setia ada di hadapan Tuhan dalam 100 tahun kedua peradaban bangsa Papua, yang kita mulai jalani tepat ketika GKI merayakan 69 tahun. Marilah dalam abad kedua ini, kita terus ada di hadapan Tuhan, dan membangun Papua dengan setia, jujur dan dengar-dengar akan Injil. Satu abad yang lalu kita gagal ada di hadapan Tuhan, sehingga tidak setia, jujur dan dengar-dengar akan Injil. Jangan ulangi lagi pengalaman yang pahit di abad yang lalu itu, kalau bangsa ini tidak ingin lebih hancur lagi.

 

Mengapa kita harus berkomitmen untuk senantiasa ada di hadapan Tuhan, beribadah dan memuliakan Dia? “Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lama-Nya, dan kebenaran-Nya tetap turun-temurun”(ayat 5). Satu abad yang lalu bangsa Papua telah mengalami kasih setia Tuhan, dan di abad kedua ini kasih setia Tuhan tetap ada bersama bangsa Papua, sebab “kasih setia-Nya untuk selama-lamanya”.  Juga ada kebenaran yang terus-menerus harus dipegang oleh bangsa Papua, yaitu “Dialah yang menjadikan kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (ayat 3). Bangsa Papua turun-temurun adalah milik Tuhan, bangsa Papua turun-temurun adalah umat Tuhan, bangsa Papua turun temurun adalah kawanan domba gembalaan Tuhan. Oleh sebab itu, jangan ragu dan takut masuki abad kedua peradaban Papua, sebab bangsa Papua adalah milik Tuhan, umat Tuhan, dan domba Tuhan yang selalu dipelihara dan dituntun-Nya. Ini kebenaran yang seorangpun tidak dapat menyangkalnya. Ini kebenaran yang tetap dan turun-temurun berlaku untuk bangsa Papua. Hai bangsa Papua, bangkitlah dari kegagalan di abad yang lalu, dan bangunlah negeri ini dalam kekuatan Injil. Jangan lagi andalkan kekuatan dan kepentingan politik, sebab ini bukan kehendak Tuhan, kata Kijne. Bangsa Papua adalah milik Tuhan, umat Tuhan dan domba Tuhan, karena itu harus dibangun di dalam kekuatan Tuhan, inilah yang menjadi kehendak Tuhan bagi bangsa ini. Mari kita tinggalkan bulan Oktober ini, bulan sukacita GKI dan bulan peradaban bangsa Papua dengan tekat iman yang baru, dan menjalani kehidupan dalam abad kedua peradaban Papua dengan senatiasa ada di hadapan Tuhan, beribadah kepada-Nya, dan bersyukur sebab kasih setia Tuhan bagi bangsa ini ada untuk selama-lamanya. Amin! (Penulis: Pdt. DR. Sostenes Sumihe, M. Th)

 

 

 

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "PUJI, SEMBAH DAN SYUKUR HANYA KEPADA TUHAN SELAMANYA (Mazmur 100:1-5)"

Posting Komentar

Hai, sahabat DEAR PELANGI ... silahkan memberi komentar sesuai topik dengan bahasa yang sopan.

ABOUT ME

Foto saya
Sorong, Papua Barat Daya, Indonesia
Menemukan PELANGI dalam hidup sendiri dan menjadi PELANGI di langit hidup sesama. Like and Subscribe my youtube channel: DEAR PELANGI CHANNEL

Iklan

Display

Inarticle

Infeed